Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Salah satu kebiasaan buruk yang dimiliki sebagian orang adalah membeli baju dan membuangnya ketika sudah merasa bosan. Padahal, hal ini tidak bersifat ramah lingkungan dan berpotensi menambah jumlah limbah fashion yang sudah menggunung tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara itu, Wintour mengatakan akan lebih menguntungkan bagi konsumen untuk menjaga pakaian yang telah dibeli dan memberikannya kepada orang lain. Ia berpendapat, ini lebih baik untuk dilakukan, daripada membuang baju yang baru sebentar digunakan.
"Saya rasa, bagi kita semua, artinya adalah lebih memperhatikan karya dan kreativitas, bukannya menganggap baju sebagai hal yang bisa segera dibuang atau sesuatu yang akan segera disingkirkan setelah sekali dipakai," tuturnya, seperti dikutip Reuters.
"(Ini adalah mengenai) penyampaian kepada audiens dan pembaca, soal menyimpan pakaian dan terus menghargai apa yang Anda punya, apa yang Anda pakai. Mungkin, ini nantinya bisa dilanjutkan dengan memberikan pakaian itu kepada anak Anda atau dengan cara lainnya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang disampaikan oleh Anna Wintour seolah selaras dengan program yang baru saja diikuti oleh Conde Nast--media yang dipimpin oleh Anna Wintour selaku artistic director-nya. Menurut laporan The Independent, pekan lalu, Conde Nast baru saja menjadi media pertama yang bergabung dalam Fashion Industry Charter for Climate Action, sebuah komitmen PBB (UN) di bidang lingkungan.
Bergabungnya Conde Nast disambut baik oleh pihak UN. Patricia Espinosa, sekretaris eksekutif UN Climate Change, mengatakan bahwa keterlibatan Conde Nast akan banyak membantu gerakan komitmen tersebut.
"Sebagai sebuah perusahaan media global, keterlibatan mereka akan sangat berarti dalam menyebarluaskan informasi mengenai upaya sustainabilitas dan pencapaian dari industri fashion, juga memberikan informasi kepada dunia mengenai perlunya tindakan penanggulangan lingkungan yang lebih luas dan cepat," sebut Espinosa, seperti dikutip dalam laman resmi United Nations Climate Change.
Sebagai bagian dari komitmen ini, Conde Nast pun akan melakukan beberapa kegiatan, seperti mendorong konsumen untuk menggunakan kembali pakaian mereka dan mendukung konsep sustainable fashion. Hal ini akan dilakukan melalui seluruh lini medianya, termasuk majalah Vogue, GQ, Wired, dan AD.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam beberapa tahun belakangan, gerakan sustainable fashion memang tengah digalakkan di industri mode internasional. Berbagai pelaku mode telah memulai langkah untuk mengurangi limbah fashion dan menjalankan praktik usaha yang lebih etis bagi pekerja sekaligus berkelanjutan. Selain perusahaan media seperti Conde Nast yang digalakkan oleh Anna Wintour , berbagai perusahan fashion, mulai dari bisnis fast fashion seperti Zara hingga luxury fashion seperti Prada, juga mulai menerapkan konsep ini dalam usahanya.