Apa Itu Haus Validasi dalam Bahasa Gaul dan Alasan di Baliknya

10 Februari 2025 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mencari validasi di media sosial. Foto: Dinda Faradiba/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mencari validasi di media sosial. Foto: Dinda Faradiba/kumparan
ADVERTISEMENT
Haus validasi adalah frasa yang berkaitan dengan aktualisasi diri seseorang. Istilah ini menjadi viral karena aktualisasi diri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri setiap orang, terutama di era media sosial seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Bagi yang belum tahu, aktualisasi diri adalah konsep yang diusung Abraham Maslow ketika memperkenalkan “hierarki kebutuhan”. Aktualisasi diri merupakan keinginan manusia untuk mengembangkan potensinya dan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Dari definisi sederhana itu, bisa disimpulkan bahwa aktualisasi diri sebenarnya hal yang positif. Namun, kadang kala, orang-orang jadi haus validasi atau pengakuan dari orang lain ketika mencoba mengaktualisasikan dirinya di media sosial. Namun, sebenarnya apa itu haus validasi?

Apa Itu Haus Validasi?

Ilustrasi mencari validasi di media sosial. Foto: fizkes/Shutterstock
Merujuk pada Oxford Dictionary, validasi adalah pengakuan atau penegasan bahwa perasaan maupun pendapat seseorang itu valid atau berharga. Dengan demikian, haus validasi bisa diartikan sebagai keinginan untuk terus mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Dalam laman Let’s Talk about Mental Health dijelaskan bahwa pada dasarnya manusia memang memiliki kebutuhan untuk dilihat, didengar, dan dipahami. Nah, validasi memenuhi seluruh kebutuhan itu, makanya banyak yang akhirnya secara tidak sadar menjadi haus validasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ketika seseorang mengunggah foto prestasinya di media sosial sebagai bentuk aktualisasi diri. Kemudian dia mendapatkan komentar positif dan likes dari followers-nya. Hal ini membuatnya senang karena merasa menerima validasi dari orang lain.
Merasa senang saat mendapatkan validasi adalah hal yang wajar. Namun, jika orang tersebut akhirnya terus-menerus mengunggah foto demi likes, lalu merasa stres apabila tidak mendapatkan “validasi” yang diinginkan, bisa jadi dia termasuk kategori orang yang haus validasi.

Kenapa Orang Butuh Validasi dari Orang Lain?

Ilustrasi mendapatkan validasi dari orang lain. Foto: Nattakorn_Maneerat/Shutterstock
Dalam laman Psych Central, dijelaskan bahwa orang yang haus validasi biasanya disebabkan oleh dua hal. Apa saja?

1. Rendah Diri

Orang yang haus validasi biasanya karena merasa rendah diri, sehingga ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. Hal tersebut dijelaskan Timothy Jeider, seorang psikiater di Nevada Mental Health.
ADVERTISEMENT
“Kita menggunakan pengakuan (orang lain) untuk mendukung nilai diri kita. Persetujuan itu memvalidasi kita,” kata Jeider. “Ketika self-esteem internal kita gagal, entah karena tidak pernah dibangun dengan baik, penyakit mental, atau hanya mengalami hari yang buruk, saat itulah kita beralih ke validasi.”
Self-esteem yang rendah dapat disebabkan oleh trauma di masa kecil, hubungan keluarga yang tidak aman dan nyaman, atau masalah eksternal lainnya yang memengaruhi kesehatan mental.

2. Pengalaman di Masa Kecil

Masa kecil kerap menjadi penyebab utama seseorang mencari validasi di usia dewasa. Menurut Jeider, “Berhasil menjalani perkembangan di masa kecil biasanya memberikan rasa kepercayaan diri dan nilai (diri) yang kuat.”
Ketika seorang anak berulang kali diberi validasi, mereka akan menganggap dirinya bernilai. Akhirnya, mereka jadi percaya diri dan tidak membutuhkan validasi dari orang lain lagi.
ADVERTISEMENT
Shana Feibel, seorang psikiater di The Lindner Center of Hope dan University of Cincinnati, juga setuju bahwa pengalaman masa kecil dapat memengaruhi keinginan seseorang untuk mencari validasi.
Feibel menambahkan bahwa perundungan, tumbuh besar dalam keluarga yang saling mengabaikan, dan segala bentuk pelecehan di masa kecil, dapat membuat seseorang menjadi haus validasi saat dewasa.