Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Setelah disuguhi aspirasi mimpi di New York dan ide-ide liar dari London, insan mode berhadapan dengan Milan Fashion Week . Pekan mode Spring/Summer 2025 yang berlangsung awal September 2024 ini dipenuhi oleh kekuatan rumah-rumah modenya dalam membawa cita rasa Italia lewat penafsiran masing-masing.
ADVERTISEMENT
Duo rumah mode Prada , Miuccia Prada dan Raf Simons memetakan keserampangan algoritma dalam karya kaos nan indah. Fendi merayakan 100 tahunnya dengan romantisme yang modern. Sementara itu Bottega Veneta membalikkan waktu, menyulap orang dewasa ke masa kanak-kanak.
Berikut tampilan memukau di Milan Fashion Week 2024.
Prada yang Inggil
Miuccia Prada merupakan desainer papan atas yang sangat dihormati insan mode. Ditambah dengan kehadiran Raf Simons di sisi kreatif, rumah mode Prada menyatukan dua kekuatan mode yang sulit ditandingi di pekan mode Milan. Di tiap pergelaran, koleksinya menantang hadirin untuk berpikir. Tak terkecuali karya musim semi/panas 2025 ini.
Keserampangan dan ketidakpastian dalam hidup menjadi inspirasi, alogaritme adalah keseharian bagi pemegang telepon genggam. Prada menurunkan garis pinggang ke tengah pinggul. Ada kacamata berbentuk mata serangga, topi ember bolong-bolong, gaun berhias bulu sayap, kesemuanya dibuat bentrok, tak ada keseragaman. Mereka ingin bicara tentang individualitas, yang rupanya akan semakin kentara di masa depan.
ADVERTISEMENT
Bottega Veneta di Dunia Anak
Bayangkan pejalan kaki pada umumnya, hilir mudik di jalan sambil menggenggam serangkai bunga, menenteng ransel bocah atau menjinjing kantong plastik. Hanya dandanan mereka yang berbeda. Perempuan dengan bawahan separuh rok, separuh celana panjang. Setelan jas yang kebesaran, rompi-rompi di luar proporsi.
Matthieu Blazy terpelanting ke ingatan di mana ia masih kanak-kanak dan memandang betapa hebatnya pakaian orang dewasa. Tak hanya anak kecil yang bisa bermain baju-bajuan. Di musim ini ia ingin pecinta mode bersenang-senang dengan dandanan, membuka imajinasi lama, dan mengenakannya dalam sehari-hari.
Romantisme Fendi
Rumah mode Fendi tahun depan akan merayakan ulang tahunnya yang ke 100. Direktur kreatif Kim Jones mengawali perayaan dengan romantisme yang diambil dari era 1920. Pinggul bersiluet lurus yang membebaskan dan motif art deco menjadi siaran utama.
Namun begitu, imajinasinya lebih dekat pada kepraktisan hidup perempuan masa kini. Lapisan padanan yang tipis serta kaftan bertemu dengan tas-tas besar, mengingatkan pemirsa bahwa seratus tahun yang lalu, rumah mode ini berawal menjual produk-produk kulit.
ADVERTISEMENT
Bally dan Dadaisme
Direktur kreatif Simone Bellotti mengambil gerakan Dadaisme yang muncul di Zurich awal abad 20 sebagai inspirasi untuk koleksi Balli S/S 2025. Kerah belakang leher dibuat lebih tinggi seperti singgasana, pinggul peplum melebar berlebihan. Fitur-fitur lengan bundar, permainan pinggul, lipatan dan kelopak, hadir hampir di tiap tampilan.
Label Bally yang terkenal dengan lini sepatunya ini bertekad menawarkan panggung yang dramatis. Sepatu Mary Jane dengan taburan logam dan brogues klasik menemani pergelaran yang memikat ini.
Keagungan Kasual Gucci
Casual Grandeur menjadi mantra bagi Sabato de Sarno dalam mengolah era 1960an ke dalam koleksi musim semi/panas 2025. Pendekatan ini menjelma ke dalam scarf penutup kepala, pakaian pesta berkilauan payet, kerah lebar, renda dan motif-motif kekang kuda yang menjadi simbol rumah mode ini.
Tas Bamboo Gucci yang lahir pada 1947 lalu menjadi pemeran utama, mendapat kesegaran baru lewat berbagai variasi. Sang desainer tidak lupa bahwa kenangan banyak orang tentang Gucci adalah tampilan jet set para penggemarnya yang tak sungkan menikmati hal-hal yang terbaik dalam hidup.
ADVERTISEMENT