Asal Usul Tradisi Baju Pengantin Berwarna Putih

25 Agustus 2019 13:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaun Pengantin Royal Wedding Foto: Instagram @princess.diana.forever, Getty Images, NEIL HALL/REUTERS, REUTERS/Toby Melville
zoom-in-whitePerbesar
Gaun Pengantin Royal Wedding Foto: Instagram @princess.diana.forever, Getty Images, NEIL HALL/REUTERS, REUTERS/Toby Melville
ADVERTISEMENT
Jika berbicara soal baju pengantin perempuan, satu hal yang otomatis tersirat di pikiran mungkin adalah gambaran sebuah gaun atau kebaya dengan warna putih yang ditambah aksen-aksen brokat yang menawan. Benar, warna putih seolah menjadi warna 'universal' untuk sebuah baju pernikahan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, warna putih di hari pernikahan amatlah erat dengan prosesi keaagamaan. Contohnya, prosesi akad untuk agama Islam, dan pemberkatan di agama Kristen, yang seringkali identik dengan pemandangan para mempelai dalam balutan busana kebaya atau gaun berwarna putih. Sementara untuk prosesi adat, pengantin biasanya mengenakan busana yang sesuai dengan adat masing-masing, yang warnanya seringkali bukan berwarna putih.
Kebaya pernikahan karya Andhita Siswandi untuk Tasya Kamila. Foto: Dok, Bridestory
Secara tak langsung, penggunaan busana putih di acara pernikahan dengan prosesi agama pun seolah jadi tradisi tak tertulis yang mengharuskan si mempelai perempuan untuk menggunakan gaun atau kebaya warna putih tersebut. Bahkan, beberapa dari kita mungkin menganggap bahwa gaun putih di hari pernikahan adalah sebuah keharusan.
Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya 'tradisi' mengenakan gaun berwarna putih di hari pernikahan ini merupakan tren yang dipopulerkan oleh Ratu Inggris, Ratu Victoria? Mari simak sejarahnya.
ADVERTISEMENT
Dipopulerkan oleh Ratu Victoria, Ratu Inggris pada tahun 1837-1901
Lukisan hari pernikahan Ratu Victoria dengan Pangeran Albert Foto: Wikimedia Commons
Dikutip Vogue, tren mengenakan gaun putih di hari pernikahan sebenarnya dipelopori oleh Ratu Victoria pada abad pertengahan ke-19, tepatnya ketika ia menikah dengan Pangeran Albert (10 Februari 1840). Sejak saat itu, di seluruh dunia, warna putih menjadi kelaziman dalam upacara pernikahan, termasuk di Indonesia hingga saat ini.
Semasa hidupnya, Ratu Victoria mempopulerkan dua tren mode yang kuat, yakni, baju hitam pekat untuk berkabung, dan warna putih untuk tampilan gaun pengantin. Sebelum Ratu Victoria, pengantin dari keluarga bangsawan biasanya mengenakan gaun-gaun mewah dalam berbagai warna. Merah salah satu yang paling populer karena dianggap mewah. Dan untuk putih sendiri, biasanya dipakai oleh perempuan yang sedang dalam peradilan.
ADVERTISEMENT
Di hari pernikahannya, Ratu Victoria memang berniat untuk membuat sebuah 'statement' simpel dan beda dari yang lain dalam pilihan busananya. Ia memilih gaun non-tradisional, yang disandingkan dengan mahkota bunga. Gaun itu terbuat dari bahan satin sutra berwarna krem dengan lipatan renda 'Honiton' di bagian leher dan lengan. Bagian pinggang dibuat ramping, dengan detail rok penuh hiasan brokat.
Lukisan hari pernikahan Ratu Victoria. Foto: Wikimedia Commons
Populernya pesta pernikahan Ratu Victoria, membuat banyak pemimpin Eropa mengikuti jejaknya. Gaun putih dinilai eksklusif karena tampak mewah, belum lagi perawatannya yang terbilang sulit. Saat gaun putih semakin populer untuk pernikahan, warna putih pun mendapat simbol dan makna baru, yakni yang menandakan kemurnian, kepolosan, kerjernihan, dan kemewahan. Ditambah, warna putih terlihat lebih menawan dalam tampilan fotografi hitam putih atau sepia pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pada awal kepopulerannya, warna gaun putih pun hanya populer dikenakan oleh bangsawan dan orang-orang kaya saja. Perlu beberapa dekade setelahnya hingga gaun putih menjadi praktik umum bagi kalangan menengah di Eropa dan Amerika Serikat. Sebelumnya, banyak perempuan yang hanya menikah dengan mengenakan pakaian terbaik mereka.
Namun setelah Perang Dunia Kedua berakhir, masyarakat menjadi lebih makmur, dan pakaian menjadi lebih murah untuk diproduksi-- baju pengantin warna putih dengan pesta mewah pun secara otomatis menjadi 'ciri khas' dalam sebuah pesta pernikahan.
Gaun putih semakin populer karena dikenakan oleh tokoh perempuan terkenal
Pernikahan Grace Kelly. Foto: AFP
Tak dapat dipungkiri, potret para tokoh perempuan terkenal dunia dalam balutan gaun pernikahan putih, membuat warna putih seolah jadi keharusan tersendiri dalam pernikahan.
ADVERTISEMENT
Sebut saja, aktris sekaligus Princess Grace Kelly yang menikah dalam balutan gaun brokat satin yang dipenuhi mutiara dan detail tulle; Lalu Putri Diana dengan gaun ikonisnya yang panjang, Kate Middleton dalam busana yang populer hingga saat ini, hingga yang paling terbaru adalah Meghan Markle dengan gaun putih polos yang simpel.
Kate Middleton & Meghan Markle Royal Wedding Foto: Getty Images & NEIL HALL/REUTERS
Kini, penggunaan baju pengantin warna putih bisa dijumpai di berbagai belahan dunia, meski dalam budaya yang berbeda-beda. Di China misalnya, secara tradisional, warna merah menggambarkan keberuntungan dan kemakmuran, namun sekarang, beberapa pengantin China memilih untuk mengenakan gaun putih untuk foto resmi mereka.
Dan di Indonesia, warna putih sudah jadi pemandangan yang familiar dikenakan dalam prosesi upacara agama. Biasanya, pengantin Indonesia memiliki dua sampai tiga gaun untuk tampilan hari pernikahan mereka, dengan gaun putih jadi salah satu di antaranya.
ADVERTISEMENT