Women on Top

Belajar Mencintai Diri Sendiri dengan 5 Cara Ini

31 Januari 2020 19:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prinsip self-love adalah menerima kekurangan  dan kelebihan diri sendiri, sekaligus mencoba untuk menjadi lebih baik. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Prinsip self-love adalah menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri, sekaligus mencoba untuk menjadi lebih baik. Foto: Shutterstock
Secara teori, seharusnya semua orang tahu cara untuk mencintai dirinya sendiri. Apalagi, kita juga dianjurkan untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu, sebelum mencoba mencintai orang lain.
Namun, praktiknya seringkali tidak demikian. Ada begitu banyak orang yang kesulitan mencintai diri sendiri, lantaran terlalu lama berfokus pada hal-hal negatif di dalam diri. Bahkan, sebagian orang kesulitan dalam menerima bentuk tubuhnya sendiri, karena merasa bahwa tubuhnya kurang ideal dan tak sesuai dengan standar kecantikan yang ada. Akibatnya, ia pun menjadi merasa minder dan tidak nyaman.
Padahal, kita tidak perlu merasa demikian. Daripada fokus dengan hal negatif, kita bisa melakukan self-love dan berupaya menerima diri sendiri, sembari berusaha memperbaiki kekurangan ke arah yang lebih baik.
Psikolog klinis Tara de Thouars mengatakan, prinsip self-love sama dengan cara kita mencintai orang lain. Namun, kali ini, energi itu kita pusatkan kepada diri sendiri.
“Kalau orang yang dicintai berbuat salah, pasti akan dimaafkan. Kalau mereka merasa buruk atau kurang, pasti akan kita angkat. Ini adalah konsep yang sama, hanya saja dilakukan kepada diri sendiri,” ujar psikolog yang praktik di RSJ Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta Selatan, saat dihubungi kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
Maka, bagaimanakah caranya agar kita bisa mulai melakukan hal tersebut? Yuk, kita simak beberapa langkah berikut.
Untuk dapat melakukan self-love, kita perlu menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Foto: Argy Pradypta/kumparan

1. Menerima diri apa adanya

Salah satu hal yang penting dilakukan dalam self-love adalah menerima diri sendiri. Seperti dijelaskan oleh Tara, salah satu kunci self-love adalah menerima kekurangan yang ada dan menyadari kelebihan yang dimiliki. Tentunya, ini termasuk dengan menerima kondisi fisik kita, beserta segala kelebihan dan kekurangannya.
"Orang yang punya self-love akan menerima bagian tubuh pemberian Tuhan yang tidak bisa diubah, kemudian menyadari bagian-bagian tubuh lain yang baik, lalu melakukan perawatan untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya sebagai cara mencintai diri sendiri," ungkap Tara.
Maka, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan tubuhnya karena bobot yang dirasa kurang atau berlebih, ia disarankan untuk berusaha mengubah kondisi itu dengan cara yang positif. Misal, dengan berolahraga atau melakukan diet sehat. Selain itu, kita juga bisa mencoba memperbaiki keadaan dengan memilih pakaian yang lebih sesuai dengan siluet tubuh, agar kita bisa jadi semakin percaya diri.

2. Berhenti menyangkal diri sendiri

Untuk bisa menerima diri sendiri, kita juga perlu berhenti melakukan self-denial atau menyangkal diri sendiri. Ini termasuk dengan tidak menyangkal emosi atau keinginan yang sebenarnya kita rasakan.
Tara mencontohkan, salah satu perilaku yang bisa masuk ke dalam kategori ini adalah ketika kita menolak memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, lantaran tidak mau menerima kekurangan yang ada. Misal, ketika kita tidak suka bertubuh gemuk, tapi melakukan denial (penyangkalan) dengan berpikir bahwa kondisi ini tak masalah, selama kita tidak sakit.
“Padahal, dalam hatinya, dia ingin punya tubuh yang lebih sehat,” tutur Tara.
Selain itu, kita juga perlu belajar untuk tidak menyangkal emosi yang ada dalam diri. Time menjelaskan, manusia sebenarnya memiliki dorongan untuk mengekspresikan emosinya. Maka, bila kita berusaha menyangkal atau menutupi emosi ini, kita justru akan mengalami kesulitan. Hal ini bisa memicu timbulnya beberapa masalah, seperti rasa stres berkepanjangan, depresi, gangguan pencernaan, sakit kepala, hingga penyakit jantung.

3. Keluar dari hubungan toxic

Ilustrasi perempuan bahagia. Foto: Shutterstock
Terkadang, mencintai diri sendiri terasa begitu sulit, karena kita sudah terbiasa ‘menghukum’ diri sendiri. Secara tak sadar, kita mungkin mengarah pada tindakan yang menghukum diri, seperti bertahan pada hubungan yang negatif atau toxic relationship. Hubungan seperti ini biasanya cenderung membuat kita merasa selalu memiliki kekurangan, sehingga kita pun rela diperlakukan buruk oleh pasangan atau orang-orang sekitar.
Maka, untuk mengatasi ini, kita sebaiknya berusaha keluar dari hubungan tersebut. Sebab, menurut Tara, hubungan yang toxic akan membuat kita semakin kesulitan melakukan self-love maupun belajar untuk melihat hal-hal baik mengenai diri sendiri.

4. Mulai menghargai diri dari hal-hal kecil

Cara mempraktikkan self-love sama dengan cara mencintai orang lain. Namun, energinya kita pusatkan pada diri sendiri. Foto: Shutterstock
Selanjutnya, kita juga perlu mencoba belajar menghargai diri sendiri. Ini dapat kita mulai dari hal-hal kecil, seperti mencoba mengingat hal baik yang sudah pernah kita lakukan atau dengan menghitung hal-hal baik yang kita miliki. Sebab, hal ini bisa membuat kita merasa lebih positif dengan keadaan saat ini.
Kita pun bisa memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Misalnya, tidak banyak menyalahkan diri, belajar mengatakan tidak untuk hal yang tidak diinginkan, juga belajar membuat keputusan yang dirasa baik untuk diri sendiri. Di luar itu, kita juga bisa memberikan reward kepada diri sendiri, misalnya dengan memberikan waktu me time setelah bekerja keras atau membeli barang yang sudah lama diinginkan.
"Start small, karena self-love adalah perjalanan dan perlu dilakukan dengan konsisten dan terus menerus," ungkap Tara.

5. Jangan melakukan kompensasi berlebihan pada diri

Meski begitu, kita juga harus waspada. Jangan sampai kita terlalu banyak melakukan kompensasi saat berusaha mencintai diri sendiri. Dengan kata lain, jangan sampai kita abai terhadap hal-hal yang sebenarnya membuat tidak nyaman atau justru memperparah kekurangan yang ada dalam diri.
Tara de Thouars mengatakan, ada beberapa hal yang bisa masuk dalam kategori kompensasi berlebihan. Misalnya, ketika seseorang beranggapan bahwa ia boleh makan apa saja, padahal dia bisa menjadi obesitas karenanya. Contoh lainnya adalah ketika seseorang menolak mengembangkan dirinya, dengan alasan berusaha mencintai diri yang sekarang. Perilaku semacam ini tidak membawa kebaikan apa pun dan justru membahayakan diri sendiri.
Selain itu, kita juga perlu menghindari sikap self-obsessed atau terlalu mementingkan diri sendiri. Jangan sampai kita mendahulukan keinginan yang tidak logis dan merugikan orang lain, hanya karena berusaha mencintai atau menghargai diri sendiri. Misal, dengan bersikap egois dan mau menang sendiri. Sebab, seharusnya, self-love tidak memiliki dampak negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Cinta yang sesungguhnya tidak pernah merugikan dan tidak pernah menyakiti. Jika menyakiti dan merugikan, itu bukan cinta namanya, tapi mengatasnamakan cinta,” ujar Tara menegaskan.
Bagaimana, Ladies? Siap mencoba cara-cara ini?
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten