Brand Kecantikan Lokal yang Makin Diminati di Masa Pandemi

16 September 2021 11:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk kosmetik di toko offline By Lizzie Parra (BLP). Foto: Dok. BLP Beauty
zoom-in-whitePerbesar
Produk kosmetik di toko offline By Lizzie Parra (BLP). Foto: Dok. BLP Beauty
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi para beauty enthusiast, pasti sadar bahwa beberapa tahun ini makin banyak produk kosmetik dari brand lokal yang bermunculan. Tidak hanya make up, rangkaian skin care lokal yang fokus kepada perawatan kulit pun tak mau kalah bersaing dengan brand-brand luar negeri.
Bahkan di masa pandemi ini, brand kosmetik lokal mencatat perkembangan yang cukup positif. Data Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) juga mencatat pada tahun 2019, pemerintah mencatat ada 797 industri kosmetik besar dan industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. Angka ini naik dari 760 perusahaan pada tahun sebelumnya.
Selain inovasi produk yang makin variatif, kandungan kosmetik lokal biasanya disesuaikan dengan keadaan kulit orang yang tinggal di iklim tropis, sehingga lebih cocok digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Bukan itu saja, demi memperluas pasar, brand kosmetik lokal aktif melakukan transformasi digital dalam bisnisnya. Mulai dari promosi lewat media sosial dan website, menyediakan proses pembayaran secara cashless, hingga membuka toko online.
Strategi ini juga yang dilakukan brand kosmetik asli Indonesia, BLP (By Lizzie Parra) Beauty. Dirintis sejak 2016 oleh seorang make up artist asal Jakarta, Lizzie Parra, BLP Beauty merupakan salah satu perwujudan dari cita-cita Lizzie untuk menyediakan produk make up lokal yang mampu menjawab kebutuhan perempuan Indonesia.

Digitalisasi kunci strategi BLP Beauty di masa pandemi

Produk kosmetik di toko offline By Lizzie Parra (BLP). Foto: Dok. BLP Beauty
Di awal peluncurannya, BLP Beauty dipasarkan secara online melalui website dan langsung menarik perhatian pecinta make up tanah air. Ribuan lip coat yang menjadi produk perdana BLP Beauty pun habis diserbu hingga membuat website sempat down akibat banyaknya transaksi.
Di tengah membludaknya pesanan, tantangan datang karena tim BLP Beauty kesulitan melakukan verifikasi transaksi secara manual saat website down. Evaluasi pun terus dilakukan hingga akhirnya brand kosmetik ini beralih menggunakan Midtrans sebagai payment gateway untuk transaksi pembayaran di website-nya.
Lewat Midtrans, metode pembayaran akan langsung tercatat secara otomatis dengan 24 pilihan alat pembayaran sesuai kebutuhan pelanggan, mulai dari kartu kredit/debit, transfer bank, hingga uang elektronik seperti GoPay. Sejak saat itu, BLP Beauty pun bisa lebih fokus mengembangkan bisnis.
Produk kosmetik di toko offline By Lizzie Parra (BLP). Foto: Dok. BLP Beauty
Seiring dengan semakin dikenalnya BLP Beauty, mereka mulai memasarkan produknya secara offline dengan membuka tujuh toko yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Meski produknya dijual secara offline, strategi digitalisasi tetap dilakukan dengan mengoptimalkan sistem pembayaran terintegrasi dengan manajemen inventory lewat Moka sebagai kasir digital. Langkah ini dilakukan agar dapat memonitor penjualan sekaligus laporan keuangan dari semua toko offline di mana dan kapan pun.

Kiat BLP Beauty menghadapi pandemi

Di tengah bisnis yang kian berkembang, BLP Beauty harus menghadapi tantangan baru akibat pandemi COVID-19. Pembatasan aktivitas ditambah menurunnya daya beli masyarakat membuat mereka terpaksa menutup tokonya untuk sementara.
Tak tinggal diam, BLP Beauty kembali merombak strategi bisnisnya menjadi O2O (offline-to-online) untuk pelanggan yang tidak bisa ke toko dengan membuka website toko online lewat GoStore. Melalui GoStore, pelaku bisnis, termasuk UMKM, dapat membuat website sendiri dengan cepat untuk mulai berjualan online.
Toko online tersebut juga bisa langsung ditautkan ke media sosial penjual. Jadi pelanggan bisa tetap leluasa bertransaksi dari mana saja dan barang pesanannya akan diantar langsung oleh armada GoSend.
Produk kosmetik di toko offline By Lizzie Parra (BLP). Foto: Dok. BLP Beauty
Midtrans, Moka, dan GoStore merupakan beberapa mitra usaha yang berada di bawah ekosistem GoTo Financial, sebagai komitmen Grup GoTo untuk menghadirkan solusi bagi para pelaku usaha supaya bisa bangkit bersama di masa pandemi, termasuk pemilik brand kecantikan lokal yang kini makin berkembang.
Layanan keuangan Grup GoTo yang meliputi Midtrans sebagai payment gateway terkemuka, Moka dan GoBiz Plus sebagai jaringan Point of Sales terbesar di Indonesia, hingga platform GoBiz dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online, juga menjadi solusi untuk membantu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Terutama melalui pembayaran, layanan keuangan dan solusi bisnis di dalam ekosistem ekonomi digital.
GoTo Financial juga telah memperkenalkan solusi terbaru untuk pengembangan kompetensi UMKM nonkuliner, dalam sebuah wadah bernama Komunitas Retail GoTo Financial (KONTAG). Inisiatif ini ditujukan khusus untuk mitra UMKM dari berbagai industri, mulai dari industri fashion, handicraft, penyedia jasa kecantikan, hingga pedagang eceran.
Diinisiasi juga oleh Akademi Mitra Usaha (KAMUS), KONTAG menaungi mitra usaha gabungan Moka, GoStore, Midtrans, Selly, serta GoSend dan GoShop, dan telah melatih lebih dari 50.000 UMKM di seluruh Indonesia selama tahun 2021.
“Misi kami tidak hanya memberikan solusi terbaik kepada konsumen, tetapi juga menghadirkan solusi bisnis lengkap bagi pengusaha UMKM ritel untuk mengembangkan dan memperbesar skala usahanya di Indonesia. Mereka bisa mendapatkan akses tidak hanya ke solusi teknologi tetapi juga menjadi bagian dari komunitas mitra usaha yang memiliki akses kepada berbagai pelatihan untuk meningkatkan peluang bisnis mereka,” jelas CEO Grup GoTo dan CEO GoTo Financial, Andre Soelistyo, dikutip dari press release (25/8).
KONTAG menghadirkan dua elemen penting untuk pengembangan usaha yang bertujuan membekali pelaku usaha dengan kompetensi yang lebih mumpuni. Di antaranya pendampingan melalui Bimbingan Merchant dan Tamu Merchant sebagai wadah untuk saling berbagi pengalaman merchant.
Head of Merchant Platform Business GoTo Financial, Novi Tandjung, melanjutkan, solusi yang dihadirkan GoTo Financial terbukti membantu mitra usaha untuk beradaptasi mengembangkan usahanya di masa pandemi.
“Kami telah melihat dan membuktikan pentingnya kehadiran komunitas dan pelatihan untuk membantu mereka mengembangkan usahanya. Hal ini ditunjukkan oleh 80 persen peserta komunitas merasa materi yang diberikan bermanfaat untuk berjalannya bisnis mereka, terutama di masa pandemi,” pungkasnya.
Moka dan GoStore yang memfasilitasi UMKM untuk membuat toko online sendiri berhasil mencatat peningkatan jumlah mitra usaha empat kali lipat di kuartal dua 2021. Sementara itu, Midtrans mencatat peningkatan transaksi nontunai hingga 75 persen sepanjang 2020.
Sepanjang 2020, jumlah mitra usaha GoTo Financial juga meningkat hingga tiga kali lipat jika dibandingkan sebelum pandemi. Total transaksi juga meningkat hingga hampir enam kali lipat.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Gojek