Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kehadiran Christian Dior di dunia fashion memanglah fenomenal. Titik balik kariernya, bahkan dijadikan sorotan utama tayangan televisi The New Look yang diluncurkan 14 Februari ini. Sebuah drama sejarah berkisah tentang bagaimana para couturier/perancang mode adibusana Christian Dior, Coco Chanel, Pierre Balmain, menavigasi kengerian Perang Dunia II dan berkarya menciptakan mode yang modern. Apakah sebenarnya New Look dan siapakah Christian Dior?
Istilah New Look dicetuskan oleh Carmen Snow, pemimpin redaksi Harper’s Bazaar pada tahun 1934-1958, mengacu pada koleksi pertama Christian Dior pada 1947. Sebelumnya, tak banyak kalangan mode yang mengenal Dior, pria yang saat itu berusia 42 tahun. Namun tak urung, show yang digelar di ruang tamu butiknya di 30 Avenue Montaigne, Paris, dipenuhi undangan yang meluap hingga di anak-anak tangga.
Sang desainer menciptakan siluet baru yang menampilkan bahu sempit, pinggang kecil yang sangat ramping dan panggul yang melebar – membentuk siluet jam pasir wanita. Setelan The Bar, jaket berpinggang ramping dengan rok penuh yang panjangnya di bawah pertengahan betis segera mencuri perhatian. Sebanyak 90 koleksi adibusana mengalir di antara para tamu undangan, terbuat dari material terbaik, dijahit oleh tangan, di mana setiap pakaian rata-rata menggunakan kain sebanyak 18 meter!
Khalayak yang pada beberapa tahun terakhir saat itu dihadapkan oleh perang dan sandang pangan yang terjatah, begitu menyaksikan peragaan Dior , seperti melihat kehidupan baru yang lebih baik. Sebuah peragaan yang mampu menghidupkan kembali wajah mode Paris yang suram akibat perang, menjadi bergairah kembali. “Dior menyelamatkan Paris seperti Paris diselamatkan dalam pertempuran Marne,” ujar Carmen Snow. New Look menyimbolkan optimisme dan kemakmuran.
Kebangkitan Haute Couture
Christian Dior tak hanya mengibarkan namanya di atas pentas. Berkatnya, haute couture bangkit lagi, perancang-perancang adibusana lain pun berkembang karena dibanjiri pesanan. Dua kali dalam setahun, Dior menyuguhkan koleksi yang selalu berbeda dari sebelumnya. Kenekatannya banyak mendapat sambutan positif, seperti dari desainer Christobal Balenciaga. Namun ada juga yang bernada lain seperti ujaran Coco Chanel, “Dior tidak mendandani perempuan, ia hanya melapisinya saja.”
Bagaimana pun, New Look sudah menjadi sebuah dalil dalam desain. Bentuk jam pasir menjadi tren besar. Ia terefleksi di dunia arsitektur dan desain interior, mulai dari vas berbentuk tulip hingga sofa yang melengkung seperti ginjal. Para perempuan tak segan mencopot tirai jendela dan menjahit kainnya menjadi rok penuh melebar ala Dior. Putri Margaret dari Inggris disebut sebagai salah satu penggemar Dior. Pada 1954, Duchess of Marlborough mengadakan penggalangan dana bagi Palang Merah Inggris dengan menampilkan peragaan busana Christian Dior di hadapan Putri Margaret di Istana Blenheim, dihadiri lebih dari 1.600 tamu. Ini mengukuhkan nama Dior di kalangan aristrokasi Inggris dan khalayak internasional.
Masa Kecil Christian Dior
Christian Dior lahir di Granville, Normandy, Prancis dari keluarga yang berkecukupan. Dibesarkan di Paris ia bergaul di lingkungan budaya, berteman dengan seniman-seniman pada zamannya. Tak mengherankan jika ia sempat membuka galeri yang memamerkan karya-karya seniman ternama seperti Picasso, Matisse, Salvador Dali. Christian Dior sendiri adalah seorang ilustrator berbakat yang sempat bekerja untuk surat kabar Le Figaro. Ia juga menjual sketsanya ke rumah mode termasuk Jean Patou, Schiaparelli, Balenciaga. Dior lalu menjadi desainer untuk perancang Robert Piquet dan Lucien Lelong hingga kemudian bekerja sama dengan industrialis Marcel Boussac, menciptakan rumah modenya sendiri, Christian Dior.
Lahir empat bersaudara, Christian Dior sangat dekat dengan saudara perempuannya, Catherine Dior. Parfum Miss Dior yang diluncurkannya adalah sebuah penghormatan untuk Catherine yang merupakan pejuang perlawanan Prancis yang ditahan oleh Gestapo.
Seolah bisa meneropong masa depan, Christian Dior mengangkat bakat muda Yves Saint Laurent yang berusia 19 tahun sebagai asisten. Konon beberapa lama sebelum meninggal karena serangan jantung, Christian Dior berpesan agar kelak sepeninggalannya, Yves Saint Laurent lah yang akan menggantikannya sebagai desainer. Sejak itu, rumah mode Dior selalu memiliki pemimpin-pemimpin desain yang terdepan. Ada John Galliano, Raf Simon hingga saat ini dipimpin oleh desainer Maria Grazia Chiuri. Agaknya, roh Christian Dior menuntun mereka untuk terus bermimpi tentang keindahan.
Teks: Rifina Marie