Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Daftar 11 Perempuan di Kabinet Prabowo, dari Politikus sampai Akademisi
17 Oktober 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 10 menitADVERTISEMENT
Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang akan bergabung di kabinetnya. Pemanggilan itu dilakukan selama dua hari sejak Senin (14/10) hingga Selasa (15/10) di Kertanegara, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Pemanggilan sesi pertama pada Senin, difokuskan kepada calon menteri. Sementara sesi kedua pada Selasa, difokuskan kepada calon wakil menteri dan kepala badan. Pemanggilan para calon menteri, wamen, dan kepala badan itu sudah rampung. Namun status mereka masih dinamis.
Berdasarkan catatan kumparan, ada 108 menteri dan wakil menteri yang dipanggil ke Kertanegara. Namun sayangnya jumlah perempuan yang digadang masuk kabinet Prabowo Gibran hanya 11 orang alias 10 persen dari total tokoh-tokoh yang dipanggil ke Kertanegara.
Dari total 11 orang ini, masih belum diketahui berapa orang yang akan duduk di jabatan menteri dan wakil menteri. Apabila dilihat secara historis, jumlah perempuan yang masuk dalam jajaran pemerintahan terhitung masih minim dari waktu ke waktu. Bahkan jumlahnya tak pernah tembus 30 persen dari total jumlah menteri.
ADVERTISEMENT
Pada masa pemerintahan BJ Habibie (1998-1999), hanya ada dua orang menteri perempuan; Abdurrahman Wahid dua orang (1999-2001); Megawati Soekarnoputri dua orang (2001-2004); Susilo Bambang Yudhoyono empat orang (2004-2009) dan lima orang (2009-2014). Sementara di masa pemerintahan Joko Widodo ada delapan orang (2014-2019) dan lima orang menteri perempuan (2019-2024).
Kini semua orang menanti sosok-sosok srikandi yang akan bergabung di pemerintahan baru. Sejauh ini ada 11 perempuan yang sudah dipanggil Prabowo. Mereka memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari akademisi, ilmuwan, politisi hingga pengusaha.
Berikut kumparan rangkum 11 perempuan calon kabinet Prabowo:
1. Widiyanti Putri Wardhana, Pengusaha
Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah munculnya Widiyanti Putri Wardhana. Widiyanti dikenal sebagai seorang pengusaha dan putri dari konglomerat Wiwoho Basuki Tjokronegoro, pendiri Teladan Group, sebuah perusahaan besar yang aktif di berbagai sektor, termasuk agribisnis dan pertambangan. Selain itu, Widiyanti adalah istri dari Wishnu Wardhana yang merupakan mantan direktur utama PT Indika Energy Tbk (INDY), salah satu perusahaan energi terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang memiliki gelar Bachelor of Science di bidang Administrasi Bisnis dari Pepperdine University. Malibu, California pada tahun 1993 ini tidak hanya aktif di dunia bisnis. Widiyanti juga dikenal sebagai sosok yang memiliki kepedulian besar di bidang sosial.
Ia merupakan Sekretaris Jenderal Yayasan Jantung Indonesia (YJI) untuk periode 2018-2024 serta Ketua Yayasan Teladan Utama dan Dewan Pengawas Yayasan Kawula Madani yang fokus pada kesejahteraan masyarakat.
2. Arifatul Choiri Fauzi (Muslimat NU)
Arifatul Choiri Fauzi merupakan sosok yang erat dengan organisasi Islam, Nahdlatul Ulama (NU). Dirinya menjabat sebagai Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU).
Arifatul Choiri Fauzi juga aktif sebagai anggota Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI). Selain itu, Arifatul Choiri Fauzi pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
3. Ribka Haluk (Pj Gubernur Papua Tengah)
Ribka Haluk kini masih aktif menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah. Ribka lahir pada 10 Januari 1971 di Piramid, Jayawijaya, Irian Jaya. Ia merupakan Doktor dalam Ilmu Manajemen dan mendapatkan gelarnya dari Universitas Cenderawasih.
Ribka mengawali kariernya di pemerintahan dari level bawah. Pada 2001, Ribka menjabat sebagai Kasudin Peningkatan Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten Jayawijaya. Kemudian pada 2004, ia dipercaya sebagai Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Jayawijaya. Pada 2009, Ribka menjabat sebagai Kasubbag Tata Usaha Kabupaten Jayawijaya, dan pada 2010 diangkat sebagai Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Jayawijaya.
Kariernya semakin berkembang saat menjabat sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Jayawijaya pada 2011, sebelum menjadi Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Terisolir Provinsi Papua pada 2013. Pada tahun 2014, Ribka menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial dan Permukiman Provinsi Papua. Kemudian, pada 2017, ia ditunjuk sebagai Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Mappi, dan pada 2020, kembali menjabat sebagai Pj Bupati Kabupaten Yalimo.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sampai di situ, Ribka melanjutkan kariernya di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai Staf Ahli bidang Aparatur dan Kepentingan Publik. Setelah saat itu, karier Ribka mencapai puncaknya pada November 2022, ketika ia diangkat sebagai Pj Gubernur Papua Tengah. Dengan jabatan ini, Ribka menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi tersebut di Tanah Papua.
4. Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
Sri Mulyani Indrawati lahir di Bandar Lampung, Lampung, pada tanggal 26 Agustus 1962. Ia adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Sebelumnya, dia menjabat Menteri Keuangan, Kabinet Indonesia Bersatu.
Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
5. Veronica Tan
Veronica Tan adalah wanita kelahiran Medan pada 4 Desember 1977 dia dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap kesejahteraan ibu dan anak. Veronica Tan menikah dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta. Keduanya bercerai pada awal 2018.
Di tahun yang sama, Veronica mulai terjun ke dunia bisnis dengan mengelola usaha daging sapi impor bernama Alpha Agro Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Veronica lebih dikenal dengan kiprahnya di bidang pelayanan masyarakat. Salah satu dedikasinya yang menonjol adalah melalui Yayasan Waroeng Imaji, sebuah inisiatif yang dia dirikan untuk mendukung anak-anak yang tinggal di rumah susun di Jakarta.
Pada tahun 2017, dia mengajak 200 anak dari rusun untuk tampil dalam operet berjudul Aku Anak Rusun - Selendang Arimbi, sebagai bagian dari upayanya mendorong impian anak-anak tersebut dalam seni teater, musik dan pertunjukan.
Selain itu, Veronica pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta. Dia juga sempat menjalankan usaha produksi alat PCR untuk mendeteksi COVID-19 yang bekerja sama dengan Kalgen Innolab. Di tengah aktivitasnya, Veronica terus menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama ibu dan anak.
ADVERTISEMENT
6. Meutya Hafid (Anggota DPR, Golkar)
Meutya Hafid, lahir pada 3 Mei 1978, ia menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI periode 2019-2024 dan berasal dari daerah pemilihan Sumatra Utara I. Perempuan asal Bandung, Jawa Barat, ini kembali terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2024-2029 di dapil yang sama.
Meutya memiliki pengalaman panjang sebagai seorang jurnalis televisi, dan namanya mulai dikenal publik setelah insiden penyanderaan di Irak pada tahun 2005 bersama seorang kamerawan Metro TV.
Ia mengantongi gelar sarjana dari Universitas New South Wales, Australia 2001 dan gelar magister dari Universitas Indonesia. Meutya memutuskan untuk berkarier di dunia politik dengan bergabung bersama Partai Golkar pada 2009 sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara I.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang politisi, Meutya berperan penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen dan memperjuangkan isu-isu gender. Ia menjadi salah satu suara utama dalam advokasi hak-hak perempuan dan anak, serta mendukung peran yang lebih besar bagi perempuan di berbagai sektor, termasuk politik.
7. Christina Aryani (Politikus Golkar)
Christina Aryani lahir di Jakarta tanggal 17 Juli 1975. Christina saat ini sedang menyelesaikan penelitiannya dalam menempuh pendidikan di Universitas Indonesia untuk memperoleh gelar doktor ilmu hukum. Sebelum masuk ke dunia politik Christina berprofesi sebagai pengacara dengan latar belakang hukum.
Christina pernah menjabat sebagai ketua DPD Partai Golkar, ketua perwakilan Partai Golkar Luar Negeri, hakim mahkamah partai dan dewan pengawas Golkar Institut.
Pada tahun 2019, Christina menjadi anggota DPR RI DKI Jakarta II yang bertugas pada Komisi I. Namanya menjadi perbincangan hangat ketika DPR membahas Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS). Ia dijuluki sebagai Srikandi RUU TPKS karena kegigihannya dalam mengawal pembahasan terkait undang-undang penting bagi perempuan dan anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selama menjabat sebagai DPR RI Komisi I, Christina menjalankan program KERJA NYATA yang fokus pada empat program yaitu penguatan peran perempuan dan perlindungan anak, peningkatan peran generasi muda, perlindungan pekerja migrasi Indonesia dan aspirasi diaspora Indonesia.
8. Diana Kusumastuti (Dirjen Cipta Karya KemenPUPR)
Diana Kusumastuti, lahir di Surakarta pada 1967, adalah seorang profesional terkemuka di bidang arsitektur dan pembangunan infrastruktur. Ia menyelesaikan pendidikan S-1 jurusan teknik arsitektur di Universitas Diponegoro pada 1991, dan meraih gelar magister studi pembangunan di Institut Teknologi Bandung pada 2004.
Kariernya di Kementerian PUPR dimulai pada 1993 sebagai pegawai di Direktorat Bina Program. Pengalaman karier yang paling berkesan bagi Diana adalah saat memimpin seluruh satuan kerja di 33 provinsi untuk menyusun program dan anggaran. Diana juga aktif dalam proyek strategis, termasuk perencanaan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan penyelesaian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di beberapa lokasi.
ADVERTISEMENT
Diana berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pembangunan infrastruktur yang layak dan berkelanjutan.
9. Isyana Bagoes Oka (Anggota Dewan Pembina PSI)
Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka lahir pada 13 September 1980. Isyana melanjutkan studi S1 di Universitas Indonesia jurusan hubungan internasional. Setelah lulus pada 2003, Isyana menjadi reporter di Trans TV.
Dari reporter Isyana beralih menjadi presenter di Trans7 pada 2004. Tiga tahun kemudian tepatnya pada 2007, Isyana menjadi produser berita Seputar Indonesia dan pembawa berita di RCTI. Pada 2013, dia berpindah ke Metro TV dan menjadi wartawan di Istana Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono. Selepas dari Metro TV, dia berprofesi sebagai pembawa berita lepas dan talkshow di beberapa stasiun televisi swasta.
ADVERTISEMENT
Isyana tercatat menjadi salah satu inisiator terbentuknya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 2014 bersama dua rekannya, Grace Natalie dan Raja Juli Antoni. Surat pengunduran diri sebagai jurnalis diserahkan oleh Isyana sekaligus menyatakan dirinya sebagai ketua DPP PSI pada 2015.
Pada Pemilu 2019, Isyana menjadi anggota tim kampanye nasional Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin. Isyana pernah mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif daerah pemilihan (dapil) Banten III tetapi tidak terpilih.
10. Stella Christi (Guru Besar Tsinghua University)
Sosok perempuan yang juga mencuri perhatian adalah Stella Christi. Ia mengaku memiliki keahlian di bidang cognitive science atau ilmu kognitif, yaitu studi tentang pikiran dan otak manusia. Stella merupakan lulusan S1 Harvard University pada 2004. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Northwestern University dari jenjang master hingga doktoral. Pada 2018, ia pernah menjadi Associate Professor di Swarthmore College pada 2012-2018.
ADVERTISEMENT
Sejak 2018, ia berstatus guru besar dan Research Chair di Tsinghua University. Stella juga telah menulis beberapa buku dan penelitian ilmiah. Beberapa di antaranya adalah Sensitivity to relational similarity and object similarity in apes and children, dan Where hypotheses come from: Learning new relations by structural alignment.
11. Dyah Roro Esti (Politisi Golkar)
Dyah Roro Esti lahir di Jakarta tanggal 25 Mei 1993. Roro berasal dari Fraksi Partai Golkar dengan daerah pemilihan atau dapil Jawa Timur X.
Dyah Roro Esti memegang gelar sarjana ekonomi dan sosiologi dari Universitas Manchester dan meraih gelar magister MSc dalam teknologi lingkungan dari Imperial College London. Roro juga tercatat telah menyelesaikan kursus tingkat pascasarjana dari Universitas Harvard.
ADVERTISEMENT
Di DPR RI, Dyah Roro Esti mengisi Komisi VII yang ruang lingkupnya di sektor energi, riset, dan teknologi. Hal ini sejalan dengan minatnya sebab ia juga tercatat mendirikan Institut Energi dan Lingkungan Indonesia (IE2I), sebuah LSM yang berbasis di Jakarta. LSM ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang pemanasan global dan konsekuensi negatif dari perubahan iklim.