news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Demi Kesehatan Mental, Jangan Selalu Berusaha Menyenangkan Orang Lain

17 November 2019 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan karier yang tidak bahagia. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan karier yang tidak bahagia. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun bentuknya, setiap dari kita pasti pernah--dan akan selalu--berusaha menyenangkan orang lain. Walau cara dan intensitasnya berbeda-beda, sebagai manusia yang memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai, kita pasti pernah merasa ingin menyenangkan orang lain, baik dengan gestur kecil maupun besar.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, pernahkah Anda merasa kewalahan karena selalu berusaha menyenangkan orang lain? Atau, pernahkah Anda merasa kesulitan mengatakan tidak, karena khawatir akan mengecewakan mereka?
Bila jawabannya ya, Anda mungkin perlu memperhatikan tips kesehatan ini: Bisa jadi, Anda termasuk golongan people-pleaser alias orang-orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain.
Seperti didefinisikan oleh dr. Annette Clancy, seorang konsultan organisasi sekaligus peneliti organisational behavior dari Irlandia, para people-pleaser adalah orang-orang yang menginginkan perhatian dan validasi eksternal, juga pengakuan dari grupnya.
"Kepercayaan diri mereka terikat dengan upaya untuk terlihat pantas diikutsertakan (dalam sebuah kelompok) dan hidup demi memenuhi standar yang diberikan orang lain," tulis dr. Clancy dalam sebuah publikasi di researchgate.net.
Perempuan karier yang tidak bahagia. Foto: shutterstock
Selain itu, dr. Clancy juga mencatat bahwa biasanya, sebanyak apapun orang berusaha menyenangkan orang lain, mereka jarang sekali mendapatkan apresiasi atas upayanya.
ADVERTISEMENT
Lantas, meski hasilnya bisa jadi tidak sebanding, mengapa ada begitu banyak orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain?
Menurut dr. Clancy, hal ini bisa terjadi karena pengalaman yang terjadi sepanjang kita hidup. Seiring perjalanan waktu, kita mempelajari bahwa menjadi berguna bagi orang lain--atau menjadi baik di hadapan orang lain--terasa menyenangkan dan membawa manfaat bagi diri sendiri.
Walau gagasan awalnya baik, terlalu banyak menyenangkan orang lain bisa membawa beberapa efek negatif dalam kehidupan kita. Misalnya, dengan membuat kita merasa kewalahan mengatur jadwal atau menimbulkan rasa tidak cukup berguna bagi orang lain. Menurut Elite Daily, tindakan ini juga bisa membuat kita minder, tak ingin menerima pujian atas apa yang kita lakukan, dan merasa menjadi seperti ‘alas kaki’ bagi orang lain, namun tetap membiarkannya.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya dapat mengganggu kehidupan dan kesehatan mental kita dalam jangka panjang. Bila terlanjur memiliki kebiasaan tersebut, apa yang harus kita lakukan?
Ilustrasi perempuan tak bahagia. Foto: Shutterstock
Pertama, kita disarankan untuk mulai mengakui apa yang sedang kita lakukan. Kita perlu mengakui sedang berusaha menyenangkan orang lain--dan bukan membantu mereka. Menurut Christine Carter, seorang sosiolog sekaligus penulis buku dari Amerika Serikat, ada perbedaan besar antara berusaha menyenangkan dan menolong orang lain.
"Berdasarkan pengalaman pribadi saya, berusaha menyenangkan orang lain adalah proses untuk menebak apa yang orang lain inginkan, atau apa yang akan membuat mereka memandang kita dengan baik, kemudian berusaha mewujudkan gagasan itu," sebut Carter, seperti dilansir Quartz.
"Sering kali, ini merupakan upaya yang tidak disadari untuk memanipulasi persepsi orang lain mengenai kita," tulisnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kita juga bisa untuk mulai mengenali apa yang sedang dirasakan. Apakah kita merasa bahagia melakukan tindakan tersebut? Apakah kita merasa terbebani?
Kemudian, bila kita merasa khawatir akan mengecewakan orang lain dengan mengatakan tidak, tips kesehatan dari Cosmopolitan menyarankan kita untuk berpikir dengan cara sebaliknya. Kita diminta untuk mencoba berpikir, apa yang akan dirasakan oleh mereka--terutama orang terdekat kita--bila mengetahui kita mengiyakan permintaan tersebut hanya karena merasa tidak enak, bukan karena benar-benar ingin melakukan tindakan tersebut. Mereka mungkin akan kecewa dan begitu pula Anda.
Terakhir, kita juga perlu mengetahui bahwa apa yang kita lakukan tidak selamanya baik. Kita tidak pernah bisa memuaskan semua orang. Maka, tidak ada salahnya kita mulai mementingkan diri dan berhenti selalu berusaha menyenangkan orang lain.
ADVERTISEMENT