news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ditanya Kapan Nikah? Ini 6 Kiat Mantapkan Diri Menuju Hubungan yang Lebih Serius

16 Agustus 2022 12:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
6 Kiat Mantapkan Diri Menuju Hubungan yang Lebih Serius. Foto: Roman Samborskyi/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
6 Kiat Mantapkan Diri Menuju Hubungan yang Lebih Serius. Foto: Roman Samborskyi/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kamu tentu tahu bahwa “kapan nikah?” menjadi salah satu pertanyaan yang sering diajukan kepada orang-orang dewasa yang masih lajang atau sudah pacaran. Di Indonesia, pertanyaan ini sering muncul saat acara keluarga, seperti arisan, atau hari raya.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan ini memang bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman. Orang-orang yang masih lajang mungkin merasa terbebani dengan pertanyaan seputar pernikahan ini.
Namun bagi orang-orang yang sudah pacaran, pertanyaan “kapan nikah?” sebenarnya dapat menjadi salah satu sumber refleksi untuk mempersiapkan pernikahan dengan lebih matang. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan menuju hubungan asmara yang lebih serius, salah satunya adalah cincin tunangan atau cincin nikah.
Mulai dari meneguhkan hati hingga mendiskusikan soal anak, berikut ini beberapa kiat memantapkan diri untuk menikah. Jadi ketika ditanya “kapan nikah?”, kamu sudah memiliki jawaban yang lebih tepat, Ladies.

1. Meneguhkan Diri dan Berani Mengikuti Kata Hati

Ilustrasi pasangan muda di awal pernikahan. Foto: TimeImage Production/Shutterstock
Sebelum membicarakan soal rencana pesta pernikahan dan bulan madu, ada hal yang lebih penting untuk dipersiapkan. Hal ini menyangkut soal perasaan alias keteguhan hati.
ADVERTISEMENT
Ya, menemukan pasangan hidup bukan hal mudah. Setiap orang tentu ingin menghabiskan sisa hidup bersama pasangan yang memiliki kesamaan minat dan dapat diajak berdiskusi terkait hal ini. Dengan demikian, kehidupan pernikahan kelak akan sama-sama memberikan nilai berharga bagi kita sebagai individu, dan bukan sekadar kewajiban pada pasangan.
Kamu juga pasti mendambakan pasangan yang mampu memberikan kenyamanan dan dukungan di setiap pasang surut kehidupan. Bila sudah menemukan kriteria ini pada pasangan, kamu akan lebih mantap saat menjawab pertanyaan ‘“kapan nikah?” dari keluarga atau teman.

2. Menentukan Cincin Tunangan atau Cincin Kawin

Setelah memantapkan hati untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius, kamu dan pasangan dapat mulai memilih cincin tunangan atau cincin kawin. Cincin merupakan simbol yang menyatukan cinta dua individu, dan dipakai untuk selamanya.
ADVERTISEMENT
Cincin pernikahan atau wedding ring yang berbentuk lingkaran juga memiliki makna khusus, yaitu sebagai sebuah simbol infinity yang sempurna. Material logam mulia dan berlian pada cincin pernikahan juga merepresentasikan cinta pasangan suami istri yang kuat dan tidak terkalahkan oleh apa pun.
Karena itu, pemilihan cincin nikah juga merupakan representasi dari kesungguhan komitmen kamu dan pasangan. Dengan demikian, tidak ada lagi keraguan saat ditanya “kapan nikah?” oleh orang-orang sekitar.
Sejalan dengan hal tersebut, PT Central Mega Kencana (CMK) yang menaungi berbagai merek perhiasan ternama di Indonesia, yakni MONDIAL, Frank & co., dan The Palace, juga mengusung kampanye berjudul “Kapan Nikah?”.
CMK memahami bahwa di balik pertanyaan singkat ini, tersimpan jawaban penuh pertimbangan yang sulit disampaikan hanya dengan keterangan waktu. Kampanye “Kapan Nikah?” memberikan dukungan dan semangat baru kepada para calon suami-istri saat mempersiapkan pernikahan.
Cincin Nikah Koleksi dari Frank & co. Foto: Frank & co
Kampanye “Kapan Nikah?” siap untuk mendampingi para calon pengantin dalam mempersiapkan pernikahan impiannya, terutama dalam mencari cincin yang tepat.
ADVERTISEMENT
Kampanye “Kapan Nikah?” juga hadir dalam mini series berjudul No Ordinary Love yang terdiri dari tiga episode. Mini series ini bercerita tentang perjalanan cinta tiga tokoh Raia, Ryan dan Ruben, untuk mengikat cinta dalam sebuah pernikahan.
No Ordinary Love banyak berbicara tentang keberanian dalam mengambil keputusan untuk mengikuti kata hati dan memilih dengan siapa harus menghabiskan sisa hidupnya.
Selain asyik menikmati ceritanya, kamu juga bisa mengintip koleksi cincin tunangan dan cincin pernikahan dari CMK yang bisa menjadi inspirasi untukmu dan calon pasangan. Untuk informasi lebih lanjut, kamu juga bisa mengunjungi website ‘Kapan Nikah?’ dan website resmi CMK.

3. Memahami Kembali Nilai-Nilai antara Kamu dan Pasangan

Ilustrasi Memahami Nilai-Nilai antara Kamu dan Pasangan. Foto: Urbanscape/Shutterstock
Selain mempersiapkan cincin lamaran atau engagement ring, ada hal yang perlu dipahami sebelum kamu dan pasangan menuju ke jenjang hubungan yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum membuat komitmen untuk menghabiskan sisa hidup bersama, penting untuk mengomunikasikan dan mendiskusikan nilai-nilai dan keyakinan yang dipegang oleh kamu dan pasangan. Hal ini bisa mencakup agama, kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga, pandangan politik, dan lainnya.
Kamu mungkin tidak setuju dengan beberapa nilai atau keyakinan pasangan. Di titik ini, kamu bisa memikirkan kembali pilihan lain seperti, apakah kamu bisa menghormati dan memberikan toleransi terhadap hal tersebut atau sebaliknya.

4. Membangun Kepercayaan dengan Pasangan

Ilustrasi menjalin hubungan dengan bad boy. Foto: Shutterstock
Kepercayaan merupakan fondasi dalam sebuah hubungan. Saat saling percaya, kamu dan pasangan akan merasa aman dan mengetahui bahwa kalian saling mendukung dan memperhatikan. Kepercayaan juga menciptakan ikatan yang kuat antara kamu dan pasangan.
Sebaliknya, hubungan yang dibangun tanpa rasa saling percaya dapat menimbulkan banyak masalah dan memengaruhi kesehatan mental. Saat tidak ada rasa percaya, keintiman di antara kamu dan pasangan cenderung menurun. Kamu atau pasangan mungkin cenderung meragukan perkataan masing-masing.
ADVERTISEMENT

5. Membahas Keuangan dengan Pasangan

Sebelum memantapkan diri untuk menikah, kamu dan pasangan harus sepakat mengenai hal-hal terkait keuangan. Meski topik ini cukup sensitif, kamu dan pasangan tetap harus mendiskusikannya. Kalian bisa membicarakan tentang pembagian biaya hidup, perencanaan hidup saat sudah pensiun, dan lainnya.