Efek Samping DEBM, Diet Rendah Karbohidrat dan Tinggi Protein

17 Oktober 2020 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Efek Samping DEBM, Diet Rendah Karbohidrat dan Tinggi Protein. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Efek Samping DEBM, Diet Rendah Karbohidrat dan Tinggi Protein. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Terkenal ampuh turunkan berat badan, ternyata ada pula beberapa efek samping diet DEBM yang perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Diet yang dipopulerkan Robert Hendrik Liembono ini menerapkan pantangan karbohidrat karena dinilai bisa menyumbang sejumlah kalori yang memicu berat badan naik. Namun menurut Harvard Health Publishing, karbohidrat justru dibutuhkan karena merupakan sumber bahan bakar serta nutrisi utama bagi tubuh. Saat tidak memiliki cukup karbohidrat, tubuh akan menggunakan protein dan lemak yang tersimpan, namun itu tidak cukup efisien untuk dijadikan sebagai sumber energi.
com-Ilustrasi karbohidrat Foto: Shutterstock
Dalam tulisan yang diunggah pada halaman Facebook Diet Enak, Bahagia dan Menyenangkan pada 25 September 2017 disebutkan kalau kelebihan protein memang bisa berdampak negatif bagi tubuh, salah satunya yaitu menyebabkan masalah pada ginjal. Namun dalam unggahan tersebut dijelaskan pula kalau masalah itu tidak mungkin terjadi asalkan kita tidak mengonsumsi susu protein.
ADVERTISEMENT
Emilyn Cronkleton, seorang instruktur yoga yang mengajar di Amerika Serikat, India, dan Thailand menulis di Healthline kalau kelebihan protein bisa menyebabkan bau mulut dan memperparah kerusakan organ pada penderita penyakit ginjal. Selain itu, dalam Medical News Today disarankan orang mengonsumsi sebanyak 2 – 3,5 gram protein per kilogram berat badan setiap harinya, terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas berat, seperti atlet. Namun, hal ini masih belum bisa dipastikan apakah diet protein tinggi dan rendah karbohidrat aman untuk dilakukan.
Pernyataan lainnya dari seorang ahli diet yang berbasis di Kansas, Cheryl Mussatto, mengatakan kalau otak juga membutuhkan glukosa yang berasal dari karbohidrat agar bisa berfungsi dengan baik. Dengan karbohidrat yang cukup, kamu akan lebih mudah berkonsentrasi karena otak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
“Bila karbohidrat dikurangi secara ketat, otak akan kehilangan sumber energi utamanya sehingga mengubah kerja otak secara drastis,” jelas Cheryl dalam The Daily Meal.
Ilustrasi perempuan insomnia Foto: Shutterstock
Adapun efek samping DEBM lainnya ketika menghentikan konsumsi karbohidrat adalah bisa memicu terjadinya perubahan zat kimia serotonin yang diproduksi oleh otak. Serotonin diketahui berfungsi untuk mengatur siklus tidur, suasana hati, pencernaan, nafsu makan, proses pembekuan darah, dan lainnya.
Nah ladies, dibanding menghentikan konsumsi karbohidrat sebaiknya batasi saja porsinya agar tidak menambah kalori pada tubuh. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi jenis karbohidrat yang sehat, seperti beras merah, biji-bijian, dan lainnya untuk mencegah berat badan naik sekaligus terhindar dari efek samping DEBM.
Penulis: Adinda Cindy Lapod
ADVERTISEMENT
----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)