Fenomena Operasi Hidung sebagai Standar Kecantikan bagi Perempuan Iran

6 Juni 2020 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perempuan Iran. Foto: dok. Unsplash/Raamin Ka
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Iran. Foto: dok. Unsplash/Raamin Ka
ADVERTISEMENT
Ladies, bila Anda menganggap para perempuan Korea Selatan sangat terobsesi terhadap operasi plastik, maka Anda salah besar. Nyatanya, obsesi terhadap operasi plastik paling banyak dialami oleh para perempuan di Iran. Mereka berlomba-lomba untuk melakukan operasi plastik pada bagian hidungnya dan bila berhasil, hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Mengapa demikian?
Mayoritas masyarakat Iran, baik laki-laki atau perempuan, terlahir dengan hidung yang panjang dan bengkok di bagian atasnya, lubang hidung besar dan cuping yang lebar. Bagi mereka, hal ini merupakan sebuah 'aib' yang ingin dibuang jauh-jauh.
Maka dari itu, cara yang paling mungkin untuk dilakukan adalah dengan operasi plastik rhinoplasty, yakni tindakan operasi plastik rekonstruksi batang hidung. Para perempuan Iran bahkan rela melakukan segala cara agar hidungnya bisa menjadi lurus dan kecil.
Mengutip dari Vice, Iran memiliki tingkat operasi plastik hidung tertinggi di dunia. Menurut beberapa perkiraan, jumlahnya empat kali lebih besar dari operasi plastik rhinoplasty yang dilakukan perempuan Amerika.
Perempuan Iran melakukan operasi plastik pada area hidung sebagai standar kecantikan dan status sosial. Foto: dok. Unsplash/Raamin Ka
Guardian melaporkan, operasi plastik ini hampir pasti dilakukan oleh siapa saja, tak terbatas dari status sosial dan ekonomi. Mulai dari orang kaya, pekerja kantoran, mahasiswa, penjual pakaian hingga remaja yang memilih untuk melakukan operasi plastik sekalipun ia harus menabung hingga berhutang.
ADVERTISEMENT
Bahkan, fenomena ini turut menarik perhatian presenter populer asal Amerika Serikat, Oprah Winfrey.
"Saya mempunyai teman dari Iran yang melakukan operasi pada hidungnya, dan ia terus menempelkan perban pada hidungnya dua tahun setelah melakukan operasi plastik hanya untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia telah melakukan operasi plastik," cerita Oprah seperti dikutip dari Vice.
Rupanya, hal ini sudah mendarah daging dari masa-masa sebelumnya dan kini menjadi budaya tersendiri yang tak bisa ditinggalkan. Bagi para perempuan Persia, memiliki hidung yang lurus dan mancung dapat mempermudah kehidupan mereka dalam segala hal, termasuk pula untuknmendapatkan pasangan.
Sama seperti cerita Oprah, perempuan Iran memang gemar menempelkan perban pada hidungnya yang telah sembuh dari luka jahitan operasi, karena sengaja ingin pamer bahwa dirinya berasal dari keluarga berada yang peduli dengan penampilan dan mampu membiayai tindakan bedah plastik tersebut.
Perempuan Iran melakukan operasi plastik pada area hidung sebagai standar kecantikan dan status sosial. Foto: dok. Unsplash/Raamin Ka
Maka tak heran, banyak perempuan yang sebenarnya tak perlu melakukan operasi plastik di hidungnya, namun dengan alasan gengsi dan status sosial, mereka akhirnya melakukan operasi plastik agar hidungnya terlihat lebih kecil.
ADVERTISEMENT

Kontroversi operasi plastik yang bertentangan dengan hukum Islam

Sebagai negara Islam, sebenarnya Iran sempat menunjukkan rasa tidak setuju terhadap operasi plastik karena bertentangan dengan hukum Islam. Namun pada akhir 1979, Tehran (ibu kota Iran) ditetapkan sebagai kota di mana operasi plastik paling banyak dilakukan di dunia.
Pada 1980-an, pemimpin Iran pada saat itu, Ayatollah Khomeini, pernah mengatakan bahwa operasi plastik sah-sah saja untuk dilakukan karena menurut hadist, Tuhan itu indah dan mencintai keindahan. Tetapi menurut laporan BBC, pada 2014 lalu pemerintah Iran mulai melarang aktor dan aktris Iran yang telah melakukan rhinoplasty tampil di stasiun televisi lokal Iran.
Perempuan Iran melakukan operasi plastik pada area hidung sebagai standar kecantikan dan status sosial. Foto: dok. Unsplash/Raamin Ka
Lantas, mengapa tren aneh ini muncul di negara Islam? Rupanya, kultur di Iran sejak berabad-abad lalu menganggap bahwa kecantikan harus terlihat dalam bentuk fisik. Karena penggunaan hijab seolah menjadi 'mandat' utama yang tak boleh ditinggalkan, maka perempuan Iran menganggap wajahnya sebagai kanvas kosong untuk mengekspresikan kebebasannya.
ADVERTISEMENT
Para perempuan Iran kemudian menjadi terobsesi dengan bentuk wajah mereka. Mereka ingin wajah yang lebih terlihat kemayu, simetris dan tampak seperti orang-orang Eropa. Ya, Iran sangat terpengaruh dengan budaya Eropa, terutama dari sisi standar kecantikannya.
Perempuan Iran melakukan rhinoplasty. dok. Simoni Plastic Surgery
Dokter bedah plastik asal Iran yang berbasis di Los Angeles, Dr. Benjamin Rafii, menjelaskan bahwa fenomena ini bukanlah reaksi dari Islam. Karena sejak 50 tahun lalu, orang-orang Iran memiliki budaya yang mirip dengan Eropa.
"Perempuan Iran dianggap memiliki standar kecantikan sempurna di mana wajah mereka proporsional, mata bentuk almond, alis dengan lekukan tinggi, tulang pipi dan rahang yang tegas. Namun hidung yang besar dan bengkok dianggap sebagai kekurangan sehingga mereka melakukan operasi agar terlihat sempurna," kata Dr. Benjamin.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun juga dialami oleh penulis buku berdarah Iran-Amerika bernama Dina Nayeri. Sebagai perempuan yang terlahir dengan darah Iran, Dina juga memiliki bentuk hidung yang bengkok dan besar. Lucunya, sang ibu yang tak memperbolehkan ia memakai makeup atau berkencan sangat mendukung ia untuk melakukan operasi plastik.
"Ketika aku berusia 17 tahun dan mulai kuliah, ibuku tak membolehkanku pakai makeup dan berkencan. Tapi, dia mengantarkanku ke klinik bedah plastik dan memperbolehkanku operasi plastik. Aku menerima tawarannya dengan senang hati," cerita penulis buku A Teaspoon of Earth and Sea itu.
Perempuan Iran melakukan operasi plastik pada area hidung sebagai standar kecantikan dan status sosial. Foto: dok. Unsplash/Raamin Ka
Dina ditawarkan untuk melakukan operasi plastik karena ibunya, tantenya dan neneknya pun juga melakukan hal yang sama. Bahkan, sang nenek telah melakukan operasi plastik sejak tahun '70-an walau saat itu teknologi dan alat-alatnya belum memadai.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kontroversi karena bertentangan dengan hukum Islam, hingga saat ini nose job atau operasi plastik hidung masih menjadi fenomena yang populer di Iran. Bahkan, ada banyak klinik-klinik kecantikan di Iran yang khusus menawarkan prosedur operasi plastik dengan harga bersaing.
Bagi mereka, operasi plastik bukanlah sekadar memperbaiki bentuk wajah, tetapi juga sebagai bentuk pengakuan status sosial dan ajang untuk 'pamer' kondisi finansial.
Ladies, bagaimana menurut Anda?
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.