Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Semakin besarnya pengaruh digital, banyak perusahaan yang mulai mengandalkan promosi lewat media online sebagai platform utama dalam meningkatkan penjualan bisnis mereka. Salah satunya, pengembangan bisnis melalui influencer, yang kini memang tengah berkembang pesat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemandangan yang mungkin sudah familiar bagi Anda adalah skema influencer yang melakukan 'endorsement' berupa produk dari brand yang memang menawarkan kolaborasi. Bisa berupa pakaian, kosmetik, jasa, hingga makanan.
Kolaborasi brand dengan influencer ini juga nyatanya dilakukan oleh perusahaan besar. Biasanya, dengan skala lebih besar yang dibarengi dengan konsep konten menarik untuk kampanye tertentu. Salah satunya, perusahaan e-commerce fashion ZALORA .
Pada Sabtu (7/9) lalu, kumparanWOMAN pun berkesempatan untuk berbincang dengan Christopher Daguimol, Group Director Brand Communications ZALORA, tentang fenomena dan pengaruh influencer terhadap suatu brand, khususnya ZALORA .
"Kami menyebutnya dengan influencer marketing. And we build this marketing pretty stronger," jelas pria yang akrab disapa Chris ini di Hotel G, Singapura.
ADVERTISEMENT
ZALORA sendiri tersebar di enam negara Asia, yakni, Indonesia, Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Filipina. Uniknya, influencer marketing di setiap negara pun menampilkan perbedaan yang beragam. Beda negara, beda market, beda pula style pakaian yang populer.
"Kita, khususnya di Asia Tenggara, sebenarnya kaya akan keanekaragaman. Dunia fashion Jepang dan Korea sudah biasa. Namun, tidak banyak yang tahu tentang fashion Asia Tenggara. Di sinilah peran influencer hadir. Terdapat wajah familiar yang merepresentasikan sebuah brand. Hal ini jadi satu langkah untuk menyatukan brand dengan orang lain," jelasnya.
Meski demikian, strategi melalui influencer pun tak bisa dilakukan secara asal-asalan dan hanya bergantung pada foto endorsement lewat foto saja. Menurut Chris, sebuah strategi marketing yang baik adalah dibarengi dengan konten yang menarik.
ADVERTISEMENT
Contohnya, personalisasi konten yang dibuat oleh influencer dengan menjelaskan secara teratur pada busana yang mereka pakai. Mulai dari nama produk, item-item yang bisa dikombinasikan, dan bagaimana tampilan tersebut bisa terlihat di bentuk tubuh yang berbeda-beda.
"Konten organik yang orisinal amat diperlukan dalam dunia fashion. Dan influencer menjadi salah satu wadah untuk bisa mengkomunikasikan hal tersebut lebih cepat kepada pelanggan," tambahnya.
Chris pun memberi contoh terhadap konten-konten yang telah ZALORA buat, khususnya untuk market Indonesia. Misalnya, ZALORAMADHAN Trip 2019. Dalam rangka merayakan Ramadhan, mereka berkolaborasi dengan lima influencers dengan style dan bentuk tubuh yang beragam. Misalnya, Aghnia Punjabi dengan tubuh mungil dan memakai hijab, serta Tasya Farasya dengan rambut panjang dan tubuh yang cukup tinggi.
"Mereka kami terbangkan ke Turki untuk melakukan sesi pemotretan dengan produk-produk baru khusus Ramadhan. Tapi kami barengi dengan konten menarik, sehingga bukan hanya produk yang dilihat, hal ini bisa juga menambah brand awareness untuk ZALORA," jelas Chris.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, setelah kampanye itu selesai, sosial media Instagram ZALORA Indonesia mendapatkan kenaikkan followers baru mencapai 7,1 ribu dengan impressions dari foto-foto yang diunggah mencapai 52,8 juta views.
Contoh lainnya adalah kolaborasi ZALORA untuk kampanye Summer Wanderlust Trip 2018. Mengajak enam influencers ke Labuan Bajo, untuk pemotretan terhadap produk-produk musim panas terbaru ZALORA.
Hasilnya, setelah masa kampanye selesai, mereka mendapatkan penambahan followers baru Instagram mencapai 11 ribu orang.
"Jadi bisa dilihat, penyajian konten yang menarik melalui influencers menjadi salah satu langkah cepat untuk bisa dekat dengan pelanggan. They represent the brand and ZALORA is a fashion platform that connecting with people," tutup Chris.