Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Inspirasi Brontë Sisters dalam Koleksi Max Mara Fall Winter 2025
11 April 2025 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Karya-karya abadi dua saudari Brontë, Emily dan Charlotte, menjadi latar inspirasi koleksi musim gugur dingin 2025 dari Max Mara. Jane Eyre dan Wuthering Heights yang terbit pertama kali tahun 1847, adalah dua karya penting di jagad sastra dunia.
Emily dan Charlotte yang tumbuh besar di Yorkshire berayah seorang pendeta, adalah para pendobrak tradisi dengan menerbitkan karya tentang percintaan, eksplorasi seksualitas, dan feminisme.
Sang direktur kreatif Ian Griffiths, memaparkan bahwa ia mencari keseimbangan antara dua kutub karakter Jane Eyre dan Catherine Earnshaw. Kelembutan dan pengekangan diri versus gairah dan kebebasan.
Karakter daerah Yorkshire yang sepi sinar matahari, dingin, warna abu-abu di langit dan bebatuannya serta bentangan moors (lahan berbukit tak tergarap) kental memengaruhi koleksi. Pemilihan warna, styling bertumpuk dan pemilihan bahan, semuanya berujung kepada satu episode musim dingin di perbukitan tanah Inggris.
Show dibuka dengan warna deep burgundy. Dua mantel Teddy membalut tubuh, yang di bagian dalam dikencangkan oleh lilitan sabuk kulit. Barisan mantel indah, salah satu kekuatan Max Mara, muncul bergantian.
Selain mantel Teddy yang klasik, Griffiths mereka-reka mantel panjang yang dressy, modern bertudung kepala, dalam bentuk gilet panjang, dan mantel pendek masculine chic dengan kantong-kantong besarnya.
Pada area tata gaya, Griffiths tekun pada pakem bertumpuk. Mantel bertemu mantel. Mantel di atas gilet. Gilet panjang berjumpa mantel jahit tindas. Gilet rajut di atas Teddy pendek. Sekilas terlihat berlebihan.
Tapi bila inspirasi Griffiths adalah iklim pedesaan Inggris yang penuh padang terbuka dan kaya angin, gaya tumpuk adalah solusi chic tubuh terjaga hangat.
Sensualitas, diolah halus oleh Griffths. Kulit tubuh tak sembarang diumbar. Seperti atasan tanpa lengan serupa korset Victorian, dipasangkan dengan rok panjang dan lebar, dan lagi-lagi dililit ketat oleh sabuk kulit.
Terusan off shoulder panjang menggelitik lantai, puritan dan mewah. Satu koleksi memberi intipan payudara dan satu koleksi lain menguarkan paha tersingkap. Sensualitas yang merambat perlahan bukan seksualitas yang membakar sekejap.
Materi yang digunakan oleh Griffiths, setia mengacu kepada kondisi alam Yorkshire. Elegansi kasmir, tweed, dan beludru yang membalut gaun malam.
Aksesori sabuk kulit yang dililitkan dua kali, muncul hampir di setiap koleksi. Mengikat erat bagian pinggang pada mantel, atasan, celana panjang, bahkan di atas terusan. Semacam simbol dua hal yang berlawanan: dibebatnya kebebasan dan pertunjukan lekuk tubuh.
Dua heroine Jane Eyre dan Catherine Earnshaw, melesat jauh dari tipikal karakter perempuan masa itu. Seperti para penciptanya, mereka mengupas satu per satu tantangan zaman dan tegas mengukir nasib. Satu abad dan tujuh dekade berlalu, tapi tantangan menjadi dan bagi perempuan selalu langgeng. Seperti karya klasik dua saudari
Brontë yang selalu memunculkan sekelumit kebaruan setiap dibaca ulang, begitu pun koleksi fashion Max Mara. Relevansi yang abadi.