Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Bagi perempuan Indonesia, kata jamu tentunya sudah tidak asing lagi di telinga, termasuk saya. Sejak kecil, nenek dan ibu mengajarkan dan membiasakan saya untuk meminum jamu. Karena memiliki tubuh yang sangat kurus dan sedang berada pada masa pertumbuhan, saat itu saya hanya diperbolehkan minum jamu beras kencur dan temulawak yang terkenal dapat meningkatkan nafsu makan.
ADVERTISEMENT
Lalu saat beranjak dewasa, menstruasi datang dan hormon mulai bekerja maksimal, jamu yang saya minum pun ikut mengalami perubahan. Dari beras kencur, saya beralih minum kunyit asam. Saat itu yang saya tahu kunyit asam bisa melancarkan menstruasi dan menghilangkan bau badan. Itu saja yang saya tahu saat itu.
Padahal sebenarnya jamu memiliki segudang manfaat lain bagi kesehatan tubuh, jenisnya pun sangat beragam. Tidak hanya seputar kunyit, beras kencur, dan temulawak. Selain itu, jamu ternyata juga dapat membantu perempuan untuk menjaga kesehatan kulit.
Jamu sendiri adalah sebutan dari obat tradisional khas Indonesia berbentuk minuman yang terbuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti akar-akaran, daun-daunan, kulit batang tanaman, dan buah. Di era modern ini, jamu juga biasa disebut dengan nama herba atau herbal yang dikenal dapat meningkatkan stamina, menjaga kebugaran tubuh, dan menyembuhkan penyakit secara tradisional.
ADVERTISEMENT
Dari jamu gendong hingga jamu kemasan
Di Indonesia, perkembangan jamu dimulai sejak ratusan tahun silam. Kabupaten Sukoharjo, salah satu kabupaten di Jawa Tengah dikenal sebagai produsen jamu pertama. Kabupaten ini bahkan telah menjadi sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia.
Kebanyakan pembuat jamunya adalah perempuan. Mereka membuatnya dengan cara tradisional. Mulai dari merebus, memarut, dan menumbuk semua bahan yang kemudian dijajakan dengan cara digendong menggunakan bakul besar berisi botol-botol yang diisi dengan cairan jamu. Jamu yang mereka jual pun beragam, dari jamu pahitan, kunyit asam, beras kencur, jahe, temulawak, dan masih banyak lagi.
Tak jarang, mereka juga menggunakan bahan dari hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur buaya. Seringkali kuning telur ayam kampung juga dipergunakan untuk tambahan campuran pada jamu gendong.
ADVERTISEMENT
Jamu-jamu tersebut biasanya memiliki rasa yang begitu pahit sehingga banyak orang yang ragu untuk mencoba. Untuk itu, beberapa penjual mulai menambahkan madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat diterima oleh penikmatnya. Bahkan ada juga jamu yang ditambah dengan minuman olahan anggur. Selain untuk mengurangi rasa pahit, anggur dalam jamu juga berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
Seiring berjalannya waktu, jamu pun kian berkembang. Banyak produsen-produsen mengadaptasi pembuatan jamu dan memproduksinya dalam jumlah besar. Mereka pun melakukan berbagai inovasi sehingga terciptalah jamu dalam kemasan, seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer, dan Jamu Jago.
Manfaat jamu untuk kecantikan
Sekitar 30 tahunan yang lalu, jamu yang selama ini kita kenal sebagai penambah stamina dan obat untuk menyembuhkan penyakit secara tradisional ternyata berhasil menginspirasi pembuatan skin care asal Jerman, Ole Henriksen, yang dirilis sejak tahun 1983.
ADVERTISEMENT
Namun apa benar jamu juga memiliki manfaat yang tinggi untuk kecantikan kulit ? Menurut Nova Dewi, pemilik kedai jamu dan kopi Suwe Ora Jamu, jamu memang memiliki segudang manfaat bagi manusia.
Ia percaya bahwa untuk mendapatkan kulit yang sehat, perempuan juga harus menjaga kecantikan dari dalam. Salah satu caranya adalah dengan rutin mengkonsumsi jamu.
“Saya sejak kecil memang sudah minum jamu. Selain untuk menjaga kesehatan dan stamina, tanaman tradisional yang digunakan sebagai bahan-bahan pembuat jamu juga memiliki kegunaan untuk kulit. Misalnya saja kunyit yang memiliki antioksidan tinggi yang bisa membuat kulit lebih bercahaya,” ungkap Nova Dewi kepada kumparanWOMAN saat kami temui di kedai Suwe Ora Jamu, Petogogan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Melansir Healthline, kandungan curcumin, sebuah komponen bioaktif yang ada dalam kunyit membuat tumbuhan berwarna oranye ini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Karena dua sifat tersebut, kunyit dapat membuat kulit kita tampak lebih glowing jika kita rajin mengkonsumsinya.
ADVERTISEMENT
Selain kunyit, ada juga berbagai jamu yang tak kalah baik manfaatnya untuk kulit. Salah satunya adalah jamu jahe. Jamu yang terbuat dari tanaman jahe ini ternyata tak hanya berfungsi untuk menghangatkan tubuh dan meredakan masuk angin, tetapi juga bisa membantu proses peremajaan kulit, apalagi jika dikonsumsi secara rutin.
Mengkonsumsi jahe juga bisa menjadi solusi anti penuaan dini karena pada dasarnya jahe memiliki 40 sifat antioksidan yang bisa mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas dan mencegah penuaan. Tak berhenti disitu, manfaat jahe juga dapat mempercepat pertumbuhan rambut, mengatasi ketombe, mengurangi selulit, dan memudarkan bekas luka.
Kedua bahan yang digunakan untuk membuat jamu tersebut tak jarang juga bisa kita temui dalam ingredients produk perawatan kecantikan kita. Beberapa diantaranya adalah The Body Shop yang menjadikan jahe sebagai bahan dasar untuk masker dan sampo, serta Mustika Ratu yang memanfaatkan kunyit sebagai bahan untuk membuat masker peeling.
ADVERTISEMENT
Oleh karena manfaatnya yang sangat beragam untuk kecantikan, Nova menyarankan agar kita sebagai perempuan lebih rajin minum minuman tradisional seperti jamu sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan kulit dari dalam.
“Sebagai perempuan, kita tidak hanya perlu memperhatikan kecantikan dari luar saja. Tetapi dari dalam juga. Jamu menjadi alternatif paling mudah ketimbang kita harus mengkonsumsi obat-obatan atau vitamin khusus kecantikan. Apapun yang datang dari alam, pasti hasilnya baik untuk tubuh manusia,” tutupnya.