Jangan Buru-buru, Ini 4 Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Menikah

19 Juni 2024 16:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan suami istri berciuman. Foto: Bangkok Click Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri berciuman. Foto: Bangkok Click Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, sudah tahu apa saja 4 hal yang perlu disiapkan sebelum menikah? Pastinya, akan sangat beragam, ya.
ADVERTISEMENT
Mengingat bahwa pernikahan adalah momen yang sangat penting, maka artinya kamu juga tak bisa asal memutuskan begitu saja. Menurut seorang Konselor Psikologi, Indiah Wahyu Andari, pernikahan adalah fase kehidupan yang sangat kompleks.
“Dalam pernikahan kita perlu menyesuaikan diri dengan banyak hal, misalnya penyesuaian sifat dan karakter, keluarga besar, budaya dan keyakinan, keuangan, serta penyesuaian seksual. Kita perlu memastikan bersama dengan orang yang tepat,” jelas Indiah kepada kumparanWOMAN.
Ya, menikah hendaknya jangan dilakukan hanya karena alasan kamu jatuh cinta dengan pasangan. Sebab, kamu juga perlu tahu hal-hal yang perlu disiapkan sebelum menikah. Apa saja? Simak selengkapnya di sini.

1. Mengenal seluruh latar belakang pasangan

Ilustrasi pasangan. Foto: 220 Selfmade studio/Shutterstock
Menikah tak hanya menyatukan kamu dan pasangan, tapi juga dua keluarga. Kenali seluruh latar belakang pasangan, seperti keluarga, riwayat hidup, lingkaran pertemanan, sampai riwayat kekerasan.
ADVERTISEMENT
“Bukan untuk mencari kesempurnaan, namun jika ada hal buruk yang pernah terjadi bisa menjadi pertimbangan dan lebih siap menghadapi konsekuensi,” terang Indiah.

2. Sesuaikan diri dengan pasangan

Ilustrasi pasangan. Foto: WHYFRAME/Shutterstock
Menurut Indiah, kamu juga perlu mempertimbangkan tingkat kesulitan dalam penyesuaian diri dengan pasangan. Seperti penyesuaian visi ke depan, sifat dan karakter, budaya, keyakinan, lingkaran pertemanan, serta penyesuaian diri di keluarga besar.

3. Terbuka untuk berdiskusi hal sensitif

Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
Contohnya seperti pengaturan ekonomi, pembagian peran rumah tangga, jumlah anak, tempat tinggal, termasuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah seksualitas.

4. Kesiapan untuk menikah

Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
Indiah mengingatkan bahwa menikah artinya tak hanya kesiapan kita untuk menikah dan hidup dengan pasangan. Tapi juga kemampuan untuk bisa berani mandiri dan berdaya dalam hubungan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Baik secara fisik, mental, ekonomi, dan sosial. Karena dengan kondisi berdaya kita akan lebih mudah berkontribusi untuk memperkuat hubungan pernikahan,” jelas Indiah.