Jangan Lakukan 7 Hal Ini Ketika Berargumen dengan Pasangan

26 Agustus 2020 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kehidupan berpasangan memang penuh dengan warna, suka dan duka. Dibutuhkan usaha, perjuangan, kerja keras, dan komitmen dari kedua pihak untuk menjaga cinta tetap hidup. Faktanya, tak ada pasangan yang bebas dari masalah dan pertengkaran. Namun, semua akan berbeda tergantung bagaimana Anda mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Setiap orang memang punya cara sendiri untuk mengatasi masalah. Ada cara yang dewasa dengan saling menghargai, ada pula cara yang tidak sehat dan berujung kepada rasa sakit yang berkepanjangan.

Dengan begitu, untuk menjaga hubungan sehat, ada beberapa hal yang harus dijaga terutama saat terjadi argumentasi. Dilansir Huffington Post, berikut tujuh hal yang harus Anda hindari saat berargumen dengan pasangan, agar tidak tercipta situasi yang semakin rumit.

Saling merendahkan
Ilustrasi Pasangan Foto: Dok. Shutterstock
Saat berargumen, Anda mungkin akan penuh dengan emosi, rasa sakit, dan segala perasaan frustasi. Namun, jangan sampai Anda merendahkan pasangan dengan hal-hal yang memang jadi kelemahannya.
"Jika Anda telah berada dalam hubungan yang lama, Anda akan memahami kelamahan-kelemahan dirinya yang jika diungkapkan saat beragumen, akan memberikan luka yang besar pada hatinya," ungkap Gary Brown, terapis pernikahan dan pertemanan. "Contohnya, pasangan Anda mempunyai masalah kecemasan. Lalu Anda dengan sengaja mengungkapkan kata-kata menyaktikan tentang kelemahannya tersebut," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Cobalah untuk lebih fokus terhadap permasalahan yang dihadapi dibanding menjadikan argumen tersebut ditujukan langsung pada pasangan Anda. "Argumentasi memang dapat menyakitkan dan menyulitkan, namun Anda tetap perlu menghargai satu sama lain," tambah Gina Delucca, psikolog klinis.
Anda meninggalkan argumen begitu saja
Gambaran ini mungkin tidak asing bagi sebagian Anda. Ya, kondisi saat salah satu pasangan meninggalkan argumen di tengah jalan tanpa aba-aba. Membuat konflik tak terselesaikan, dan meninggalkan pasangan Anda dengan perasaan bingung, marah, sakit hati, hingga merasa sendiri.
"Dalam hubungan laki-laki dan perempuan, hal ini biasanya terjadi pada laki-laki yang merasa sudah lelah untuk berargumen, atau ketakutan bahwa kemarahannya akan terlampiaskan dengan cara yang salah," ungkap Amy Begel, terapis pernikahan dan keluarga. "Namun apapun motivasinya, tindakan ini adalah langkah yang tidak baik, bully secara terselubung, dan perlakuan pengecut. Ini malah membuat pasangan Anda merasa hancur," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Jika Anda membutuhkan jeda waktu untuk berpikir dan menenangkan diri, lebih baik hal tersebut diungkapkan langsung pada pasangan Anda, seperti: "Baik saya mengerti Anda marah, beri saya waktu beberapa menit untuk berpikir dan menenangkan diri." atau "Kita berdua sedang sama-sama marah, mari kita tenangkan diri terlebih dahulu."
Membuat keputusan yang impulsif saat berdebat
llustrasi Pasangan Foto: Dok. Shutterstock
Saat Anda dan pasangan sedang dalam emosi yang memuncak dan tak terkendali, terkadang pikiran pun jadi sulit untuk berpikir dengan jernih. Hal tersebut tak jarang membuat Anda memutuskan dan menyimpulkan sesuatu secara terburu-buru.
Cara untuk menyiasatinya, tahanlah diri Anda untuk membuat keputusan dalam keadaan marah. Tunggulah hingga Anda bisa berpikir dengan kepala dingin dan jernih.
ADVERTISEMENT
Mengungkit masa lalu atau hal-hal yang tidak relevan untuk memenangkan perdebatan
Jika Anda ingin argumentasi yang adil, maka membawa kesalahan masa lalu pasangan Anda adalah kesalahan yang besar. Hal tersebut malah membuat perdebatan semakin defensif dan terlalu panjang.
"Saat salah satu pasangan adalah seseorang yang mudah cemas, mudah tersulut emosi, dan sulit untuk mengakui kesalahan, maka ia akan menggunakan metode seolah segala kesalahan ada pada pasangannya. Bisa saja ia menjabarkan segala kelemahan, masa lalu, dan kesalahan pasangannya untuk memenangkan argumen," jelas Amy Begel.
Terlalu fokus untuk menjadi 'benar' dan 'menang' dibanding dengan menyelesaikan permasalahan yang ada
Ilustrasi suami tertekan. Foto: Shutter Stock
Meski dalam perdebatan yang panas, cobalah untuk selalu ingat bahwa Anda dan pasangan berada dalam tim yang sama. Sehingga, jika Anda hanya fokus untuk membuktikan bahwa anda benar dan dia salah, itu hanya akan memperkeruh hubungan Anda.
ADVERTISEMENT
Cobalah untuk fokus pada permasalahan yang diselesaikan, dan berusaha untuk melihat dari perspektif pasangan Anda. "Jika pasangan Anda adalah seseorang yang penting, maka cobalah untuk menjadi pendengar yang baik dibanding terlalu gigih membuktikan bahwa Anda benar," jelas Carol A. Lambert, terapis asal Amerika Serikat kepada Huffpost.
Berusaha menyelesaikan masalah lewat pesan singkat
Ilustrasi memegang handphone Foto: shutterstock
Ya, menulis pesan memang dapat menghadirkan momen yang romantis. Namun, tidak saat Anda sedang beragumen. Alasannya, pesan singkat bisa mudah untuk disalah artikan terutama dengan intonasi bacaan yang berbeda bagi setiap orang.
"Anda tak bisa mendengar nada bicara, bahasa tubuh atau ekspresi pasangan saat menyelesaikan masalah lewat pesan singkat. Jika memang tak bisa bertemu dan membahasnya langsung, setidaknya selesaikan lewat telepon," ungkap Gary Brown.
ADVERTISEMENT

Anda tak sadar dengan cara Anda berbicara dan bersikap pada pasangan

Ilustrasi marah. Foto: Pixabay
Saat beragumen, terkadang kita hanya fokus pada hal-hal yang ingin dibicarakan dan sampaikan pada pasangan. Tak jarang, kita melupakan bagaimana cara kita berbicara dan bersikap pada pasangan saat argumen tersebut berlangsung.
"Perasaan seperti marah, frustasi, dan bentuk emosi lainnya selalu diiringi dengan energi yang besar. Hasilnya, tanpa disadari kita melakukan perkataan dan gestur yang tak perlu. Mulai dari memukul meja, bahasa tubuh yang terburu-buru, hingga berteriak," ungkap Lynsie Seely, terapis pernikahan dan keluarga.
Tak hanya bahasa tubuh yang mencerminkan emosi tak terkendali, hal-hal sepele seperti memutar mata, tak menjaga kontak mata, hingga mengecek telepon genggam di tengah-tengah argumen juga harus Anda hindari.
ADVERTISEMENT
"Jagalah tubuh Anda untuk tetap rileks saat berargumen. Hadapi pasangan Anda dengan tenang, tangan yang nyaman, dan tatapan mata yang teduh. Ini bisa jadi cara yang baik untuk membuat koneksi Anda tetap terjaga meski sedang berargumen," tutup Seely.