Kartini Masa Kini di Bidang Keberlanjutan

25 April 2020 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Assistant Director of Sustainability Grup APRIL Triana Krisandini menghabiskan waktu senggang bersama anak perempuannya, Ammara. Foto: Dok. RAPP
zoom-in-whitePerbesar
com-Assistant Director of Sustainability Grup APRIL Triana Krisandini menghabiskan waktu senggang bersama anak perempuannya, Ammara. Foto: Dok. RAPP
ADVERTISEMENT
Perempuan, muda dan bercita-cita untuk memajukan masyarakat. Mendengar tiga kriteria tersebut, pastilah kita langsung teringat pada sosok Raden Adjeng Kartini yang pada masanya tak lelah menyuarakan semangat emansipasi wanita lewat pemikirannya.
ADVERTISEMENT
Kini, perjuangan Kartini berbuah manis. Stereotip perempuan yang kerap dikaitkan dengan urusan dapur dan mengurus pekerjaan rumah perlahan-lahan berubah. Pada era ini tak sedikit perempuan yang mampu memegang peran penting di instansi pemerintahan, perusahaan, hingga di masyarakat.
Salah satunya adalah Triana Krisandini, penggiat sustainability yang aktif mensosialisasikan pentingnya aspek keberlanjutan untuk kegiatan operasional, bisnis, serta di kehidupan sehari-hari. Baru berusia 30 tahun, Triana yang kini menjabat sebagai Assistant Director of Sustainability Grup APRIL dipercaya menjalankan program komprehensif keberlanjutan sebagai Project Lead Sustainable Development Goals (SDGs) di perusahaannya.
Sehari-hari, perempuan yang memiliki seorang anak perempuan ini bertanggung jawab mengelola, memonitor, dan memastikan program keberlanjutan perusahaan berjalan sesuai target serta selaras dengan agenda SDGs. Program-program tersebut berkaitan dengan kebijakan, komitmen, dan penilaian mengenai penerapan keberlanjutan pada perusahaannya, yang bergerak di bidang pulp dan kertas. Triana juga memimpin program rekrutmen bagi calon-calon pemimpin keberlanjutan di masa depan atau ASPiRE.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Triana menyadari masih sedikit masyarakat yang mengetahui dan memahami apa itu sustainability. Bahkan, masih banyak yang belum menyadari pentingnya komitmen pembangunan berkelanjutan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2015 lalu.
SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan rencana aksi pembangunan global yang disepakati oleh 193 negara di dunia, termasuk Indonesia, untuk keberlangsungan kehidupan manusia dan planet bumi yang lebih baik. Terdapat 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai seluruh negara pada tahun 2030, beberapa diantaranya yaitu mengatasi kemiskinan, menahan laju perubahan iklim, sampai menuntut kegiatan produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya agenda SDGs menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan bergelar Master of International Affairs di Columbia University ini. Bagi Triana, terus mensosialisasikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut membantu mewujudkan SDGs telah menjadi hobi baru baginya.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana caranya mencapai target ini tidak hanya dibebankan ke negara, tetapi juga dilakukan oleh semua individu dengan sustainable living. Misalnya, untuk membantu mengurangi perubahan iklim, kurangi jejak karbon dengan menggunakan transportasi umum sehari-hari, kurangi konsumsi daging, pilihlah kemasan yang ramah lingkungan, dan lain sebagainya, ” ujarnya.
Sejak kecil, perempuan yang memiliki passion di bidang isu pembangunan manusia ini memang bercita-cita untuk mengabdi dan berkontribusi untuk masyarakat Indonesia. Sebelum bekerja di Grup APRIL selama 4 tahun terakhir, Triana menyumbangkan pikirannya untuk isu pembangunan manusia dalam negeri dengan bekerja di organisasi filantropi Tanoto Foundation. Dari situlah dia menyadari bahwa untuk terus meningkatkan indikator pembangunan manusia, diperlukan kerja sama yang erat dengan sektor bisnis sehingga keberlanjutan dari program sosial dapat tercipta. Bisnis yang berkelanjutan, bagi Triana, menjembatani terciptanya peningkatan pembangunan manusia, pemberdayaan ekonomi, hingga menciptakan lingkungan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Inilah yang membuatku jatuh cinta dengan sustainability. Kita tidak bisa hanya ingin melindungi lingkungan tanpa berdampingan dengan konsep bisnis. Ini harus berjalan berdampingan dalam konsep bisnis yang berkelanjutan,” tuturnya.
Tak heran, konsistensi Triana di bidang keberlanjutan diganjar berbagai apresiasi. Belum lama ini, perempuan yang hobi menyanyi ini dinobatkan sebagai Corporate Sustainability Warrior oleh  Indonesia Business Council for Sustainable Development  (IBCSD). Penghargaan ini ditujukan kepada sosok yang aktif menciptakan strategi bisnis melalui operasional berkelanjutan dan mensosialisasikannya ke masyarakat. Tak hanya itu, Triana juga menyabet penghargaan internasional WBCSD Leading Women Award pada 2018 atas perannya yang menginspirasi di bidang bisnis keberlanjutan.
Mencapai karier yang diidamkan bukan sesuatu yang instan dan mudah digapai bagi Triana. Layaknya Kartini, dia kuat dan tidak pernah berhenti berjuang bahkan saat dia berada dalam masa terendah sekalipun. Triana pernah terkatung-katung mencari pekerjaan di New York, Amerika Serikat, sesaat setelah dirinya menamatkan program sarjana di bidang Business Administration di Oregon University pada 2011. Untuk menyambung hidup, Triana bahkan pernah bekerja sebagai barista dan sandwich maker di salah satu kafe di pusat perdagangan saham terbesar di dunia, Wall Street.
ADVERTISEMENT
Putus asa ditolak banyak perusahaan internasional kala itu tidak akan pernah terlupakan bagi anak ketiga dari empat bersaudara ini. Pasalnya, momen itu mengingatkannya untuk kembali kepada mimpinya: mengabdi dan berkontribusi lebih banyak untuk Indonesia. Di saat yang sama, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) perwakilan New York tengah membuka lowongan pekerjaan untuk orang Indonesia kala itu. Akhirnya, selama 2011-2013, Triana membantu diplomasi dan kebutuhan investasi Indonesia di Amerika Serikat lewat BKPM serta menjadi asisten khusus untuk Duta Besar/Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB. Barulah pada 2013-2015, Triana fokus menamatkan gelar masternya di Universitas yang dia idam-idamkan sejak kecil, Columbia University, yang juga merupakan kampus dari mantan orang nomor satu AS, Barack Obama.
ADVERTISEMENT
“Di situ aku belajar banyak tentang hidup, tentang kerja keras, pentingnya menjalani dan mensyukuri proses serta mempelajari perbedaan-perbedaan dari setiap orang yang membuatku akhirnya merasa, ya aku berada di tempat yang benar saat ini untuk terus melanjutkan mimpi-mimpiku,” ujarnya.
Keluarga adalah yang paling besar mempengaruhi Triana untuk menjadi pribadi yang kuat, berkomitmen dan tidak pernah menyerah. Sejak kecil, Triana selalu dekat dengan sang ayah yang berprofesi sebagai politisi, yang menurutnya berperan besar membentuk dirinya saat ini. Baginya, ayahnya adalah pendukung feminisme yang terus mendorong dia dan ketiga saudara perempuannya untuk bermimpi setinggi-tingginya dan merealisasikan mimpi itu dengan sebaik-baiknya.
Peran ibu juga sangat berdampak pada bagaimana Triana kini menyeimbangkan kehidupan berkariernya dengan keluarga tercintanya di rumah. Ibu dari putri cantik bernama Ammara ini mencontoh bagaimana ibunya dulu yang dapat membesarkan empat anak perempuan, menjadi istri dari seorang politisi, namun tetap aktif menjalankan kegiatan sosialnya dengan hati dan perhatian yang tidak terbagi. Dari sosok ibunya, Triana belajar bahwa setiap perempuan bisa melakukan apa yang ingin dia lakukan.
ADVERTISEMENT
Kini, bila Triana tak sedang dihadapkan berbagai tugas kantor, selalu ada keluarga kecil yang menyambutnya hangat di rumah. Kegiatan sederhana seperti memasak atau bernyanyi ditemani suami dan anak tercinta menjadi momen pelengkap Triana untuk tetap seimbang menjalani hidup yang dia idam-idamkan, yakni menjadi ibu namun tetap berkontribusi banyak untuk masyarakat. Layaknya Kartini di masa lampau, Triana merupakan satu dari sekian banyak Kartini di masa kini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan RAPP