KemenPPPA Tingkatkan Kesadaran Kanker Payudara lewat Kampanye Rights to Smile
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dan PT Novartis Indonesia mengusung kampanye bertajuk Rights to Smile yang bertujuan meningkatkan kesadaran perempuan Indonesia akan kanker payudara . Sebab, sampai sekarang masih banyak perempuan yang terlambat menyadari gejala kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA Lenny N. Rosalin menyebut Indonesia menjadi negara tertinggi kasus kanker payudara.
“Penyebabnya, masyarakat masih takut untuk memeriksakan diri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Padahal, apabila diketahui lebih cepat, bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik dan optimal,” ujar Lenny di kantor KemenPPPA, Rabu (23/8).
Lenny menambahkan, penting untuk bisa rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS). Sebab, sampai saat ini tercatat 53,7 persen masyarakat tidak pernah melakukan SADARI, sedangkan sebanyak 95,6 persen tidak pernah melakukan SADANIS.
Country Head of Public Affairs, Communication & Engagement PT Novartis Indonesia, Hanum Yahya, ingin memastikan pasien perempuan mendapatkan informasi yang tepat dan edukasi yang cukup dari sumber tepercaya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Globocan tahun 2020, kasus baru kanker payudara jumlahnya mencapai 68.858. Persentase perempuan lebih banyak daripada laki-laki dan jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Lewat pemaparannya, dokter spesialis bedah onkologi, dr. Walta Gautama Said Tehuwayo, menjelaskan bahwa kondisi kanker payudara stadium lanjut masih mendominasi di Indonesia.
“Saat ini sekitar 70 persen pasien dengan kanker payudara yang datang ke pusat kesehatan dideteksi pada stadium lanjut. Perawatan kanker payudara, termasuk pada stadium lanjut, sudah berkembang sedemikian rupa," tutur dr. Walta.
"Yang terpenting, kita harus mengenali jenis dan tipe kanker payudara dengan baik. Sehingga kita dapat memberikan dan memastikan bahwa tata laksana sesuai dengan target terapi yang tepat,” lanjutnya.
Kanker payudara stadium lanjut atau stadium empat disebut dengan kanker payudara metastasis. Kanker jenis ini sudah bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Lokasi yang paling umum biasanya terjadi pada tulang, yakni sekitar 30–70 persen, diikuti dengan paru-paru, hati, dan lebih sedikit ke otak.
Gejalanya pun berbeda dengan kanker stadium awal yang hanya berkutat di area payudara. Kanker metastasis memiliki gejala, seperti nyeri punggung, sulit buang air kecil, mual terus-menerus, kejang, hingga hilang keseimbangan.
ADVERTISEMENT
Pilihan perawatan kanker payudara bergantung pada stadium, jenis kanker, dan faktor kesehatan pasien. Beberapa pilihan penanganannya meliputi operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, terapi target, dan perawatan paliatif.
Bila bicara mengenai faktor risiko kanker payudara, ternyata masih ada hal-hal yang bisa diubah untuk mencegahnya. Faktor tersebut adalah kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, banyak melakukan terapi hormon, minum alkohol, dan riwayat reproduksi, seperti hamil pertama setelah usia 30 tahun dan tidak menyusui.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor lain seperti merokok, terpapar bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker, hingga perubahan hormon lain akibat kerja shift malam juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Melihat fakta yang sudah disebutkan di atas, artinya sangat penting bagi kita semua untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatan. Jangan takut akan stigma yang beredar di masyarakat. Ketahui apa yang tepat untuk kamu dan jangan pernah terlambat menyadari gejala kanker payudara.
ADVERTISEMENT