Kisah Jessikah Inaba, Pengacara Kulit Hitam Tunanetra Pertama di Inggris

Perempuan Inggris bernama Jessikah Inaba berhasil mencetak sejarah menjadi perempuan berkulit hitam dan tunanetra pertama yang berhasil menjadi pengacara di negara tersebut.
“Saya masih tidak percaya bahwa saya telah melakukannya (lulus menjadi pengacara). Suatu hari saya akan bangun dan menyadari betapa menakjubkannya ini,” kata perempuan yang akrab disapa Jess dikutip dari Metro.
Perjuangan saat kuliah hukum
Jess memulai pendidikan akselerasinya pada September tahun 2017. Dua tahun kemudian, Jess mengambil gelar master bersamaan dengan kursus pelatihan profesional.
Selama kuliah, Jess dibantu oleh braille atau alat bantu baca dan tulis untuk tunanetra. Ia berkata bahwa sebagian besar studi berhasil diselesaikan dengan membuat catatan braillenya sendiri. Ia menyalin catatan kuliah dengan meminta teman membacakan materi tersebut.
"Saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan materi pembelajaran saya sendiri daripada yang saya pelajari. Bahkan saya sempat dirawat di rumah sakit setelah pingsan karena hanya tidur 3 jam setiap malam selama 2 tahun,” papar Jess.
Meski perjuangannya cukup sulit, Jess mengaku tetap semangat menyelesaikan pendidikannya. Hal itu karena pihak keluarga yang selalu mendukungnya.
"Itu sulit dan saya sering berpikir untuk menyerah, tetapi keluarga saya yang mendukung memberi saya keberanian dan kekuatan. Saya juga selalu percaya pada diri saya sendiri. Tidak ada yang tidak mungkin,” tukas Jess.
Senang bisa menginspirasi

Jess merasa sangat senang bisa menjadi perempuan tunanetra berkulit hitam pertama yang berhasil menjadi pengacara. Ia bangga bisa membuktikan bahwa meski memiliki kekurangan, Jess bisa bekerja seperti orang-orang normal lainnya.
"Warna kulit dan jenis kelamin saya minoritas, selain itu saya juga memiliki kecacatan. Tetapi, hal itu malah mendorong saya untuk membuka jalan bagi orang-orang yang sama seperti saya untuk bisa bekerja seperti saya,” kata Jess.
Jess mengalami kebutaan karena kondisi matanya yang disebut Bilateral microphthalmia. Ini merupakan kondisi dimana bayi lahir dengan mata yang lebih kecil dari biasanya.
Namun, hal itu tidak pernah membuat Jess berhenti untuk mengejar mimpinya. Sekarang Jess dengan bangga mengenakan gaun pengacara setelah bekerja sangat keras untuk mendapatkannya.
"Saya menganggap sebagai orang kulit hitam saya harus bekerja sepuluh kali lebih keras daripada yang lain hanya untuk diterima oleh masyarakat,” tutup Jess.