Kisah Tragis Hancurnya Romanov, Dinasti Kekaisaran Terakhir di Rusia

12 September 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nicholas II, pemimpin terakhir yang memimpin kekaisaran Rusia. dok. ist
zoom-in-whitePerbesar
Nicholas II, pemimpin terakhir yang memimpin kekaisaran Rusia. dok. ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah Anda bahwa jauh sebelum dipimpin oleh seorang presiden, Rusia dulunya dipimpin oleh seorang anggota keluarga bangsawan. Pemimpin Rusia pertama kali diketahui adalah Pangeran Novgorod yang memimpin pada tahun 862 hingga 882. Kemudian berlanjut hingga zaman Tsar (gelar penguasa atau pemimpin monarki dalam rumpun bahasa Slavia, bisa disebut raja atau kaisar) Godunovs hingga Zemsky pada 1613.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Rusia dipimpin oleh Dinasti Romanov yang disebut-sebut menjadi dinasti terakhir yang memimpin Rusia. Dinasti Romanov pertama kali dipimpin oleh Michael Romanov pada 1613 hingga 1645. Sejak saat itu, dinasti ini terus memimpin Rusia selama lebih dari 300 tahun lamanya.
Selama 300 tahun berkuasa memimpin Rusia, ada salah satu pemimpin yang paling dikenal karena gagal dalam memimpin Rusia. Ia adalah Tsar Nicholas II yang berkuasa sejak November 1894.
Nicholas II. dok. Wikimedia Commons/Peruanec
Nicholas Alexandrovich Romanov lahir pada 1868 di Istana Alexander, Saint Petersburg. Ia merupakan putra pertama Kaisar Alexander III dan Ratu Maria Feodorovna. Pada kepemimpinannya, Kekaisaran Rusia yang dikenal sebagai salah satu kekuatan dunia, baik ekonomi hingga militer, jatuh karena berbagai hal.
ADVERTISEMENT

Kepemimpinan Nicholas II berujung petaka

Masa kekuasaan Nicholas II menuai banyak kontroversi, bahkan ia disebut-sebut sebagai 'si haus darah'. Ia sendiri mengakui bahwa dirinya belum siap menjadi kaisar dan menjalani tugas kenegaraan yang rumit. Namun ia ingin wilayah Rusia diperluas lagi hingga Korea, sehingga harus bersaing dengan Jepang yang saat itu masih menjajah Korea.
Namun ternyata, Rusia kalah dalam perang Rusia-Jepang pada 1904-1905. Insiden ini dianggap memalukan, masyarakat sangat kecewa pada Nicholas II sehingga terjadilah revolusi besar-besaran sebagai aksi perlawanan pada pemerintah.
Nicholas II dengan Raja George V. dok. Ernst Sandau
Pada 1912, dukungan terhadap Dinasti Romanov semakin menurun. Nicholas II yang memilih untuk masuk dalam Perang Dunia I membuat keadaan semakin buruk. Dengan peralatan tempur yang minim, prajurit yang kurang terlatih, dan kepemimpinan militer yang buruk, keputusan Nicholas itu menjadi malapetaka bagi Rusia.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, kekacauan besar terjadi pada Maret 1917. Rakyat Rusia menuntut adanya perbaikan di pemerintahan, tetapi pemerintah hanya mengirim tentara untuk mengendalikan kekacauan ini. Namun ternyata para tentara tersebut menolak untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil sehingga mereka justru berbalik mendukung pemberontak.
Nicholas II dituntut untuk turun takhta dan menunjuk saudaranya, Michael untuk menjadi pemimpin baru, tetapi ia menolak. Di sinilah akhir dari Dinasti Romanov yang telah dibangun sejak 300 tahun lamanya.

Eksekusi mati seluruh keluarga dinasti Romanov di Rusia

Setelah turun takhta, pemerintah membawa keluarga Nicholas II ke pegunungan Ural untuk menjauhkan mereka dari massa. Nantinya bila situasi sudah mereda, keluarga Nicholas II akan diungsikan ke luar negeri.
Nicholas II bersama keluarganya. dok. Pravlife.org
Setelah hidup nyaman di daerah Tobolsk hingga 1918, keluarga Nicholas II dibawa ke kota Yekaterinburg. Di sana, mereka ditahan di rumah dua lantai milik seorang teknisi militer Nikolay Nikolayevich Ipatiev. Awalnya, mereka semua diminta untuk berpakaian rapi dan menuju ke ruang bawah tanah rumah Ipatiev untuk diamankan, karena kabarnya akan ada pasukan bersenjata yang mendekati Yekaterinburg.
ADVERTISEMENT
Nicholas datang bersama istri dan anak-anaknya, tiga pelayan dan dokter pribadi keluarga. Di sanalah, tiba-tiba ada eksekutor masuk ke ruangan, mereka mengumumkan bahwa Nicholas II dan keluarganya dijatuhi hukuman mati atas perintah Deputi Pekerja Soviet Ural.
Tempat Nicholas II dan seluruh keluarganya dieksekusi mati. dokk. ist
Nicholas sangat terkejut mendengar hal itu, namun sebelum ia sempat bertanya, ia sudah langsung ditembak lima kali di bagian dada. Sementara istri dan keempat putrinya (Anastasia, Tatiana, Olga, dan Maria) yang juga ditembak, tidak langsung tewas karena peluru tertahan di perhiasan mereka. Akhirnya, mereka semua ditikam dan ditembak dari jarak dekat.
Para penembak pun juga ikut mengeksekusi pelayan, juru masak, sopir dan dokter pribadi keluarga Nicholas II. Setelah semua dipastikan tewas, jenazah keluarga itu dimasukkan ke dalam satu mobil dan dimakamkan di kuburan massal tak bertanda di luar kota Yekaterinburg.
Kabarnya, jenazah keluarga Nicholas II ini baru ditemukan pada 1991 silam setelah melakukan identifikasi melalui tes DNA. Pasca bubarnya Uni Soviet, pemerintah Rusia menggali lokasi kuburan massal tersebut dan memindahkan kerangka Nicholas II dan keluarganya, kemudian memakamkan kembali di pemakaman kerajaan di St Petersburg pada Juli 1998.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: