Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kolaborasi PINTU Incubator X École Duperré di JF3, Hadirkan Busana Unik
5 Agustus 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Kolaborasi PINTU Incubator X École Duperré memberikan warna tersendiri di panggung JF3 Fashion Festival 2024. Ya, kolaborasi istimewa ini terjadi pada Rabu (31/7) di Summarecon Mall Serpong.
ADVERTISEMENT
PINTU Incubator, sebuah program yang berdiri sejak 2022, ingin terus menciptakan inovasi dan kreativitas dalam industri fashion Indonesia. Adapun keunggulan dari program ini adalah mencari desainer muda terbaik untuk ke pameran bergengsi Première Classe, Paris Trade Show yang berlangsung selama Paris Fashion Week dan memberikan beasiswa selama 6 bulan di Sekolah mode École Duperré, Paris.
Nah, untuk memperkuat komitmen kerja sama antara Indonesia dan Paris inilah, kolaborasi di panggung JF3 Fashion Festival kembali diadakan. Terdapat 5 desainer yang unjuk gigi di festival mode ini. Dari PINTU Incubator ada Senses, Arae, Tales and Wonders, Enigma, dan Denim It Up!
Sementara dari École Duperré, menghadirkan 6 desainer, yakni Louisa Gauchon, Coline Percin, Guy Chassaing, Daniel Cheruzel, Ninon Fievet, dan Noemie Jondot. Penasaran dengan koleksinya? Simak sampai habis, yuk!
ADVERTISEMENT
PINTU Incubator
1. Senses
Brand Senses hadirkan busana dengan gabungan pola tradisional dengan tekstil kontemporer. Bordiran rumit nan estetik dipadukan dengan manik-manik halus terlihat pada koleksi bertajuk Gala.
Warna hitam dipilih untuk menghiasi Gala. Tentu saja, ada kesan elegan yang tersimpan di dalamnya. Potongannya pun dibuat simpel dan cocok gaya kasual. Mulai dari kemeja, rok, hingga celana. Pemilihan karakteristik bahan tiap item pun beragam, yakni glossy atau matte.
2. Arae
Brand yang mengusung konsep sustainable eco-print ini, menjadi daya tarik tersendiri saat pamerkan koleksinya di panggung JF3 Fashion Festival 2024. Adapun koleksi Spring/Summer ini terinspirasi dari paduan antara alam dan gaya.
Konsep busananya dibuat simpel dan kasual, yang pastinya cocok untuk dikenakan sehari-hari. Ada kemeja, celana bahan, hingga rok lilit, yang dibuat dengan warna-warna netral dengan cara yang alami. Mengingat konsepnya yang berkelanjutan, bahan pembuatan tiap item-nya adalah kain biodegradable yang bisa terurai dalam tanah.
ADVERTISEMENT
3. Tales and Wonders
Dengan menampilkan seni cetak dan ilustrasi, Tales and Wonders sukses membuat takjub penonton JF3 Fashion Festival 2024. Pemilihan warna earth tone terasa sangat menyejukkan. Apalagi dengan melihat siluet yang beragam, mulai dari jumpsuit, mini dress, bolero, hingga kemeja,
Sesuai dengan nama koleksinya, yakni Balinese Ramayana, Tales and Wonders dapat inspirasi dari cerita rakyat dan dongeng yang indah dari seluruh dunia yang mengandung nilai moral positif dalam masyarakat manusia.
4. Enigma
Lebih dari 5 koleksi berhasil dipamerkan Enigma pada panggung JF3. Dengan tema Circularity, koleksi ini memiliki desain kontemporer yang dipengaruhi oleh budaya Indonesia. Seluruh item busana dibuat handmade dari pengrajin Jawa Tengah & Bali, yang 100% memakai serat organik.
Bermain dengan warna cokelat, hitam, biru, kuning, seluruh item Circularity dari Enigma ini terlihat simpel dan cocok untuk dikenakan saat traveling. Kamu suka yang mana?
ADVERTISEMENT
5. Denim It Up
Kalau kamu suka pakai jeans, pasti akan suka dengan koleksi yang ditampilkan oleh Denim It Up. Brand ini membuat revolusi dari jeans biru yang monoton, lalu memadukannya dengan berbagai macam warna dan model. Alhasil, koleksi ini terlihat lebih fresh. Ada sentuhan unik dan kontemporer pada koleksi Denim It Up. Mulai dari celana, kaos, hoodie, ripped pants dibuat menarik dan pastinya tidak terlihat membosankan.
École Duperré Paris
1. Louisa Gauchon
Desainer Louisa Gauchon mengawinkan seni klasik dengan gaya streetwear dan pop sehingga menghasilkan koleksi yang tak biasa. Bertajuk Who Will Be Crowned the Big Winner? Louisa sangat mengekspresikan dirinya. Hal itu terlihat dari potongan dress, fit blazer, hingga rok cantik dengan warna-warna yang berani.
ADVERTISEMENT
Karyanya ini bermain dengan teknik layer dan volume di tiap busananya. Untuk sebuah parade busana, koleksi yang dipamerkan Louisa Gauchon ini memang luar biasa, bukan?
2. Coline Percin
Sama seperti Louisa Gauchon, Coline Percin juga melakukan hal yang serupa di panggung JF3 Fashion Festival Rabu lalu. Busana siap pakai yang bertajuk Terraterre: The Imaginary Wardrobe ini, bermain pada detail-detail rajutan dan crochet. Terlihat nyaman, Coline memperlihatkan siluet kemeja berkerah besar, tanktop, hingga crop t-shirt dengan aksesori balaclava berbulu.
3. Guy Chassaing
Lewat persembahannya di koleksi Shreds Metamorphosis, Guy Chassaing ternyata terinspirasi dari film tahun 1975, yang berjudul Grey Garden. Koleksi ini terbuat dari serpihan dan bahan sisa. Model busananya didominasi dengan mantel, cardigan, dress dan sepatu berbulu tebal berwarna cokelat.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
4. Daniel Cheruzel
Koleksi nonkonvensional karya Daniel Cheruzel memiliki konsep yang unik, yakni penggunaan aksesori dari dari pahatan yang bermaterial logam dan kulit. Tak hanya untuk aksesori, material ini juga digunakan pada setiap item-nya. Alhasil, mulai dari celana, crop blazer, hingga long dress punya konsep bernuansa gothic yang keren.
5. Ninon Fievet
Pernah membayangkan seni origami yang diaplikasikan dalam bentuk busana? Ya, Ninon Fievet telah mempersembahkannya lewat judul Paper Collections. Mengingat terinspirasi dari kertas origami, Ninon sukses menyulapnya menjadi busana indah dan tentunya tak biasa.
Detail-detail pun tak ia lupakan, seperti kertas yang terlipat hingga lecek atau kusut. Pemilihan warna yang tepat, seperti hitam, biru, dan putih, ternyata semakin memperlihatkan keaslian dari detail kertas tersebut.
6. Noemie Jondot
Lewat tajuk En Un Battement d'Aile, Noemie Jondo ciptakan busana yang terinspirasi dari balet Swan Lake karya Tchaikovsky. Alhasil, koleksinya ini banyak bermain di dress yang super cantik dan elegan.
ADVERTISEMENT
Mengingat karya ini terinspirasi dari Swan Lake, maka pemilihan warnanya sesuai dengan kisah metamorfosis angsa hitam (yang digambarkan lewat dress selutut dengan mantel berbulu), yang perlahan bertransformasi menjadi kelabu (gaun malam dengan aksen mutiara), dan akhirnya menjadi angsa putih (digambarkan lewat gaun panjang yang cantik, melambangkan angsa putih).