Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Negeri Skotlandia kembali menjadi inspirasi bagi rumah mode Dior. Bertempat di taman Kastil Drummond yang megah, Juni 2024 lalu, Direktur Kreatif Rumah Mode Dior, Maria Grazia Chiuri menggelar koleksi Dior Cruise 2025 yang sarat akan sejarah, tradisi, dan kelantangan politik yang disuarakan oleh perempuan.
Chiuri memang terinspirasi oleh buku karya Clare Hunter bertajuk Embroidering Her Truth: Mary, Queen of Scots and the Language of Power. Ratu Mary dari Skotlandia dipenjara selama 18 setengah tahun hingga eksekusinya pada 1587. Selama dalam tahanan, ia menghabiskan waktunya dengan menyulam seharian.
Lewat jari-jarinya, ia menyulamkan protes yang digdaya seperti burung phoenix yang melambangkan kelahiran kembali atau kucing bertiara yang menyeringai ke tikus yang lemah.
Namun Chiuri tidak terjebak oleh masa lalu. Desainer feminis ini meneruskan sikap politik Ratu Mary dengan isu-isu zaman sekarang. Di antaranya lewat sulaman di dada: Bossy, Fierce, Difficult, Feisty, Emotional, Nag, Difficult, Hysterical – sederet kata-kata yang kerap dilabelkan kepada perempuan asertif masa kini.
Label yang tak mungkin dicap oleh laki-laki meski ia bersikap yang sama. Sang direktur kreatif juga menugaskan seniman Pollyanna Johnson untuk membuat potret Ratu Mary, dua simbol nasional unicorn dan bunga Thistle, serta peta Skotlandia.
Cruise 2025 hadirkan koleksi busana bernuansa gothic
Hubungan rumah mode Dior dan Skotlandia terjalin tujuh dekade lalu. Sang pendiri, Christian Dior menampilkan koleksi musim gugur 1947 bertajuk Écosse (Skotlandia).
Pada 1955, Christian Dior membuat dua show, pertunjukan musim semi di Ballroom Hotel Gleneagles di Perthshire, dan di Hotel Central Glasgow. Untuk memperingati peristiwa ini, Chiuri mencetak foto-foto hitam putih dari presentasi dan menjadikannya sebagai aplikasi di jubah mantel dan rok.
Peragaan kali ini merupakan perayaan masa lalu dan masa kini. Chiuri bermain-main dengan romansa gotik, punk yang impulsif, dan kemegahan renaisans.
Model beralas kaki sepatu boot D-Fight yang gagah, dengan kaus kaki di atas lutut bermotif Argyle, pola berlian tumpang tindih dengan garis diagonal berpotongan, berpadu dengan siluet gaun lima abad lalu: lengan bervolume, rok penuh, dan korset baja.
Tartan tentu saja menjadi benang merah dari berbagai transformasi kilt. Sehelai kain terbuat dari tenunan wol berpola tartan, yang secara tradisional dipakai oleh pria Skotlandia dalam bentuk yang menyerupai rok selutut, dikreasikan ke dalam gaun midi dan mini, jaket dan blazer, hingga celana panjang.
Disempurnakan dengan kehadiran Lady Dior yang ikonik
Melengkapi koleksi ini, tas ikonik Lady Dior hadir dalam kulit hitam bertabur mutiara di atas eyelets. Sketsa Toile de Jouy Scotland, motif Dior Chardons, tak ketinggalan jahitan cannage, pola geometris kotak dan diagonal yang dipinjam dari hasil jalinan serat rotan yang menjadi gaya khas Dior pun hadir di musim ini.
Setia pada pedoman Chiuri, koleksi-koleksi selanjutnya merupakan dialog antara kelembutan dan kekuatan, kerentanan dan ketangguhan. Bahan-bahan renda yang lembut berbaur dengan tegasnya materi kulit dan tangguhnya baja. Maria Grazia Chiuri nampaknya setuju, perempuan memiliki berbagai sisi yang kesemuanya perlu dirayakan. Tanpa sungkan-sungkan.
Penulis: Rifina Marie