Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Selama ini, kaum difabel cenderung mendapatkan tantangan yang lebih besar untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam hal tampil cantik dan percaya diri.
ADVERTISEMENT
Padahal, sama seperti orang lainnya, kaum perempuan difabel juga berhak untuk bisa tampil cantik dan percaya diri. Hal itu disampaikan oleh YouTuber sekaligus founder Lipstick untuk Difabel, Laninka Siamiyono.
“Aku merasa bahwa perempuan dengan disabilitas yang sering banget terlupakan itu juga berhak untuk cantik,” kata Laninka dalam program spesial Women’s Week 2021 Talk Series Episode 2 ‘Merayakan Kecantikan Unik Setiap Perempuan’, pada Rabu (17/3) kemarin.
Laninka menyebut bahwa selama ini standar kecantikan di masyarakat memiliki andil yang cukup besar untuk kepercayaan diri kaum disabilitas. Standar kecantikan itu menurutnya kerap membuat kaum difabel merasa down dan insecure dengan kondisi tubuh dan penampilannya.
“Berbicara soal insecure, masih banyak penyandang disabilitas yang kerap mengalami insecure dan tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya. Hal itu juga bahkan dialami oleh aku pribadi yang mengalami insecure dan malu karena merasa bahwa standar kecantikan itu adalah orang yang bisa jalan dan lain-lain,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Padahal menurut Laninka, konsep cantik dan kesempurnaan tidak bisa berpatokan dengan standar tersebut. “Konsep cantik dan kesempurnaan itu kan dibuat oleh masyarakat sendiri. Sehingga, ketidakmampuan aku yang tak bisa berjalan atau teman-teman tunanetra yang tidak bisa melihat, menganggap bahwa kondisi tubuhnya tidak sempurna.”
Bantu kaum difabel untuk percaya diri lewat komunitas Lipstick untuk Difabel
Sebagai bentuk dukungan dalam membantu membangun kepercayaan diri kaum difabel, Laninka pun mendirikan komunitas Lipstick untuk Difabel (LUD) pada 2018 lalu. Komunitas ini memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman sekaligus kesadaran kepada para perempuan penyandang disabilitas bahwa mereka bisa menjadi seorang perempuan yang cantik dan percaya diri, serta bangga terhadap dirinya sendiri terlepas dari bagaimanapun kondisi fisik yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
“Komunitas Lipstick untuk Difabel ini bentuknya seperti charity atau donasi. Biasanya kalau charity itu kan sumbangnya beras atau baju, tapi kalau di komunitas LUD ini sumbangnya lipstik,” ungkap perempuan berusia 30 tahun tersebut.
Dengan didirikannya komunitas ini, Laninka berharap agar makeup khususnya lipstik bisa mengubah cara pandang perempuan disabilitas mengenai arti cantik yang sesungguhnya. Selain itu, lewat komunitas ini, Laninka juga ingin mengangkat kesetaraan antar kaum perempuan.
“Aku yakin kesetaraan itu tidak hanya antara perempuan dan laki-laki saja ya. Tapi kesetaraan antara perempuan dan perempuan itu ada. Jadi, yang aku harapkan dari komunitas Lipstick untuk Difabel ini adalah mengangkat kesetaraan untuk perempuan ,” tutup Laninka.