Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Selama beberapa tahun terakhir, ada cukup banyak brand fashion yang meminta maaf setelah membuat desain kontroversial. Khususnya, setelah brand-brand ini membuat desain yang dirasa tidak sensitif terhadap sejarah atau kebudayaan tertentu.
ADVERTISEMENT
Namun, terlepas dari berbagai contoh kesalahan yang ada, masih ada saja brand yang membuat kesalahan dan kembali mengundang kritik. Contohnya, luxury fashion brand asal Spanyol, Loewe. Baru-baru ini mereka mendapat kritikan karena menjual pakaian bergaya garis-garis hitam putih, yang dinilai mirip dengan seragam tahanan Nazi atau tahanan masa Holocaust.
Menurut CNN, pakaian ini tadinya dijual dalam capsule collection William De Morgan--sebuah koleksi Loewe yang terinspirasi dari seniman keramik Inggris abad ke-19. Barang-barang dari koleksi ini dilansir pada 14 November dan dijual dengan harga lebih dari 5.000 dolar AS atau sekitar Rp 70 juta.
Alih-alih mendapat apresiasi, salah satu bagian dari koleksi tersebut justru mendapat kritikan pedas. Misal, seperti yang dilontarkan oleh Diet Prada, akun Instagram yang kerap mengkritik label fashion besar dan kesalahan-kesalahan mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah postingan, akun itu membandingkan foto pakaian tahanan Nazi dengan kreasi terbaru Loewe. Mereka merasa koleksi Loewe sangat mirip dengan seragam tersebut dan meminta agar brand ini segera memberi tanggapan atas koleksi terbarunya.
"Dengan proporsi dan layout garis-garis yang ada, pakaian dengan gaya seragam, juga kantong di bagian dada yang begitu jelas--tak ada banyak hal yang perlu dibayangkan lagi dari koleksi itu. Hasilnya sangat mirip dan mengganggu seperti ini," tulis akun itu.
Setelah mendapatkan kritikan, pihak Loewe pun melayangkan permintaan maaf pada Jumat lalu. Mereka mengatakan tidak pernah berniat buruk dan telah menghapus produk itu dari situs resmi mereka.
"Kami menyadari bahwa salah satu produk kami dimuat dalam majalah, yang juga merupakan bagian dari koleksi perajin William de Morgan, dapat dianggap mengacu pada satu momen yang paling penuh kebencian dalam sejarah manusia," sebut Loewe, seperti dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak pernah berniat demikian dan kami meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa kami telah bersikap tidak sensitif terhadap kenangan yang sakral. Produk-produk ini telah dihapus dari penawaran komersial kami," sebut brand itu melanjutkan.
Permintaan maaf ini mungkin dianggap dapat menutup kesalahan yang dilakukan oleh Loewe. Namun, sayangnya, ini bukanlah pertama kalinya sebuah brand fashion tersandung masalah terkait sejarah dari era tersebut.
Di tahun 2014, label fast fashion, Zara, juga pernah melakukan kesalahan serupa. Mereka membuat produk berbentuk T-Shirt dengan lambang bintang berwarna kuning yang menyerupai seragam para tahanan Nazi. Kemudian, di tahun 2015, label Urban Outfitters juga mendapat kritik karena desain yang mirip dengan pakaian yang harus dikenakan oleh para tahanan Nazi dengan orientasi seksual gay.
ADVERTISEMENT
Kemudian, apa yang dilakukan Loewe ini juga memperpanjang daftar 'kesalahan' yang dilakukan brand fashion. Tahun ini, Versace, Coach, dan Givenchy telah meminta maaf karena membuat desain yang menuliskan bahwa Hong Kong adalah negara yang terpisah dari China. Kemudian, Gucci juga meminta maaf karena membuat sweater dengan desain yang menyerupai simbol blackface atau merendahkan sejarah kaum kulit hitam.
Bagaimana menurut Anda, Ladies?