Maraton Tanpa Atasan, Penyintas Kanker Payudara Asal Inggris Cetak Rekor Dunia

12 Juli 2024 12:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelari asal Inggris sekaligus penyintas kanker payudara. Foto: Instagram @louisebutcher39
zoom-in-whitePerbesar
Pelari asal Inggris sekaligus penyintas kanker payudara. Foto: Instagram @louisebutcher39
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perempuan asal Inggris bernama Louise Butcher yang merupakan seorang penyintas kanker payudara mencuri perhatian karena kiprahnya di ajang lari maraton. Perempuan 51 tahun itu berhasil menaklukan London Marathon 2024 pada April lalu, Ladies.
ADVERTISEMENT
Louise merupakan penyintas kanker payudara agresif yang mematikan. Dikutip dari People, sel kanker yang ada di payudara Louise tidak pernah terdeteksi pada pemeriksaan mammogram yang rutin ia jalani. Ibu dua anak itu tiba-tiba didiagnosis mengidap kanker lobular pada kedua payudara sekitar dua tahun lalu.
Kenyataan pahit itu sempat membuat Louise berduka selama beberapa waktu hingga tak mampu menerima tubuhnya kembali. Beruntungnya, olahraga lari menjadi salah satu penyelamat Louise.
Sel kanker yang ganas membuat Louise harus rela kehilangan kedua payudaranya. Ia pun menjalani prosedur pengangkatan kedua payudara atau double mastektomi tanpa rekonstruksi. Nah, aktivitas berlari dilakukan Louise untuk mengatasi kecemasan selama periode sebelum operasi terbesar dalam hidupnya.
Kini saat Louise menjalani hidupnya yang baru tanpa kedua payudara, ia juga masih menjadikan olahraga lari sebagai salah satu motivasinya setiap hari. Bahkan, olahraga lari yang sering dilakukannya membawa prestasi hingga ke kancah internasional.
ADVERTISEMENT

Louise pecahkan rekor maraton tercepat sebagai penyintas kanker payudara

Tidak memiliki payudara tak lagi menjadi hal “memalukan” bagi Louise. Ia justru menormalisasi penampilan barunya dengan mulai berlari tanpa mengenakan atasan sebagai cara menerima diri sendiri.
“Ketika saya mulai berlari tanpa atasan, itu membuat saya semakin menerima kenyataan karena itu menjadi cara saya memberdayakan dan menerima diri sendiri serta menunjukkan diri saya kepada orang lain,” tutur Louise masih dikutip dari People.
Keputusannya untuk berlari tanpa atasan juga muncul setelah banyaknya stigma soal operasi mastektomi ganda tanpa rekonstruksi. Louise bilang, banyak orang yang membicarakan soal dirinya yang kehilangan sisi kewanitaan dan jati diri karena kini tak memiliki payudara.
Menjawab semua hal negatif itu, Louise pun memutuskan untuk membawa kebiasaannya berlari tanpa atasan ke ajang internasional London Marathon 2024. Penampilannya di ajang lari itu tak hanya mencuri perhatian pelari lainnya, tapi juga berhasil memecahkan rekor dunia sebagai “The Fastest Marathon Runner with Double Mastectomy” alias Pelari Maraton Tercepat yang Pernah Jalani Mastektomi Ganda yang dicatatkan oleh Guinnes Book of World Records.
ADVERTISEMENT
Di balik rekor dunia yang berhasil dipecahkan, Louise mengaku ada hal baik yang ia dapatkan saat berlari tanpa atasan, tanpa bra, dan tanpa adanya payudara. Louise justru merasa bebas karena tidak ada sesuatu –seperti payudara– yang biasanya bergoyang-goyang saat dia berlari.
Louise berharap keberaniannya dalam menunjukkan tubuhnya tanpa payudara ke dunia bisa menjadi inspirasi bagi perempuan penyintas kanker lainnya. Terlepas dari ketiadaan payudara, Louise ingin menyebarkan pesan bahwa setidaknya dia dan penyintas lainnya masih diberikan kesempatan kedua untuk hidup dan bahagia lagi.
“Yang ingin saya lakukan adalah menormalkan mastektomi, saya benar-benar ingin menunjukkan sisi positif dari ini. Terutama fakta bahwa kamu masih hidup, kamu belum mati (meski tak punya payudara),” pungkas Louise.
ADVERTISEMENT