Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Memahami Arti Beauty is Pain, Fenomena Umum di Kalangan Perempuan
24 Januari 2025 12:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Terdapat sebuah ungkapan populer di kalangan perempuan untuk menggambarkan proses yang harus dilalui jika ingin cantik, yakni beauty is pain. Untuk memahami arti beauty is pain, kamu tidak bisa mengandalkan terjemahan secara literal saja, Ladies.
ADVERTISEMENT
Sebab jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, ungkapan tersebut berarti "cantik itu sakit". Tapi sakit seperti apa yang dimaksud? Mengapa kecantikan dikaitkan dengan rasa sakit?
Ungkapan itu berhubungan dengan usaha perempuan yang selalu ingin terlihat cantik. Kaum hawa bahkan tak keberatan menghabiskan uang dan energi untuk mendapatkan kecantikan yang mereka dambakan. Yuk, pahami konsep beauty is pain dengan menyimak artikel ini hingga tuntas.
Memahami Arti Beauty is Pain
Tidak dapat dimungkiri bahwa perempuan menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga, dan uang untuk mengubah penampilan mereka dibandingkan pria. Ini mengindikasikan bahwa perempuan sangat peduli dengan penampilannya.
Merujuk Psychology Today, keinginan perempuan untuk selalu terlihat cantik bisa dijelaskan dengan menelusuri masa lalu atau jejak evolusi. Di zaman dulu, perempuan bersaing memperebutkan pria yang paling populer dengan menggunakan daya tarik fisiknya.
ADVERTISEMENT
Tentunya, aksi para perempuan itu tak dilakukan tanpa perhitungan. Mereka tahu bahwa pria memang menganggap penting penampilan perempuan, sehingga akan memilih perempuan yang paling menarik di matanya.
Hal ini semakin dikuatkan dengan banyaknya standar kecantikan hasil konstruksi masyarakat yang berkaitan dengan seksualitas. Kecantikan diidentikkan dengan pinggang kecil, payudara yang besar, wajah yang mungil, serta tangan dan kaki yang ramping.
Nah, untuk mencapai standar kecantikan itu, sebagian perempuan rela menempuh jalan yang menyakitkan. Misalnya, diet ekstrem agar bentuk tubuhnya ramping, atau melakukan berbagai perawatan wajah yang mahal dan menyakitkan agar terlihat menarik.
Itulah mengapa muncul istilah beauty is pain atau cantik itu sakit. Sebab, beberapa perempuan mendapatkan tampilan yang cantik setelah melakukan serangkaian upaya yang melelahkan dan menyakitkan.
ADVERTISEMENT
Dampak Standar Kecantikan terhadap Kesehatan Mental
Perlu dipahami bahwa berusaha untuk selalu memenuhi standar kecantikan dapat memengaruhi kesehatan mental . Berikut dampaknya menurut Medical News Today.
1. Self-esteem rendah
Self-esteem adalah pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri yang berpengaruh ke perilaku serta keputusan orang itu. Jika self-esteem seseorang rendah, ia akan cenderung kurang percaya diri dan selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Nah, self-esteem ini dapat dipengaruhi oleh body image, atau pandangan seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Seseorang dengan body image positif akan memiliki self-esteem yang tinggi, begitupun sebaliknya.
2. Anxiety
Body image yang negatif berkaitan erat dengan anxiety atau kecemasan. Apabila seseorang menganggap tubuhnya terlihat buruk, mereka akan selalu dirundung kekhawatiran berlebihan tentang cara orang lain memandang tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Mereka pun akan malu menghadapi orang lain karena merasa dinilai berdasarkan berat badan, tinggi badan, atau bentuk tubuhnya.
3. Isolasi sosial
Merujuk data Dove Self Esteem Project (2017), 8 dari 10 remaja putri di seluruh dunia memilih untuk tidak menghadiri acara sosial dan tidak bisa memberikan pendapat yang tegas karena self-esteem yang rendah.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 4 dari 10 remaja perempuan memilih untuk tidak berpartisipasi dalam ekstrakurikuler karena tidak nyaman dengan penampilan tubuhnya.
Pada intinya, data tersebut menunjukkan bahwa perempuan yang merasa tidak mencapai standar kecantikan dapat berujung mengisolasi diri.