Mengenal 14 Perdana Menteri Inggris Selama 70 Tahun Kekuasaan Ratu Elizabeth II

8 Juli 2022 20:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratu Elizabeth II bersama PM Inggris, Boris Johnson. Foto: Instagram @theroyalfamily
zoom-in-whitePerbesar
Ratu Elizabeth II bersama PM Inggris, Boris Johnson. Foto: Instagram @theroyalfamily
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Boris Johnson baru saja mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai kepala pemerintahan Inggris. Pengunduran diri ini dilakukan di tengah krisis politik yang tengah melanda pemerintahannya. Dengan mundurnya Boris Johnson, artinya, Ratu Elizabeth II akan segera memiliki perdana menteri ke-15.
ADVERTISEMENT
Ya, Ladies, selama 70 tahun masa kekuasaannya, Ratu Elizabeth II memiliki 14 perdana menteri. Dari negarawan Winston Churchill, perdana menteri perempuan pertama Margaret Thatcher, hingga Boris Johnson yang terkenal dengan gaya rambut berantakan.
Nah, buat Ladies yang penasaran dengan jajaran perdana menterinya Ratu Elizabeth II, kumparanWOMAN telah mengumpulkan potret serta informasi singkat mengenai mereka. Jika Ladies menikmati serial drama The Crown, kamu mungkin sudah familiar dengan beberapa nama di bawah ini. Simak selengkapnya, Ladies.

1. Winston Churchill

Putri Elizabeth dari Inggris Raya menyambut Winston Churchill di resepsi Guildhall, 23 Maret 1950 di London. Foto: AFP
Winston Churchill merupakan perdana menteri pertama di era kekuasaan Ratu Elizabeth II. Winston dua kali menjabat sebagai PM, yaitu pada 1940–1945 dan 1951–1955. Dikutip dari People, Ratu Elizabeth II sangat menyukai Winston. Sang ratu bahkan menulis surat kepada Winston, yang mengungkapkan rasa terima kasih atas bimbingan Winston di masa-masa awal kekuasaan Ratu Elizabeth II.
ADVERTISEMENT

2. Sir Anthony Eden

Perdana Menteri Sir Anthony Eden bersama Ratu Elizabeth II di Royal Opera House, Covent Garden, London. Foto: Reuters
Sir Anthony Eden menggantikan Winston Churchill pada 1955. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris. Sayangnya, masa jabatan Anthony Eden hanya berlangsung dua tahun, akibat Krisis Suez Canal pada tahun 1956 mendominasi masa kepemimpinannya. Hubungan antara Anthony dan Ratu Elizabeth II sangat formal dan profesional, tidak seperti pendahulunya.

3. Harold Macmillan

Ratu Elizabeth II (kiri) berjalan dengan Menteri, Harold Macmillan pada pameran Kementerian Perumahan dan Pemerintah Daerah di Holles Street, di luar Oxford Street, London. Foto: Reuters
Dikutip dari People, Harold Macmillan menjabat selama enam tahun, yaitu 1957—1963. Ia merupakan penggemar berat Kerajaan Inggris. Bahkan, selama masa jabatannya, Harold dan sang ratu sangat gemar mengobrol soal gosip-gosip perpolitikan Inggris.

4. Sir Alec Douglas-Home

Ratu Elizabeth II dan Sir Alec Douglas Home (kedua dari kiri). Foto: Reuters
Sir Alec Douglas-Home menggantikan Harold Wilson yang mengundurkan diri pada 1963. Perdana menteri yang hanya menjabat selama satu tahun ini dulunya teman masa kecil ibunda Ratu Elizabeth II, Queen Mother.
ADVERTISEMENT

5. Harold Wilson

Ratu Elizabeth II di luar 10 Downing Street, mengucapkan selamat tinggal kepada pensiunan Perdana Menteri Harold Wilson dan istrinya Mary. Foto: PA Archive/PA Images
Harold Wilson dari Partai Buruh dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, yaitu pada 1964–1970 dan 1974–1976. Dilansir People, Harold Wilson memiliki hubungan baik dengan Ratu Elizabeth II dan Keluarga Kerajaan. Bahkan, ia sesekali ikut berpiknik di kediaman Keluarga Kerajaan di Balmoral, Skotlandia.

6. Edward Heath

Perdana Menteri Mr John Major (kiri) menyelenggarakan makan malam perayaan ulang tahun ke-80 untuk mantan Perdana Menteri Tory Sir Edward Heath (tengah) di Downing Street No.10 malam ini (Rabu), juga Ratu Elizabeth II (kedua kiri) suaminya. Foto: PA Archive/PA Images
Perdana menteri yang menjabat dari 1970–1974 ini merupakan politisi dari Partai Konservatif. Selama masa jabatannya, ia dikabarkan beberapa kali bentrok dengan Ratu Elizabeth II. Namun, ia berhasil membawa Inggris bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa pada 1973.

7. James Callaghan

Presiden Prancis Valery Giscard d'Estaing (kanan), berbicara dengan Ratu Elizabeth II (tengah) dan Perdana Menteri James Callaghan (kedua dari kiri) di Kastil Windsor untuk makan siang. Foto: PA Archive/PA Images
James Callaghan menjabat sebagai perdana menteri menggantikan Harold Wilson pada 1976–1979. Dilansir Insider, selama masa jabatannya, Inggris tengah dilanda demo besar-besaran para buruh. Namun, di masa-masa sulit ini, ia dan Ratu Elizabeth II tetap berhasil menjalin hubungan profesional yang baik.
ADVERTISEMENT

8. Margaret Thatcher

Margaret Thatcher menyambut Ratu Elizabeth II (kiri) di Claridge's di London untuk merayakan ulang tahun ke-70 mantan Perdana Menteri, 16 Oktober 1995. Foto: ADAM BUTLER / POOL / AFP
Perempuan pertama yang menjadi Perdana Menteri Inggris ini mendapatkan julukan “The Iron Lady” berkat ketegasannya dalam memimpin pemerintahan Inggris. Margaret menjabat selama 11 tahun, yakni dari tahun 1970–1990. Meskipun masa jabatannya berlangsung lama, hubungan antara Margaret dan Ratu Elizabeth II dikabarkan cukup kaku.

9. John Major

Ratu Inggris Elizabeth II (tengah) dan Perdana Menteri John Major (tengah kiri) menyambut para tamu pada 13 Juni 2017. Foto: Adrian DENNIS /AFP
Di masa-masa sulit Kerajaan Inggris, yaitu perceraian Pangeran Charles dan Putri Diana, pemerintahan Inggris dipimpin oleh John Major. Ia merupakan PM pada 1990–1997. Di tengah kacaunya situasi akibat perceraian Charles dan Diana, John Major memuji ketangguhan Ratu Elizabeth II dalam menghadapi skandal-skandal ini.

10. Tony Blair

Ratu Inggris Elizabeth II menerima Perdana Menteri Tony Blair 06 Mei 2005. Foto: AFP/John Stillwell / POOL
Tony Blair dari Partai Buruh merupakan PM yang “menggiring” Inggris memasuki abad baru. Ia menjabat sejak 1997–2007. Dilansir People, Tony Blair ternyata kerap menceritakan rahasia-rahasianya kepada sang Ratu, lho. Alasannya? Karena Ratu Elizabeth II sudah pasti tidak akan membocorkannya pada siapa-siapa.
ADVERTISEMENT

11. Gordon Brown

Ratu Inggris Elizabeth (kanan) menyapa Pemimpin Partai Buruh Gordon Brown, untuk audiensi di mana ia mengajukan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri, di Istana Buckingham di pusat kota London 11 Mei 2010. Foto: AFP/John Stillwell/Pool
Gordon Brown menjabat selama tiga tahun, yaitu dari 2007–2010. Hubungan kerjanya dengan Ratu Elizabeth II cukup baik. Bahkan, karena Gordon memiliki aksen Skotlandia yang kental, sang Ratu dikabarkan gemar meledek aksen Gordon saat berbicara.

12. David Cameron

Ratu Inggris Elizabeth II (tengah) dan Perdana Menteri Inggris David Cameron berjalan menuruni tangga di 10 Downing Street, di pusat kota London, pada 21 Juni 2011. Foto: STEFAN ROUSSEAU / POOL / AFP
Perdana menteri yang menjabat dari 2010–2016 ini beberapa kali bentrok dengan sang Ratu. Kendati demikian, David adalah aktor dari perubahan bermakna pada hukum Inggris, yaitu mengizinkan anak perempuan dari Pangeran William dan Kate Middleton—Putri Charlotte—berada di garis takhta Kerajaan Inggris yang lebih tinggi dibandingkan adik laki-laki sang putri.

13. Theresa May

Perdana Menteri Inggris Theresa May (kiri) berbicara kepada Ratu Inggris Elizabeth II pada pembukaan resmi Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran (CHOGM) di Istana Buckingham di London pada 19 April 2018. Foto: Dominic Lipinski / POOL / AFP
Theresa May menjabat pada 2016–2019. Ia merupakan perdana menteri perempuan kedua setelah Margaret Thatcher. Meskipun sebagian besar masa jabatannya didominasi oleh isu Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa), Theresa dan Ratu Elizabeth II mampu menjalin hubungan baik. Keduanya dikabarkan kerap mengobrol soal wilayah-wilayah perdesaan dan soal agama.
ADVERTISEMENT

14. Boris Johnson

Ratu Inggris Elizabeth II menyapa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson selama audiensi di Istana Buckingham di London pusat pada 23 Juni 2021. Foto: Dominic Lipinski / POOL / AFP
Sebagian besar dari masa pemerintahan Boris Johnson (2019—2022) didominasi oleh pandemi COVID-19. PM yang terkenal dengan rambut berantakan ini dikabarkan memiliki hubungan yang tidak terlalu baik dengan Keluarga Kerajaan. Ini disebabkan oleh adanya kabar Downing Street—kantor pemerintahan Inggris—menggelar pesta pada satu hari sebelum pemakaman Pangeran Philip pada 2021 lalu. Saat itu, perkumpulan seperti pesta masih dilarang karena protokol COVID-19.