Mengenal 7 Pebisnis Perempuan Muslim Sukses dari Berbagai Negara

29 April 2020 19:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebisnis perempuan muslim. dok. ist
zoom-in-whitePerbesar
Pebisnis perempuan muslim. dok. ist
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada banyak pebisnis perempuan di seluruh dunia yang sukses membangun bisnisnya dari nol. Di antara pebisnis perempuan tersebut, ada pula beberapa pebisnis perempuan muslim yang juga konsisten membangun bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa di antaranya mungkin adalah nama-nama yang cukup familiar di antara pecinta fashion dan kecantikan. Sebut saja seperti Huda Kattan dan Vivy Yusof. Mereka sukses membangun bisnisnya hingga dikenal di seluruh dunia.
Selengkapnya, berikut kumparanWOMAN rangkum pebisnis perempuan muslim dari seluruh dunia yang sukses mengelola bisnisnya hingga saat ini. Siapa saja?

1. Huda Kattan

Huda Kattan. Foto: dok. Instagram @hudakattan
Huda Kattan mengawali kariernya sebagai beauty blogger dan sekolah makeup artist di Michigan, AS, atas saran dari kakaknya. Pada 2010, perempuan keturunan Irak-UAE ini fokus berkarier sebagai MUA dan menangani beberapa klien termasuk Nicole Richie dan Eva Longoria.
Lagi-lagi atas saran kakaknya, Huda mantap merilis lini kecantikannya bernama Huda Beauty yang menjual beragam bulu mata palsu pada 2013 silam. Kesuksesannya ini mengantarnya menjadi seorang pebisnis kecantikan dengan menjual lebih banyak makeup, mulai dari foundation hingga eyeshadow. Pada 2018, brand Huda Beauty yang dikelolanya bernilai 1 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT

2. Amena Khan

Perempuan asal Inggris ini aktif sebagai social media influencer yang lebih sering membahas tentang hijab sejak 2009 silam. Semakin aktif di dunia perhijaban, Amena sadar bahwa belum banyak hijab dan busana yang bisa mengakomodir kebutuhan para perempuan berhijab, khususnya di Inggris.
Maka dari itu, ia mulai berbisnis pakaian dan hijab dengan label Pearl Daisy pada 2015 lalu. Namun, labelnya mulai resmi didaftarkan dan dipromosikan secara resmi pada 2018. Amena sendiri menjadi perempuan yang mempelopori terciptanya hoojab, alias hijab berbentuk hoodie.
Perempuan kelahiran 1983 ini juga mencoba bisnis lain di bidang kecantikan dengan menjadi co-founder dari Ardere Cosmetics, yakni lini makeup khusus untuk perempuan berkulit gelap. Amena juga memiliki bisnis lain, yakni bisnis bulu mata palsu bernama Lashionery.
ADVERTISEMENT

3. Vivy Yusof

Nama Vivi Yusof mulai dikenal sejak 2010 ketika ia mendirikan fashion e-commerce bernama FashionValet bersama suaminya. FashionValet mulai melambung dan terkenal di se-antero Malaysia karena pilihan busana yang ditawarkan sangat beragam, sekaligus menjadi salah satu sponsor utama dalam penyelenggaraan Kuala Lumpur Fashion Week - Ready to Wear.
Kepopuleran FashionValet sukses mengantarnya membuat sejumlah kantor cabang di beberapa negara, termasuk di Indonesia dan Singapura. Kini, perusahaan tersebut memiliki sejumlah kerja sama dengan lebih dari 500 label busana dan memiliki lebih dari 150 orang karyawan.
Sukses dengan FashionValet, Vivy Yusof yang menjabat sebagai Chief Creative Officer di FashionValet belum lama ini merilis label scarf bernama 'dUCk' yang bisa dipakai oleh perempuan berhijab ataupun tidak.
ADVERTISEMENT

4. Diajeng Lestari

2011 lalu, Diajeng Lestari mendirikan e-commerce fashion HIJUP yang tercatat sebagai Islamic fashion e-commerce pertama di di Indonesia dan di dunia. Diajeng yang dulunya merupakan pekerja kantoran ini memulai HIJUP di usianya yang masih 24 tahun. Kala itu, fashion hijab sedang naik daun sehingga ini merupakan peluang besar untuknya.
HIJUP menyediakan beragam kebutuhan perempuan muslim, mulai dari hijab hingga abaya yang bekerja sama dengan beberapa desainer muslim ternama, seperti Ria Miranda, Dian Pelangi dan Zaskia Mecca. Seiring berjalannya waktu, HIJUP pun sudah memiliki offline store di Malaysia, Brunei dan mulai berekspansi ke Inggris.

5. Shahin Hussain

Shahin Hussain. dok. MySalaam
Hukum yang tidak memperbolehkan muslim mengkonsumsi alkohol membuat perempuan asal Inggris bernama Shahin Hussain mendirikan perusahaan minuman bernama Mocktail Company pada 2016 silam. Tujuannya adalah untuk membuat para muslim di Inggris tetap bisa menikmati minuman yang biasanya disajikan dengan campuran alkohol, namun kali ini tanpa alkohol
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang didirikannya ini memproduksi minuman non-alkohol yang mirip seperti cocktail. Penamaannya pun cukup mirip, misalnya Nojito (versi lain dari Mojito) atau Strawberry Mockiri yang merupakan versi non-alkohol Strawberry Mocktail.
Kepada BBC, Shahin mengatakan bahwa tujuannya mendirikan Mocktail Company adalah untuk menyelaraskan budaya di Inggris. "Sebagai orang Inggris di mana masyarakatnya gemar minum alkohol dan sebagai seorang muslim yang tidak bisa minum alkohol, terkadang hal ini sangat membingungkan. Terlebih lagi ketika saya banyak diundang teman-teman untuk minum. Semakin saya dewasa, saya melihat belum banyak pilihan minuman non-alkohol yang dikhususkan untuk muslim," kata Shahin.

6. Iman Abdulmajid

Iman Abdulmajid. dok. Instagram/@starcurator
Supermodel yang terkenal pada era '90-an, Iman Abdulmajid, juga dikenal sebagai salah satu pebisnis kecantikan yang merilis rangkaian kosmetik untuk perempuan berkulit gelap. Melalui label Iman Cosmetics yang dirilis sejak 1994 lalu, sampai sekarang Iman masih konsisten menghadirkan makeup yang sesuai untuk perempuan berkulit gelap.
ADVERTISEMENT
Ide untuk membuat kosmetik ini terlintas ketika ia tengah menjalani pemotretan untuk Vogue pada 90-an lalu dan saat itu makeup artist yang meriasnya tidak memiliki foundation untuk kulit gelap. Maka dari itu, ia mulai bereksperimen membuat kosmetik yang bisa mengakomodir kebutuhan perempuan berkulit gelap.
Meski kini labelnya sudah dijalankan oleh para karyawan di perusahaannya, namun Iman masih ikut terlibat dalam proses perilisan produk dan menjalankan media sosial Iman Cosmetics.

7. Farah Dhukai

Beauty vlogger Farah Dhukai menjalankan bisnis kecantikan bersama suaminya, Sal Ali, dan mendirikan label skin care bernama Farsali pada 2017 lalu. Lewat produk pelembap yang mengandung bubuk emas 24-karat bernama Rose Gold Elixir, Farsali sukses masuk ke ritel Sephora Amerika dan menjadi salah satu produk pelembap paling banyak dibeli di Sephora. Pada 2018, Farsali tercatat memiliki value antara 35 juta dolar AS hingga 45 dolar AS.
ADVERTISEMENT
Farsali pun menjadi label skin care yang banyak diulas dan diperbincangkan oleh para beauty blogger di seluruh dunia. Tak heran, kini Farsali memiliki followers di Instagram sebanyak 1,2 juta. Hingga saat ini, Farah dan Ali terus mengembangkan Farsali yang sudah hadir dalam bentuk serum, facial mist hingga face oil.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.