Mengenal Girlhood FOMO, Fenomena Kesepian yang Dialami Perempuan Usia 30-an

25 Februari 2025 16:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan merasa panik dan takut saat berada di tengah banyak orang. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan merasa panik dan takut saat berada di tengah banyak orang. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, pernahkah kamu merasa sangat kesepian, seakan kamu tidak memiliki seseorang yang bisa kamu andalkan? Kamu tidak sendiri. Ternyata, fenomena kesepian ini juga dialami oleh banyak perempuan, terlebih mereka yang sudah menginjak usia kepala tiga.
ADVERTISEMENT
Dilansir New York Post, seorang perempuan asal Australia bernama Eliza Becker menceritakan pengalamannya merasa kesepian di tengah kesibukannya. Rasa kesepian tersebut memiliki rincian yang lebih spesifik, yaitu kesepian karena merasa tidak punya satu kelompok atau “geng” perempuan yang bisa diajak berkumpul, bercerita, dan berjalan-jalan bersama.
Fenomena kesepian itu disebut sebagai girlhood FOMO. Dalam sebuah video yang diunggah oleh Eliza di TikTok-nya, banyak perempuan di usia 30-an mengaku mengalami rasa kesepian yang sama.
Ilustrasi perempuan menyendiri. Foto: Shutter Stock
“Di suatu Jumat malam, saya baru saja menyelesaikan pekan yang sangat sibuk di pekerjaan. Saya merasa sangat bangga dengan seluruh pencapaian saya dan saya ingin bertemu dengan teman-teman saya, minum, dan bersantai,” ucap Eliza kepada News.com.au.
“Saya mengirimkan pesan singkat kepada beberapa teman saya, tetapi mereka semua sibuk. Pasangan saya sedang pergi keluar, membuat saya merasa sedikit sedih. Saya sering merasa seperti ini, dan hal ini mendorong saya untuk melakukan banyak hal sendiri. Saya suka melakukannya, tetapi ada waktu-waktu di mana saya akan merasa senang ketika ditemani,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ilusi soal “geng persahabatan” atau “circle pertemanan” yang sempurna sering kali dipromosikan oleh berbagai media, baik itu media sosial, film, serial, maupun buku. Yang ditampilkan pun kerap kali sempurna; persahabatan yang saling mendukung, penuh kebahagiaan, berbelanja bersama, dan traveling.
Ilustrasi perempuan mendengarkan lagu sedih saat patah hati. Foto: AnemStyle/Shutterstock
Namun, Eliza bilang, dalam sebuah geng persahabatan, ada banyak masalah yang mungkin tidak disorot, seperti rasa iri, amarah, dan pertengkaran. Ia mengaku, hal-hal seperti ini kerap kali membuatnya merasa bingung. Meskipun ia senang bisa mandiri, ia tetap merasakan rasa kesepian atau girlhood FOMO tersebut.
“Menurut saya, sebagai perempuan, kita sering kali diyakinkan bahwa kita perlu memiliki grup seperti itu. Kita selalu diberitahu soal pentingnya girlhood (persahabatan perempuan) dan memiliki sahabat sebagai teman bicara soal masalah kehidupan dan hubungan,” ucap Eliza.
ADVERTISEMENT

Perempuan dewasa sulit menemukan teman baru

Girlhood FOMO ini memiliki kaitan dengan sulitnya mencari teman baru, terutama di usia dewasa. Psikolog klinis asal Australia, Rachel Harker, mengatakan fenomena ini lazim terjadi.
Ilustrasi perempuan mendengarkan lagu sedih saat patah hati. Foto: Nuchylee/Shutterstock
“Transisi kehidupan seperti perubahan karier, hubungan, dan berpindah kota bisa merusak struktur pertemanan tradisional. Ini membuat banyak perempuan merasa mereka terlepas dari hubungan dan merasa terisolasi,” ucap Rachel, dilansir New York Post.
Ketika seorang perempuan melihat keseruan “geng” atau kelompok pertemanan lain di media sosial, ini bisa meningkatkan rasa kesepian dan membuat mereka semakin merasa ditinggalkan.
Rachel pun menyorot, rasa kesepian juga berdampak buruk pada kesehatan. Kesepian juga ditetapkan sebagai ancaman kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
“Dewasa muda termasuk pihak yang paling terdampak masalah kesepian. Riset menunjukkan bahwa kesepian itu sama berbahayanya dengan merokok hingga 15 batang per hari,” tegas Rachel.