Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Sejarah Singkat Hari Ibu di Indonesia yang Diperingati pada 22 Desember
20 Desember 2020 16:21 WIB
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, perempuan Indonesia memperingati Hari Ibu pada 22 Desember. Momen ini dirayakan dengan berbagai hal, mulai dari memberikan ucapan terima kasih, ungkapan rasa sayang, hingga memberi hadiah spesial bagi ibu masing-masing. Semua momen dirayakan dengan suka cita dan penuh kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Namun tahukah kamu kalau ternyata sejarah perayaan Hari Ibu di Indonesia sedikit berbeda dari negara lain? Ya, di Indonesia penetapan peringatan Hari Ibu diawali dengan Kongres Perempuan pertama yang diselenggarakan di Indonesia pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, tepatnya di Ndalem Joyodipuran, yang kini sudah berubah menjadi kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Kongres Perempuan pertama ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Di Indonesia, organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912. Pembentukan organisasi-organisasi tersebut terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan perempuan Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Para perempuan yang hadir berkumpul untuk melakukan upaya peningkatan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan. Namun bukan itu saja alasan tanggal 22 Desember dipilih menjadi peringatan Hari Ibu.
Menurut berbagai sumber, banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa hanya Kartini saja yang memiliki hari spesial. Padahal ada banyak pahlawan perempuan lain yang juga turut berjuang bersama memajukan kesetaraan dan kesejahteraan perempuan Indonesia. Mereka merasa bahwa semua pahlawan perempuan Indonesia juga berhak untuk dirayakan atas jasa dan pengorbanannya.
Melihat adanya kritikan tersebut, Presiden Ir. Soekarno kemudian mencari cara atau momen yang tepat untuk bisa merayakan para pahlawan perempuan. Hingga akhirnya, ia menetapkan bahwa tanggal 22 Desember, peringatan Kongres Perempuan pertama, juga diperingati sebagai Hari Ibu Nasional. Selain untuk merayakan semangat perempuan Indonesia serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, tanggal tersebut juga ditetapkan untuk mengenang para pahlawan perempuan yang juga merupakan seorang ibu.
ADVERTISEMENT
Hari Ibu Masa Kini
Di masa modern sekarang ini, Hari Ibu maknanya sudah semakin meluas. Tak hanya merayakan perempuan, tetapi Hari Ibu Nasional ini juga dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk menyatakan kasih sayang dan terima kasih kepada sosok ibu.
Sebab, ibu memiliki banyak keistimewaan. Dengan kasih sayang tak terhingga sepanjang masa, ibu juga memiliki kewajiban untuk mendidik dan menanamkan karakter yang baik kepada anak-anaknya. Pendidikan karakter tersebut kemudian menjadi fondasi awal bagi setiap perempuan dalam membangun kesuksesannya sendiri di masa depan masing-masing. Jadi memang sudah sepatutnya perempuan dan ibu mendapatkan apresiasi yang tinggi.