Menurut Dokter, Ini 3 Mitos soal Kanker Payudara yang Masih Banyak Dipercaya

6 September 2023 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker payudara. Foto: siam.pukkato/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker payudara. Foto: siam.pukkato/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang menyerang banyak perempuan Indonesia. Dalam data Kementerian Kesehatan RI pada 2020, jumlah kasus kanker payudara di Tanah Air mencapai 68.858 kasus, dengan angka kematian sebanyak 22 ribu jiwa.
ADVERTISEMENT
Akibat ganasnya penyakit ini, banyak mitos soal kanker payudara yang berkembang di masyarakat. Tak sedikit juga perempuan yang mempercayai mitos-mitos tersebut. Padahal, secara medis, mitos-mitos tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan kanker payudara.
Menurut Medical Expert dari Aman Health, dr. Christina Maria, setidaknya ada tiga mitos seputar kanker payudara yang masih ramai dipercaya oleh perempuan di Indonesia. Simak penjelasan Christina selengkapnya di bawah ini, Ladies.
Medical Expert dari Aman Health, dr. Christina Maria, di Media Gathering Kampanye #SaveIbuku x Selangkah oleh RS Siloam dan Dompet Aman di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Selasa (28/8/2023). Foto: Judith Aura/kumparan

1. Mitos: Pakai bra berkawat sebabkan kanker

Menurut Christina, salah satu mitos yang banyak beredar, terutama di tengah masyarakat perdesaan, adalah keyakinan bahwa pemakaian bra berkawat bisa menyebabkan kanker payudara.
“Misalnya, biasanya saya, kalau ngobrol sama ibu-ibu, terutama mereka yang di perdesaan, mereka bilang, “Oh, kalau pakai bra berkawat, itu meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.’ Enggak, enggak ada hubungannya, ya,” ucap Christina kepada kumparanWOMAN di acara Media Gathering Kampanye #SaveIbuku x Selangkah di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta, Selasa (29/8).
ADVERTISEMENT
Christina menegaskan, tidak ada hubungannya bra berkawat dengan munculnya kanker. Hal ini juga ditegaskan oleh National Breast Cancer Foundation Amerika Serikat.
Di situs resminya, dijelaskan bahwa bra jenis apa pun tidak bisa menyebabkan kanker. Tidak ada juga bukti yang mendukung mitos bahwa pemakaian bra berkawat bisa membatasi cairan limfa. Yang pasti, pemakaian bra yang kurang pas bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan bengkak.
Ilustrasi Bra Foto: Shutterstock

2. Mitos: Pakai bra saat tidur sebabkan kanker

Lebih lanjut, Christina mengatakan bahwa mitos lainnya yang beredar adalah pemakaian bra saat tidur bisa menyebabkan kanker.
“Terus kemudian, ‘Tidak boleh menggunakan bra saat tidur. Kalau menggunakan, nanti bisa menaikkan risikonya.’ Itu juga sebenarnya enggak ada hubungannya,” kata Christina.
Ia menerangkan, pemakaian bra itu disesuaikan dengan kenyamanan pemakainya. Mau dipakai atau dilepas saat tidur, hal tersebut kembali lagi ke kenyamanan pemakainya. Dilansir SOG Health, tidak ada bukti yang mendukung bahwa pemakaian bra saat tidur bisa menyebabkan kanker payudara.
ADVERTISEMENT
“Karena, sebetulnya, penggunaan bra itu lebih ke kenyamanan dan memang ada waktu tertentu bra harus dilepas untuk menjamin sirkulasi darah lebih baik,” tambah Christina.

3. Mitos: Pakai deodoran sebabkan kanker

Ilustrasi menggunakan deodoran. Foto: Shutter Stock
Terakhir, mitos yang masih sering kali dipercaya oleh banyak perempuan adalah pemakaian deodoran bisa menyebabkan kanker payudara.
“Pernah dengar, nggak? ‘Penggunaan deodoran bisa menyebabkan cancer.’ Itu juga nggak ada hubungannya,” tegas Christina.
Dikutip dari BreastCancer.org, klaim ini tercipta dari keyakinan bahwa bahan kimia dalam deodoran menahan pelepasan racun saat kamu berkeringat. Kemudian, racun yang tertahan tersebut akan menumpuk di dalam payudara. Faktanya, tidak ada bukti yang mendukung klaim ini.
Christina menerangkan, ketika akan melakukan pemeriksaan mamografi untuk deteksi dini kanker payudara, perempuan memang tidak boleh memakai deodoran. Namun, ada alasan tersendiri di balik larangan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Memang, kalau memeriksa mammograms, kita enggak boleh pakai deodoran, tapi bukan karena dia menyebabkan [kanker]. Namun, karena deodoran menghalangi hasil yang jelas dan akurat,” jelas Christina.