Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Merasakan Benjolan di Payudara? Ini Langkah Pertama yang Harus Dilakukan
6 Juni 2022 19:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Ladies, apa kamu baru-baru ini merasakan ada benjolan yang janggal di area payudaramu? Jika ya, kamu tidak boleh menganggap itu sebagai hal yang sepele. Sebab, benjolan tersebut bisa jadi merupakan sebuah tumor yang harus dicari tahu sifatnya: apakah jinak atau ganas.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara bersama kumparanWOMAN beberapa waktu lalu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi di RSU Bunda Jakarta, dr. Hayatun Nufus, SpPD-KHOM, FINASIM, menjelaskan seluk beluk mengenai tumor dan kanker payudara. Selain menjelaskan soal perbedaan antara kedua kondisi tersebut, Hayatun juga memberikan arahan soal apa yang harus dilakukan ketika menemukan benjolan di payudara kita.
Sebagai informasi, tumor merupakan istilah umum di dunia medis untuk benjolan, yang bisa juga disebut sebagai massa atau lump. Nah, menurut Hayatun, tumor itu bisa bersifat jinak (benigna) atau ganas (maligna). Jika tumor yang ditemukan di payudara bersifat ganas, itulah yang disebut sebagai kanker.
Namun, ada juga benjolan yang ternyata tidak bersifat ganas, yaitu benjolan yang mengarah pada infeksi. Selain itu, ada juga benjolan yang bisa terjadi pada ibu menyusui, yang ternyata merupakan gumpalan air susu yang harus dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
Nah, dengan berbagai kemungkinan tersebut, apa yang harus segera dilakukan ketika menemukan benjolan di payudara? Hayatun pun menegaskan, menemui dokter adalah langkah pertama.
“Intinya, kita harus tetap ke dokter dan memastikan apa tindakan yang tepat untuk benjolan tersebut,” ujar Hayatun ketika diwawancarai kumparanWOMAN pada Kamis (2/6) lalu.
Kemudian, tak sedikit perempuan yang mungkin kebingungan, dokter apa yang harus didatangi untuk keluhan benjolan di payudara ini? Menurut Hayatun, dokter onkologi adalah pilihan terbaik. Namun, Ladies bisa mendatangi dokter spesialis penyakit dalam (internis) terdekat jika dokter onkologi tidak tersedia di area kamu.
“Sebaiknya jika ada tenaga medis Dokter Subspesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, maka dapat segera berobat langsung. Karena berbasis pada pengetahuan kanker yang lebih khusus, diharapkan risiko luput diagnosis lebih rendah. Namun, jika tidak ada, dapat ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam terdekat,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Saat bertemu dokter, apa yang terjadi?
Hayatun menjelaskan pendekatan yang dilakukan ketika seorang pasien memiliki keluhan benjolan di payudara. Pertama, dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara medis mengenai riwayat perjalanan penyakit pasien. Seperti sejak kapan merasakan keluhan benjolan, apakah ada keluhan lain atau penyerta, apakah ada faktor risiko tambahan atau tidak.
“Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada payudara pasien untuk melihat lokasi, karakteristik tumor, dan sebagainya. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menunjang diagnosis, misalnya USG payudara, mammografi, ataupun MRI payudara,” papar Hayatun.
Mengapa harus langsung ke dokter?
Kondisi seperti benjolan atau tumor di dalam tubuh merupakan kondisi yang tidak boleh didiagnosis oleh diri sendiri. Jika sudah merasakan gejala-gejala awal, maka berobat ke dokter adalah pilihan paling tepat.
ADVERTISEMENT
Menurut Hayatun, deteksi yang terlalu terlambat (late detection) dapat berakibat buruk. Misal, jika keluhan benjolan yang dirasakan seorang perempuan ternyata bersifat ganas, tetapi ia terlambat memeriksakan diri, angka keberhasilan pengobatan pun menurun, Ladies.
“Kalau tumor, kita harus bisa membedakan ini tumornya jinak atau ganas. Kenapa? Karena kalau ternyata ini tumornya ganas, semakin cepat kita deteksi, semakin awal deteksinya, dalam arti stadiumnya pada saat ditemukan tumor itu stadiumnya masih awal, prognosisnya makin baik,” kata dokter yang juga praktik di RSUP Persahabatan ini.
“Sebaliknya kalau stadiumnya makin besar, makin berat, apalagi yang sudah menyebar atau stadium lanjut, itu prognosisnya makin buruk. Sehingga, kalau disebut tumor, kita harus hati-hati. Artinya, harus memeriksakan diri dan memastikan bahwa itu bukan ganas,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Tidak perlu takut untuk memeriksakan diri
Menurut Hayatun, ada beberapa kemungkinan mengapa masih ada perempuan yang belum berani memeriksakan diri, meskipun sudah merasakan gejalanya. Salah satunya adalah rasa takut atau malu.
“Sering kali perempuan Indonesia malu untuk memeriksakan dan takut. Malunya dalam arti, nanti mungkin malu dengan suami, dengan sekitarnya. Takut kalau sampai nanti kenapa-napa, harus dioperasi, harus kehilangan [payudara],” kata Hayatun.
Selain itu, banyak juga perempuan yang takut harus menjalani kemoterapi dan mengalami kerontokan berat akibatnya.
Padahal, seorang perempuan yang mengalami keluhan benjolan di payudara tidak perlu takut maupun malu. Sebab, walaupun seorang perempuan ternyata didiagnosis mengidap kanker payudara, banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk tetap mempertahankan payudaranya. Ada juga alternatif pengobatan lainnya selain kemoterapi.
ADVERTISEMENT
“Saat ini pun jika seseorang divonis kanker payudara, ada banyak pengobatan yang dapat diberikan, sesuai dengan karakteristik payudaranya. Tidak semua pengobatan kanker payudara harus kemoterapi, tapi dapat diberikan terapi biologis imunoterapi,” tutup Hayatun.