Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Merayakan Alam, Budaya, & Masa Depan lewat Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025
22 April 2025 20:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali eksis di pameran pencapaian negara-negara dunia, World Expo, dengan Paviliun Indonesia. Kali ini, Osaka, Jepang, menjadi tuan rumah. Resmi dibuka pada Minggu (13/4), Paviliun Indonesia menghadirkan misinya untuk memperkenalkan keindahan Nusantara lewat tiga unsur krusial, yakni alam, budaya, dan masa depan.
ADVERTISEMENT
Untuk menyambut pembukaan Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025 ini, dua aktris ternama Happy Salma dan Ariel Tatum unjuk gigi memamerkan kemampuan menari yang apik. Pada Sabtu (12/4), keduanya menampilkan tari Jaipong, warisan budaya Jawa Barat.
Tari Jaipong memadukan unsur tari Ketuk Tilu, Ronggeng, dan aksi pencak silat yang energik. Tari ini pun hadir sebagai simbol keceriaan, spontanitas, dan kekuatan perempuan dalam balutan tradisi. Happy Salma dan Ariel Tatum tampil anggun dalam balutan kebaya hitam, kain batik, serta selendang hijau tua menawan.
Penampilan tersebut dibawakan Happy Salma dan Ariel Tatum bersama organisasi seni Tanah Air, Titimangsa. Dikutip dari Instagram resmi Titimangsa, Iko Uwais ikut memeriahkan pertunjukan teatrikal ini, diiringi dengan alunan musik dari grup Swarantara.
ADVERTISEMENT
Paviliun Indonesia bukan pameran seni dan budaya belaka, Ladies. Banyak tangan terampil dan buah pikir cemerlang yang dituangkan dalam gelaran yang akan berlangsung hingga 13 Oktober 2025 ini.
Tema yang diusung hingga konsep yang matang dituangkan ke dalam lanskap arsitektur menyerupai kapal megah, sebuah penghormatan atas sejarah Indonesia sebagai negara kepulauan. Lirik lagu “nenek moyangku seorang pelaut” seakan bergaung di benak ketika menikmati keindahan pameran ini.
Perkawinan alam, budaya, dan masa depan
Tema yang diusung dalam Paviliun Indonesia di World Expo tahun ini adalah Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future. Mengutip keterangan resmi yang diterima kumparanWOMAN, tema ini terinspirasi dari filosofi luhur Bali, yakni Tri Hita Karana.
Filosofi ini menegaskan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Tema ini kemudian dituangkan ke dalam karya seni yang kaya akan unsur kebudayaan Indonesia, mulai dari instalasi fauna endemik yang diimajinasikan dalam balutan gaya seni yang khas, pameran warisan tekstil Nusantara yang kaya, sampai pertunjukan teater yang menawarkan pengalaman imersif.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri, Paviliun Indonesia menjadi panggung untuk memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.
“Di panggung dunia ini, kami dengan bangga memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi kelas dunia untuk wisata spesial, di mana kearifan masa lalu berpadu dengan kemewahan modern. Komitmen kami teguh; untuk membangun sektor pariwisata yang memberdayakan komunitas lokal, melestarikan warisan alam, dan menumbuhkan ekonomi hijau yang berkelanjutan,” kata Widiyanti dalam keterangannya.
Setiap area pameran menghadirkan pengalaman multisensorial yang memadukan tradisi dengan modernitas teknologi. Bak menjelajahi ruang dan waktu, pengunjung diajak untuk menyelami aspek-aspek Tanah Air dari dalam hingga puncak; memandangi panorama Indonesia dari sudut pandang atas.
Merayakan kesenian dan seniman lokal
Paviliun Indonesia menjadi ajang bagi seniman lokal unjuk gigi memamerkan karya seni terbaiknya.
ADVERTISEMENT
Di bagian Nature Zone, seniman kontemporer Indonesia seperti Indieguerillas, Nasirun, Nyoman Nuarta, Naufal Abshar, Mang Moel, dan Arkiv Vilmansa mengimajinasikan fauna endemik yang terancam punah, seperti Harimau Sumatra, Macan Tutul Jawa, Orangutan, serta Komodo dengan sentuhan budaya Indonesia.
Kemudian, pengunjung juga dimanjakan dengan pengalaman sinema ciptaan seniman visual Isha Hening dan Ign. Raditya Bramantya. Bertajuk Nusantara Odyssey, karya sinematik ini mengajak pengunjung untuk menyelami laskap, mitos, dan kekuatan alam Indonesia.
Ada pula pameran fotografi Wajah Nusantara oleh Davy Linggar, instalasi senjata pusaka, serta instalasi video seni bela diri lokal dan pembuatan senjata tradisional Indonesia.
Paviliun Indonesia tentu tak lengkap tanpa kehadiran keindahan warisan wastra Indonesia. Bekerja sama dengan maestro desainer Indonesia Obin, pengunjung diajak menikmati ikat tenun tangan dengan pewarnaan alami yang dipajang pada struktur menyerupai layar perahu tradisional.
ADVERTISEMENT
Pameran ini juga menghadirkan wastra dari seluruh pulau Indonesia karya perajin yang dilatih oleh Cita Tenun Indonesia. Warisan tekstil apik ini diimajinasikan kembali dengan sentuhan kontemporer, termasuk inovasi tekstil baru seperti Batik eco-print.
Pertunjukan teatrikal turut dihadirkan oleh Titimangsa di area teater dengan 180 kursi. Bekerja sama dengan sutradara Garin Nugroho, karya sinematik ini menghadirkan narasi budaya dan alam Indonesia dengan visual yang terinspirasi dari Wayang Bali dan filosofi Tri Hita Karana.
Tak luput, Paviliun Indonesia turut menghadirkan kekayaan kuliner Indonesia. Pengunjung dapat menikmati santapan khas Indonesia, minuman tradisional seperti jamu, hingga kopi-kopi asli Indonesia seperti Mandheling dan Toraja.
Paviliun Indonesia diproyeksikan akan dihadiri oleh 2,8 juta sampai 3,5 juta pengunjung selama enam bulan gelarannya. Buat Ladies yang tinggal di Jepang atau berencana mengunjungi Jepang, tentu pameran kebudayaan ini menjadi satu atraksi yang cocok masuk ke dalam itinerary. Kamu tertarik?
ADVERTISEMENT