Mitos Buruk Dekorasi Pernikahan Bertema Rustic Memakai Daun Kering

21 Juli 2019 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dekorasi pernikahan menggunakan daun dan bunga kering. Foto: dok. @dreamdecor.indonesia/ Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Dekorasi pernikahan menggunakan daun dan bunga kering. Foto: dok. @dreamdecor.indonesia/ Instagram
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan, dekorasi pernikahan bertema rustic masih menjadi favorit para calon pengantin.
ADVERTISEMENT
Namun jika biasanya tema rustic identik dengan dekorasi pernikahan bertema hutan dengan detail daun-daun hijau, kayu-kayu hutan yang raw, lalu dipadukan dengan bunga-bunga berwarna soft, di awal tahun 2019 ini tema rustic sedikit mengalami perubahan.
Sejak awal tahun 2019, para vendor dekorasi pernikahan banyak mendapat permintaan tema rustic dengan sentuhan musim gugur. Jadi bahan-bahan yang digunakan adalah daun-daun dan bunga-bunga kering, seperti daun palem kering, pampas (sejenis rumput liar), baby breath, bunga kapas (cotton flower), lunaria, lagurus, dan lain-lain. Material tersebut kemudian dirangkai dan diletakkan pada kerangka besi untuk memberikan kesan dekorasi pernikahan yang minimalis.
“Sekarang ini dekorasi pernikahan banyak yang menggunakan kerangka besi minimalis dengan aksen daun-daun kering. Pengantin lebih suka tema yang fleksibel dan terlihat handmade,” ungkap wedding expert Hengki Wirawan saat ditemui kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga dibenarkan oleh Alissa, pemilik event planner Kava Studio di Jakarta. Ia mengaku, mulai awal tahun 2019 ini kliennya mulai banyak yang meminta dekorasi rustic dengan sentuhan fall wedding seperti di luar negeri.
“Tema rustic dengan sentuhan fall wedding itu sudah menjadi tren sejak tahun lalu di luar negeri, di Indonesia baru masuk di awal tahun ini. Dan sekarang hampir semua klien memilih dekorasi dengan daun-daun kering dan pampas. Jadi sudah banyak yang tidak mau pakai dekorasi manis dengan bunga tumpuk-tumpuk begitu,” jelas Alissa.
Kebanyakan calon pengantin yang memilih tema rustic fall wedding ini beranggapan bahwa tema tersebut lebih memiliki karakter dan jauh lebih raw dibanding dengan tema rustic yang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari segi estetika, daun-daun dan bunga kering ini memang dapat membuat suasana pernikahan menjadi lebih romantis jika dipadukan dengan dekorasi lampu-lampu kuning atau lilin-lilin kecil. Dekorasi juga menjadi tampak clean dan minimalis, namun tetap tidak kehilangan kesan elegan karena ada sentuhan warna gold atau rose gold dari kerangka-kerangka besi yang menjadi bagian dari dekorasi.
Namun terlepas dari tren yang sedang terjadi, sebenarnya menurut budaya China atau Tiongkok, daun-daun kering memiliki makna negatif.
Dalam budaya Tiongkok, energi positif dan negatif memiliki makna yang sangat penting. Salah satu elemen alam yang menyimpan energi positif adalah dedaunan yang tumbuh dan hidup. Oleh sebab itu, daun-daun segar akan lebih baik dibandingkan daun-daun kering.
ADVERTISEMENT
“Pada dasarnya semua tergantung pada penyelenggara pesta. Apabila tema ini (tema pernikahan dengan daun-daun kering) terkait harapan yang positif, daun-daun kering dapat bermakna negatif. Karena daun-daun kering akan berjatuhan pada musim gugur. Berlawanan dengan musim semi yang menyiratkan kebahagiaan, kesuburan, dan kesejahteraan,” ungkap Dr. Rahadjeng Pulungsari, dosen program studi China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Akan tetapi, menurut Dr. Rahadjeng semua kembali pada kepercayaan penyelenggara pernikahan. Jika keluarga dan calon pengantin tidak percaya dengan simbol-simbol budaya, maka dekorasi dengan daun kering bisa-bisa saja digunakan.
Menurut Alissa, tidak sedikit kliennya yang berasal dari keturunan China juga meminta desain rustic dengan daun dan bunga-bunga kering ini. “Klien saya juga kebanyakan keturunan China yang memakai dekorasi daun dan bunga kering seperti pampas. Tapi sepertinya mereka tidak begitu tahu dengan kepercayaan itu,” jelas Alissa.
ADVERTISEMENT
Dan di zaman yang serba modern sekarang ini, sepertinya kebanyakan calon pengantin tidak begitu memperhatikan aspek budaya lama. Mereka lebih mementingkan keindahan estetika dan menyesuaikan dengan tren yang sedang terjadi untuk pemilihan dekorasi pernikahan mereka.
Jadi bagaimana dengan Anda, masih tertarik menggunakan daun dan bunga kering untuk dekorasi pernikahan?