Pasangan Tak Kunjung Mengajak Menikah, Begini Cara Menghadapinya

19 Juli 2019 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Pasangan Menikah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Pasangan Menikah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hubungan asmara masing-masing orang punya cerita yang berbeda-beda. Ada yang berkenalan, berpacaran dalam waktu singkat dan langsung menikah. Namun, ada juga yang melalui waktu berkenalan dan pendekatan yang cukup lama. Hitungan waktunya pun tidak sedikit. Ada yang sudah berpacaran tiga tahun atau tujuh tahun, bahkan hingga belasan tahun lamanya, namun belum memutuskan untuk melangkah ke jenjang berikutnya.
ADVERTISEMENT
Faktornya bisa bermacam-macam. Salah satunya mungkin pasangan kita belum menunjukkan ‘sinyal’ bahwa dia tertarik melanjutkan ke jenjang pernikahan. Padahal mungkin kita sudah mencapai usia yang cukup ideal untuk menikah.
“Biasanya usia 25 ke atas jadi usia krisis bagi perempuan. Bukan hanya tentang karier dan pencapaian hidup, tapi juga tentang pernikahan,” tutur psikolog Alfath Hanifah Megawati M.Psi saat dihubungi kumparanWOMAN.
Ilustrasi pasangan menjauh. Foto: Dok. Freepik
Menurut Alfath yang berpraktik online di @sahabatkariib, perempuan berusia di atas 25 tahun cenderung ingin meminta kepastian hubungan dibanding lelaki.
Namun, sebelum kita bertanya tentang kesiapan pasangan, ada hal-hal yang harus kita pikirkan terlebih dahulu. Karena bisa saja, kita dianggap ‘menuntut’ minta dinikahi dan malah membuat pasangan tersinggung. Agar diskusi tidak menjadi alot dan menyebabkan perkelahian, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menghadapi pasangan yang belum sikap menikah. Apa saja?
ADVERTISEMENT
1. Tanya pada diri sendiri
“Apakah saya sudah benar-benar siap memasuki dunia pernikahan?”. Pertanyaan ini perlu kita tanyakan pada diri sendiri. Untuk apa bertanya pada pasangan soal pernikahan kalau ternyata sebenarnya kita juga belum siap. Kalau jawabannya ternyata siap, selanjutnya kenali bekal apa saja yang sudah kita miliki dan belum dimiliki. Ini bukan hanya tentang materi saja ya, Ladies, tapi juga mental dan psikis.
2. Bertanya tentang masa depan
Sebelum kita menghakimi pasangan ‘tidak siap menikah’, sebaiknya kita tahu rencana masa depan pasangan kita. Tanyakan apakah dia mempunyai rencana untuk menikah? Jika iya, kapan dan usia berapa.
Ilustrasi pasangan. Foto: sasint/pixabay
3. Sampaikan harapan kita tentang pernikahan
Jelaskan padanya keluarga seperti apa yang ingin kita bangun. Sampaikan juga harapan yang realistis untuk menghindari kekhawatiran pasangan karena tidak memenuhi ekspektasi kita.
ADVERTISEMENT
4. Tanyakan harapan pasangan
Setelah menjelaskan harapan kita, tanyakan juga harapan pasangan tentang pernikahan. Apa yang membuat ia merasa belum siap menikah. Ketidaksiapan pasangan bukan selalu karena finansial saja, tapi bisa juga karena diri kita dan pasangan, sehingga ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam diri masing-masing.
5. Membuat rencana bersama
Rencana ini dibuat untuk memenuhi yang belum dicapai atau memperbaiki yang ingin diperbaiki. Misal, kendala finansial. Kita upayakan bersama agar materi bisa tercukupi, bisa dengan cara berhemat, mengurangi ekspektasi pesta pernikahan, atau mencari penghasilan baru. Jika kendalanya pada perbaikan diri, cari tahu secara spesifik yang ingin diperbaiki.
Nah, Ladies, mungkin sebagian dari kita sulit terbuka untuk membicarakan hal ini pada pasangan walaupun menyimpan unek-unek itu berat. Maka, kita perlu bisa melihat kesiapan pasangan untuk bercerita.
Ilustrasi menikah. Foto: Pixabay
“Kalau pasangan menolak bercerita tentang pernikahan, sebaiknya kita tidak memaksa atau menyudutkan mereka. Kita bisa bilang; 'Aku paham membahas pernikahan adalah hal yang berat untuk kamu. Tapi, aku ingin kita membahas masalah ini, kalau kamu sudah siap. Boleh ya?' " jelas Alfath.
ADVERTISEMENT
Kita harus berani memulai diskusi ini karena tanpa mendiskusikannya kita tidak akan pernah tahu apa yang dialami pasangan. Kita hanya bisa menduga-duga saja atau malah membangun asumsi negatif pada pasangan kita. Menurut Alfath, kebanyakan lelaki menganggap tabu membicarakan kendala atau kekhawatiran dalam diri. Jadi, penting bagi kita untuk membuka topik ini lebih dulu.
Alfath menambahkan, kalau pasangan sudah ingin menikah tapi terhambat karena urusan mendalam tentang keluarga, sebaiknya kita meminta bantuan profesional seperti psikolog.
Ilustrasi Pasangan. Foto: Unsplash
Perlu diingat Ladies, tidak semuanya akan sesuai dengan harapan kita. Jika ingin mempertanyakan kejelasan hubungan, kita juga harus siap dengan segala kejujuran pasangan. Kalau pasangan tidak ada intensi untuk menikah dengan kita, maka pilihan kembali lagi pada kita.
ADVERTISEMENT
“Beberapa ada yang memilih stay dengan harapan pasangan akan berubah seiring waktu. Kalau begini, balik lagi tanya ke diri kita, seberapa lama kita mau menunggu waktu. Kenali limitasi kita untuk menunggu. Menunggu tanpa mengupayakan sesuatu akan menjadi hal yang sia-sia kan, ya?” tutupnya.