MSD & Kemenkes Gagas Kampanye “Tenang untuk Menang” Demi Cegah Kanker Serviks

18 Agustus 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 27 Agustus 2024 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kanker serviks alias kanker leher rahim masih menjadi salah satu penyakit mematikan bagi perempuan di dunia. Penyakit ini menjadi jenis kanker tertinggi di Indonesia yang menyerang perempuan setelah kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Data terbaru Kemenkes RI mencatat bahwa pada tahun 2022 terdapat 36.964 kasus kanker serviks dengan risiko yang tinggi pada setiap pasien. Hal ini pada akhirnya membuat masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker leher rahim.
Karenanya, perusahaan farmasi global, MSD Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Bio Farma menggagas inisiatif bertajuk “Tenang untuk Menang” demi mencegah kenaikan angka kanker serviks di Indonesia. Kampanye ini secara resmi diluncurkan dalam gelaran konferensi pers yang diselenggarakan MSD Indonesia di Djakarta Theater pada Selasa (13/8).
MSD Indonesia bersama Kemenkes RI dan Bio Farma meluncurkan kampanye "Tenang untuk Menang" demi mencegah kanker serviks pada perempuan. Foto: kumparan/Hutri Dirga
Lewat kampanye ini, MSD Indonesia dan Kemenkes mengajak masyarakat khususnya orang tua dan perempuan untuk berperan aktif dalam melawan kanker serviks dengan melakukan vaksinasi HPV. Pasalnya, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi.
ADVERTISEMENT
“Dalam mewujudkan eliminasi kanker leher rahim ini diperlukan dukungan dan peran berbagai pihak untuk melakukan harmonisasi pelaksanaan imunisasi HPV, skrining HPV DNA, tata laksana lesi pra kanker dan kanker, sehingga kita dapat mencapai eliminasi kanker leher rahim yang tinggi dan merata tentunya,” ujar Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, MARS.
Inisiasi kampanye “Tenang untuk Menang” juga merupakan bentuk komitmen MSD Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama perempuan.
“Partisipasi masyarakat dalam program imunisasi HPV ini merupakan langkah kecil yang akan membawa dampak besar, tidak hanya memberikan ketenangan secara individu karena kesehatan yang terjaga, tapi juga bentuk partisipasi kolektif agar Indonesia merdeka dan menang melawan kanker serviks,” imbuh Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou.
ADVERTISEMENT

Sejalan dengan program pemerintah untuk brantas kanker

Ilustrasi gejala kanker serviks. Foto: mi_viri/Shutterstock
Kampanye yang diinisiasi MSD Indonesia ini juga sejalan dengan program pemerintah, yakni Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia yang telah dideklarasikan Presiden Jokowi pada tahun 2023 silam di mana Kemenkes menjadi pemimpin pelaksanaannya.
Program ini mengusung empat pilar penting, pertama; pemberian layanan berisi kegiatan vaksinasi, kedua; pelatihan edukasi dan penyuluhan, ketiga; fasilitator kemajuan, dan keempat; tata kelola kebijakan mengenai pencegahan kanker leher rahim pada perempuan.
“RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim ini merupakan bentuk komitmen kita untuk menyelamatkan perempuan Indonesia dari kanker leher rahim yang mematikan. Kerja sama ini (antara MSD Indonesia, Kemenkes dan Bio Farma) sejalan dengan kebijakan Indonesia untuk terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas perempuan,” ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena.
ADVERTISEMENT

Dua perempuan meninggal setiap jam karena kanker serviks

Ilustrasi kanker serviks. Foto: Shutter Stock
Menjadi salah satu penyakit yang memiliki urgensi tinggi untuk dicegah, memangnya apa penyebab kanker serviks ini?
Ladies, kita perlu tahu, kanker serviks alias kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini biasanya menginfeksi kulit atau mukosa yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan non-seksual. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Ivander Ramon Utama, F.Mas, SpOG, Msc, mengatakan setidaknya 8 dari 10 perempuan dan laki-laki bisa terinfeksi HPV, tapi penyakit kanker serviks ini hanya diderita perempuan.
“Setiap jam ada dua perempuan meninggal karena kanker serviks di Indonesia dan mungkin 10-15 tahun lagi akan berubah menjadi lebih banyak. Bisa tiga atau empat perempuan meninggal gara-gara kanker serviks kalau kita gagal memvaksinasi,” kata dr. Ivander.
ADVERTISEMENT
Mengingat begitu bahayanya risiko kanker serviks ini, dr. Ivander pun mengimbau agar masyarakat tidak lagi ragu untuk melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin. Perempuan tidak perlu khawatir tentang mitos yang beredar bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan kemandulan di masa depan. Sebab, infeksi HPV yang bertransformasi menjadi kanker serviks lah yang justru meningkatkan risiko kemandulan karena perempuan bisa kehilangan rahim akibat penyakit ini.