Pacaran Lama vs Pacaran Singkat Ala Menlu Retno & Najwa Shihab

3 Mei 2019 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beda Pacaran Lama dan Pacaran Singkat Versi Menlu Retno & Najwa Shihab. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beda Pacaran Lama dan Pacaran Singkat Versi Menlu Retno & Najwa Shihab. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam menyambut perilisan film "Long Shot" di Indonesia, kumparan berkolaborasi dengan Cinema 21 menggelar sebuah diskusi inspiratif bertema ‘Perempuan, Kuasa dan Cinta’ di Plaza Indonesia XXI, Jakarta, Kamis (2/5).
ADVERTISEMENT
Diskusi yang dipandu oleh Chief of Storyteller kumparan, Yusuf Arifin ini menghadirkan tiga perempuan hebat Indonesia, yaitu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi, Jurnalis & Founder Narasi TV Najwa Shihab dan Staf Khusus Presiden, Adita Irawati.
Dalam diskusi ini, ketiganya pun bercerita mengenai bagaimana menyelaraskan kehidupan pribadi dengan kesibukan di dunia pekerjaan. Ketiganya sepakat bahwa kesuksesan yang mereka raih tidak terlepas dari dukungan orang terdekat, terutama suami. Diskusi yang berjalan hangat ini dimulai dengan kisah bagaimana para ketiga perempuan powerful di Indonesia ini bertemu dengan tambatan hati mereka
"Saya dan Mas Agus sudah berpacaran selama tujuh tahun, jadi komunikasi dan dialog yang kami lewati telah terjalin cukup lama. Mas Agus paham betul bagaimana karier saya sebagai seorang diplomat. Jadi hal dari awal kami bentuk keluarga as a team work," jelas Retno tentang perjalanan kisah cinta dan pernikahannya dengan sang suami.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di XXI Plaza Indonesia, Kamis, (2/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sama-sama lulusan Universitas Gajah Mada, keduanya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di kampus yang berlokasi di Yogyakarta tersebut. Retno berkuliah di jurusan Hubungan Internasional sedangkan sang suami lulusan arsitektur dan memiliki perusahaan konsultan arsitektur.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya saya diberkahi oleh Allah dengan suami seperti ‘malaikat’ karena tidak gampang ya hidup bersama perempuan yang berprofesi sebagai diplomat ya g dari sejak awal selalu saja hidup berpindah-pindah. Pekerjaan saya juga tidak mengenal batas waktu dan ruang. Oleh karena itu diperlukan pasangan yang benar-benar paham dan menerima sejak awal," ungkap Menteri Retno Marsudi.
Lain halnya dengan Najwa Shihab. Jika Menlu Retno menempuh waktu pacaran yang cukup lama hingga tujuh tahun sebelum memutuskan menikah, Co-Founder Narasi TV tersebut, tak membutuhkan waktu yang lama dalam pacaran dan memutuskan untuk menikah tak lama setelah berkenalan. "Saya menikah saat usia 20 tahun. Ibrahim ini senior saya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, kami hanya enam bulan pacaran kemudian memutuskan untuk menikah," jelas Najwa Shihab.
Najwa Shihab di XXI Plaza Indonesia, Kamis, (2/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Presenter yang akrab disapa Nana ini juga mengungkap, selama tahap pengenalan mereka pun sempat berada di hubungan long distance relationship (LDR). Namun, bagi Najwa LDR juga yang menjadi perekat hubungan dengan laki-laki yang beda usia enam tahun dengannya.
ADVERTISEMENT
"Karena menikah di usia muda dengan waktu pendekatan selama enam bulan itu, kami menjalani 'masa pacaran' setelah menikah. Dan karena saat itu saya masih kuliah, saya memutuskan untuk KB dan baru di usia 23 tahun saya hamil anak pertama kami Izzat," imbuh Najwa
Menikah sejak tahun 1997 saat masih menduduki bangku kuliah, tak menyurutkan semangat Najwa untuk terus berprestasi dan mengejar karier.
"Kami tumbuh bersama dan melewati masa-masa up and down bersama. Baim tahu betul bagaimana masa-masa awal saya belajar sebagai wartawan seperti apa, hingga sekarang sudah 20 tahun menjadi wartawan dia tahu perjalanan itu," ungkap Najwa.
Najwa Shihab di XXI Plaza Indonesia, Kamis, (2/4). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bagi Najwa, sosok suaminya juga menjadi orang yang sangat mendukung kariernya dan kritikus nomor wahid.
ADVERTISEMENT
"Setiap muncul di tv, Baim (Ibrahim) seringkali memberi masukan pada saya. Saya pun tidak merasa jengkel kalau dia kritik. Saya sudah terbiasa dikritik, dipuji , dipertanyakan dan sebagainya. Dari situlah saya belajar bagaimana mendengarkan. Dan dari suami saya itu pasti tujuannya untuk memberi masukan, niatnya agar istrinya jadi lebih bagus dan perform. Jadi nomor satu yang selalu saya dengarkan ya dia," jelas Najwa Shihab.