Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Saat ini semakin banyak perempuan yang menduduki posisi strategis di berbagai lini kehidupan. Mereka jelas memiliki pengaruh dan kuasa melalui jabatan yang diemban.
ADVERTISEMENT
Namun tak dapat dipungkiri, di balik kesuksesan seorang perempuan, orang-orang kerap bertanya mengenai seperti apa kehidupan pribadi mereka, bagaimana cara mereka mengatur waktu dengan orang terkasih, bagaimana mereka menyeimbangkan antara karier dengan tanggung jawab kepada keluarga.
Hal tersebut pun dibahas dalam diskusi bertema “Perempuan, Kuasa dan Cinta” yang diadakan kumparan bersama Cinema 21, kemarin Kamis (2/5) di Plaza Indonesia XXI. Diskusi sekaligus pemutaran premiere film Long Shot yang dibintangi Charlize Theron ini dihadiri tiga tokoh perempuan powerful Indonesia, yaitu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi, Jurnalis dan Founder Narasi TV Najwa Shihab, dan Staf Khusus Presiden, Adita Irawati.
Dimoderatori oleh Chief of Storyteller kumparan, Yusuf Arifin, diskusi berlangsung hangat dan penuh cerita menarik. Menlu Retno yang merupakan menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia, di awal diskusi mengungkapkan bahwa ia sebetulnya merasa tidak nyaman menggunakan kata 'kuasa'. "Kuasa itu kok kayaknya gimana gitu ya...Saya lebih suka jika tema diskusi kita kali ini temanya, Perempuan, Cinta dan Perdamaian. Karena kerjaan kita sebagai diplomat ini kental dengan urusan perdamaian," ujarnya. Buat Menlu Retno, jabatan yang diembannya lebih ke sebagai tanggung jawab dalam perannya sebagai pejabat negara.
Menjawab pertanyaan dari salah satu peserta diskusi yang bertanya mengenai bagaimana makna kuasa bagi mereka, Menlu Retno juga mengatakan hal yang sama. "Jujur saya tidak pernah merasa berkuasa. Karena sekali lagi di era demokrasi transparan ini, ketika kita diberikan sesuatu amanah, itu adalah tanggung jawab. Jadi saya tidak merasa berkuasa, paling bedanya ada di tanggung jawab, dan tanggung jawab saya berat banget. Apalagi, orang bilang dunia diplomasi ini adalah dunianya laki-laki," ceritanya.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan Najwa, baginya kuasa bukanlah soal dirinya semata, melainkan suatu hal yang sifatnya setara. "Sekarang landscape media sudah berubah menjadi dua arah, tidak hanya dari satu channel saja. Informasi dari media sekarang sudah sebegitunya egaliter. Saya tidak lebih berkuasa dengan orang yang sedang IG stories atau live streaming di mana mereka juga punya kemampuan yang sama untuk menyebarkan informasi melalui teknologi dengan cara yang mudah, murah dan cepat. Justru saat ini yang jadi sangat berkuasa adalah pemirsa dan netizen sebagai orang yang menentukan mana informasi yang ingin mereka cerna," jelas Najwa.
Tak memungkiri ketiga perempuan powerful Indonesia ini pun berujar mereka berdiri tegak di posisi saat ini karena didukung oleh support system mereka yang terdekat, yaitu pasangan.
ADVERTISEMENT
Ketiganya bercerita mengenai dinamika kehidupan rumah tangga dan pentingnya dukungan cinta dari pasangan saat menjalani posisi sebagai perempuan yang berpengaruh baik di publik, negara dan pemerintahan.
"Sebenarnya saya diberkahi oleh Allah dapat suami 'malaikat', karena tidak gampang ya hidup bersama perempuan yang dari sejak awal selalu berpindah-pindah. Di awal Mas Agus memang cukup rewel, bisa dibayangkan saat itu, Mas Agus memimpin suatu perusahaan di Palembang, saya penempatan di Australia. Memang ada masa-masa transisi untuk penyesuaian, agak galau itu wajar. Tapi pada akhirnya kami saling pengertian dan Mas Agus mengerti saya, ia pun juga memiliki pekerjaan sendiri sebagai seorang arsitek," cerita Menlu Retno.
Serupa dengan Menlu Retno dan Najwa, Bagi Staf Khusus Presiden RI, Aditia Irawati, suaminya juga merupakan sosok yang memahami betul karier yang ia lakukan.
"Saya memang terbiasa berbagi berbagai hal dengan suami. Untungnya suami saya Mas Agung orang yang sangat punya bakat mendengar. Kalau saya tipikal orang yang banyak sekali berbicara, cerewet, nyeorocos. Nah suami saya ini pendengar yang baik dan sabarnya luar biasa. Saat tahu istrinya agak ngegas, dia bisa meredam," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi diskusi yang berlangsung sekitar 60 menit tersebut terlihat bagaimana kiprah para tiga tokoh perempuan Indonesia ini dalam menyeimbangkan tanggung jawab dalam karier dan urusan cinta. Hal tersebut pun sejalan dengan fim Long Shot yang dibintangi oleh Charlize Theron dan Seth Rogen yang mengupas soal intrik seputar perempuan dan kuasanya di dunia politik yang dibalut dengan genre komedi romantis.
Setelah sesi diskusi selesai, Najwa Shihab, Adita Irawati ditemani Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asyhdad, Chief of Storyteller kumparan Yusuf Arifin, turut menonton film Long Shot bersama puluhan audiens kumparan yang turut hadir sore itu.