news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pecahkan Rekor di ASEAN Para Games 2022, Ini 5 Fakta Menarik Ni Nengah Widiasih

4 Agustus 2022 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ni Nengah Widiasih (INA) dari Indonesia meraih medali perunggu setelah kompetisi Paralimpiade Powerlifting putri. Foto: REUTERS/Ueslei Marcelino
zoom-in-whitePerbesar
Ni Nengah Widiasih (INA) dari Indonesia meraih medali perunggu setelah kompetisi Paralimpiade Powerlifting putri. Foto: REUTERS/Ueslei Marcelino
ADVERTISEMENT
Ni Nengah Widiasih kembali mengharumkan nama Indonesia. Ia meraih medali emas di ASEAN Para Games 2022 lewat cabang olahraga powerlifting atau angkat berat putri di Hotel Solo Paragon, Jawa Tengah, pada Senin (1/8)
ADVERTISEMENT
Mengutip Antara, perempuan 29 tahun ini memecahkan rekor ASEAN Para Games atas namanya sendiri saat tampil dalam kelas 45 kg putri. Atlet asal Bali ini berhasil mengangkat beban 97 kg yang tercatat lebih baik dari rekor sebelumnya dalam ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur.
Ia melakukan tiga angkatan, tetapi hanya angkatan pertama yang dihitung. Sisanya dinyatakan gagal saat Ni Nengah Widiasih mencoba mengangkat beban 99 kg. Lewat kemenangan ini, ia pun menyumbang medali emas untuk Indonesia dan mengalahkan pesaing satu-satunya, yaitu Achelle Guion dari Filipina.
Buat kamu yang belum mengenal sosoknya, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa fakta menarik tentang Ni Nengah Widiasih. Simak selengkapnya berikut ini.

1. Memecahkan rekor dalam kondisi kurang fit

Ni Nengah Widiasih adalah wakil Indonesia satu-satunya cabang olahraga para powerlifting di Paralimpiade Tokyo. Foto: ANTARA/HO-NPC Indonesia
Pada pertandingan ASIAN Para Games 2022 ini, Ni Nengah Widiasih berhasil memecahkan rekor dengan mengangkat beban 97 kg. Perolehannya ini lebih baik dari sebelumnya, yaitu mengangkat beban 96 kg pada ASEAN Para Games 2017.
ADVERTISEMENT
Dalam kompetisi ini, Ni Nengah Widiasih meraih dua medali emas. Padahal dalam wawancaranya, perempuan yang akrab disapa Widi ini mengaku sedang tidak dalam kondisi terbaik.
"Namun itu bukan alasan karena sebagai atlet harus siap pada saat pertandingan. Tapi jujur tubuh saya tidak dalam kondisi terbaik," ungkap Widi seperti dikutip dari Antara.
Meski sempat minta maaf karena merasa penampilannya tidak lebih baik dari pertandingan bulan lalu di Korea, ia pun tetap bersyukur bisa meraih kemenangan.

2. Mulai mencoba angkat berat sejak SD

Atlet powerlifting Indonesia Ni Nengah Widiasih tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (4/9/2021). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Mengutip kumparanNEWS, Widi mengaku mulai mencoba angkat berat saat kelas 6 SD. Menurutnya, saat itu, ia hanya ikut-ikutan kakaknya yang juga merupakan atlet angkat berat.
"Awalnya mengikuti angkat berat itu sebenarnya hanya main-main, coba-coba, ikut-ikutan. Pada saat saya mulai jadi atlet angkat berat itu saya masih sangat kecil yaitu pada kelas 6 SD," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tapi, lewat prestasinya yang cemerlang, ia dapat membuktikan bahwa perempuan difabel juga bisa menguasai cabang olahraga angkat berat.

3. Tidak mudah menyerah karena kondisi

Atlet powerlifting Indonesia Ni Nengah Widiasih (tengah) usai bertanding dalam nomor powerlifting putri 41 kg Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Jepang, Kamis (26/8/2021). Foto: NPC Indonesia/HO ANTARA FOTO
Pada usia tiga tahun, perempuan asal Bali ini menderita polio. Kedua kakinya tak berfungsi sehingga ia harus beraktivitas menggunakan kursi roda. Tapi kondisinya ini tak membuat semangat Widi pupus.
Saat sudah bertemu pelatih, Widi pun mulai serius. Baru dua bulan latihan, ia ikut kejuaraan di Bali dan meraih medali emas. Kemenangan pertamanya ini membuat Widi dipanggil untuk bergabung dengan pemusatan latihan nasional angkat berat difabel di Solo.
Meski sehari-hari beraktivitas dengan kursi roda, Widi tetap percaya diri. Ia bahkan mengaku ditempa oleh sang pelatih dengan porsi atlet non-paralympic.
"Pelatih saya dulu bilang, kalau kamu belum sampai muntah kuning di tempat latihan jangan sampai berhenti," ungkap Widi kepada kumparanNEWS.
ADVERTISEMENT
Motivasi dari pelatih dan semangat juang Widi yang tinggi pun membuatnya berhasil mencapai puncak dan namanya diperhitungkan di pertandingan tingkat dunia.

4. Menjadikan usia muda sebagai kekuatan

Atlet powerlifting Indonesia Ni Nengah Widiasih menunjukkan medali perak yang diraihnya di Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Jepang, Kamis (26/8/2021). Foto: NPC Indonesia/HO ANTARA FOTO
Ni Nengah Widiasih memulai karier sebagai atlet sejak usia muda. Ia merasa beruntung akan hal ini karena bisa memiliki jalan karier yang panjang ketimbang senior-seniornya.
"Saya selalu berpikiran mungkin suatu saat nanti saya akan mampu menjadi seperti mereka, kuat seperti mereka. Mungkin saat ini saya nomor dua nomor tiga di dunia, tapi suatu saat nanti mungkin saya akan menjadi seperti mereka juga," pungkas Widi dalam wawancara bersama kumparanNEWS pada 2018.

5. Prestasinya diperhitungkan di kancah dunia

Atlet powerlifting Indonesia Ni Nengah Widiasih (kiri) menunjukkan medali perak yang diraihnya di Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Jepang, Kamis (26/8/2021). Foto: Molly Darlington/REUTERS
Kini seluruh usaha Widi menuai hasil yang manis. Namanya sudah banyak diperhitungkan di kancah dunia. Sejak 2008, Widi konsisten membawa pulang kemenangan, mulai dari meraih medali perunggu, perak hingga emas.
ADVERTISEMENT
Widi pun bertanding di berbagai kejuaraan dunia. Ia pernah berkompetisi di ASEAN Para Games, Asian Open Championship, Paralimpiade Rio de Janeiro Brasil, European Championship, World Cup, hingga Powerlifting World Cup.