Pelajaran Hidup yang Bisa Diambil dari Film Kim Ji-Young, Born 1982

25 November 2019 19:48 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film Kim Ji-Young, Born 1982. Foto: Feat Pictures
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Kim Ji-Young, Born 1982. Foto: Feat Pictures
ADVERTISEMENT
Terkadang, perempuan bisa saja dihadapkan pada pilihan yang tak mudah, misalnya antara karier atau keluarga. Meski ada cukup banyak perempuan yang bisa memiliki kehidupan keluarga dan karier yang cukup seimbang, hal itu tidak selalu mudah dilakukan, apalagi bila sumber daya yang kita miliki terbatas.
ADVERTISEMENT
Kurang lebih, itu adalah salah satu tekanan yang dihadapi oleh Kim Ji Young (diperankan oleh aktris Jung Yoo Mi), karakter utama dalam film terbaru dari Korea Selatan, 'Kim Ji-Young, Born 1982'. Meskipun dulunya merupakan perempuan karier, kehidupannya berubah 180 derajat setelah ia menikah dan memiliki anak.
Hal ini kemudian menjadi beban dalam pikirannya. Meski sebenarnya ingin kembali bekerja, ia terus mendapatkan halangan dan akhirnya merasa tertekan. Namun, itu bukan satu-satunya hal yang mengganggu Kim Ji Young. Sepanjang hidupnya, ia dihadapkan dengan berbagai tekanan dari lingkungan dengan sistem patriarki yang seolah tidak mewadahi aspirasi-aspirasinya.
Kurang lebih, inilah yang kemudian menjadikan film Korea, 'Kim Ji-Young, Born 1982', memikat banyak pihak. Walau menggambarkan kisah karakter fiktif dan memiliki tempo yang cukup lambat, apa yang dirasakan oleh Ji Young terasa begitu dekat dengan kehidupan perempuan Korea Selatan, juga perempuan-perempuan dari belahan dunia lainnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, film yang diadaptasi dari novel 'Kim Ji-Young, Born 1982' ini meraih kesuksesan di Korea Selatan, dengan jumlah satu juta penonton dalam lima hari penayangan. Hingga hari ini, film itu sudah disaksikan oleh lebih dari 3 juta penonton di Korea dan telah ditayangkan di negara-negara lain, termasuk di Indonesia.
Baru-baru ini, kumparanWOMAN turut menyaksikan film tersebut dan melihat masalah yang dihadapi oleh Kim Ji Young dalamnya. Apa yang dirasakan oleh karakter utama film ini sebenarnya bisa terjadi pada perempuan mana saja, termasuk kita yang berasal dari Indonesia. Perasaan tertekan itu mungkin dialami oleh siapa saja yang harus menghadapi sistem yang kurang lebih sama dengan Ji Young.
Selengkapnya, berikut beberapa pelajaran hidup yang bisa diambil dari film Korea, 'Kim Ji-Young, Born 1982'.
ADVERTISEMENT
Pentingnya mengkomunikasikan visi pernikahan dengan pasangan
Salah satu hal yang menyebabkan tekanan dalam hidup Ji Young adalah karena dia kehilangan kesempatan untuk berkarier setelah menikah. Semua hal begitu berubah setelah ia memiliki anak dan tak bisa lagi kembali bekerja. Ji Young sendiri mengatakan, meski dia merasa senang menjadi istri dan ibu dari seorang anak, dia merasa seolah tidak ada jalan keluar dalam hidupnya yang sekarang.
Contoh ini bisa menjadi pembelajaran yang bagus, khususnya bagi mereka yang ingin atau sudah menjalin hubungan rumah tangga. Meski perempuan yang ingin sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga setelah menikah, ada pula mereka yang sebenarnya masih terus ingin berkarier dan mengejar cita-citanya. Maka, penting untuk mengkomunikasikan hal ini dengan jelas kepada pasangan, supaya tidak ada aspirasi yang dikorbankan dalam rumah tangga tersebut.
ADVERTISEMENT
Pentingnya memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki
Poster film Kim Ji-Young, Born 1982. Foto: Feat Pictures
Salah satu masalah lain yang dibahas dengan jelas dalam film ini adalah tentang adanya bias terhadap anak-anak laki-laki. Hal ini tergambar jelas, misalnya, dari keluarga di sekitar Kim Ji Young yang mementingkan kasih sayang dan sikap baik kepada anak laki-laki di keluarga tersebut. Padahal, anak-anak perempuan mereka juga membutuhkan dukungan dan perhatian yang sama.
Dalam suatu adegan, Ibu dari Ji Young sangat marah kepada suaminya karena dia sempat menyuruh Ji Young tinggal di rumah saja sampai menikah, seolah merendahkan kemampuan Ji Young untuk mendapatkan pekerjaan. Sang Ibu juga menjadi sangat marah, karena suaminya hanya membelikan obat untuk anak laki-lakinya, di saat Ji Young sangat menderita.
ADVERTISEMENT
Contoh bias lain yang digambarkan dalam film ini adalah ketika atasan Kim Ji Young, seorang perempuan yang sebenarnya sangat mahir dalam bekerja, tak kunjung maju kariernya. Tak ada alasan khusus yang menyebabkan karier atasan Ji Young terhenti sampai posisi itu saja, selain karena perusahaannya yang bersifat seksis dan lebih mementingkan kemampuan pekerja laki-laki.
Selain itu, ada pula momen yang menggambarkan bagaimana Ji Young tidak terpilih dalam suatu program penting. Ini disebabkan, program itu dibuat dengan jangka panjang dan perusahaan tak bisa mengajak karyawan perempuan yang mungkin berencana menikah ataupun punya anak. Sehingga, kesempatan ini akhirnya hanya diberikan kepada karyawan-karyawan pria saja. Contoh-contoh ini menggambarkan kesenjangan yang mungkin dialami oleh perempuan di tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Berhenti menyalahkan korban pelecehan seksual
Adegan dalam film Kim Ji Young, Born 1982. Foto: YouTube/@Feat Pictures Indonesia
Dalam film, kita juga dibawa melihat bagaimana Kim Ji Young hampir mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari seorang pelajar laki-laki dalam bus. Ia kemudian diselamatkan oleh seorang perempuan dewasa yang merasa ada hal yang tak beres dengan tindak-tanduk Ji Young.
Namun, setelah Ji Young selamat, ayahnya justru memberikan Ji Young nasihat yang seperti menyalahkannya. Sang ayah menyuruhnya untuk berhenti memakai rok pendek dan tidak tersenyum kepada orang yang tidak dikenal. Padahal, saat itu Ji Young mengenakan seragam sekolah yang sama sekali tidak pendek dan benar-benar tidak mengingat siapa orang yang berniat menyerangnya.
Apa yang dilakukan oleh ayah Ji Young mungkin terdengar seperti 'berusaha menyelamatkan' anaknya. Padahal, tidak sepenuhnya demikian. Dalam situasi seperti itu, sang ayah bisa lebih fokus kepada cara untuk menenangkan dan melindungi anaknya, tanpa harus menyalahkan Ji Young atas sesuatu yang bahkan tidak dilakukannya.
ADVERTISEMENT
Sabar dalam memberikan dukungan kepada pasangan
Adegan dalam film 'Kim Ji-Young, Born 1982'. Foto: Feat Pictures.
Terlepas dari berbagai masalah sistemik yang dihadapi oleh Kim Ji Young, salah satu nilai positif yang tergambar dalam film ini adalah interaksi Ji Young dengan suaminya, Dae Hyun (Gong Yoo). Dalam film ini, Dae Hyun terus berusaha bersabar dan berusaha menolong Ji Young yang mulai mengalami masalah mental. Alih-alih menyalahkan istrinya, dia terus berusaha membahagiakan dan mencarikan jalan keluar bagi Ji Young.
Karakter Dae Hyun bisa menjadi contoh yang baik. Meski tindakannya tidak selalu dimengerti atau disukai oleh istrinya, ia selalu memikirkan cara membantu istrinya, tanpa membuatnya merasa tersinggung. Ia berusaha memahami apa yang terjadi kepada istrinya, berusaha mencari jalan keluar, juga mendukung Ji Young untuk mendapatkan pengobatan. Ia juga tak ragu berbagi tugas mengurus anak dengan istrinya. Hal ini tentu lebih baik dilakukan, daripada menyalahkan pasangan yang sedang mengalami kesulitan.
ADVERTISEMENT