Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pemerintah Upayakan Perluas Skrining & Vaksinasi HPV untuk Cegah Kanker Serviks
30 April 2025 14:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kanker serviks yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) masih menempati posisi kedua kasus kanker terbanyak di Indonesia. Ini menjadikannya sebagai momok bagi banyak perempuan hingga saat ini. Namun yang perlu kita ketahui juga, penyakit ini merupakan jenis kanker yang bisa dicegah dengan vaksinasi lho, Ladies.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, sangat diperlukan edukasi yang lebih luas lagi bagi para perempuan muda untuk melakukan deteksi dini lewat skrining dan juga vaksinasi HPV. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah berjalan program Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Serviks yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sejak tahun 2022.
Menurut Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, program RAN Eliminasi Kanker Serviks memiliki target 75 persen perempuan Indonesia usia 30–69 tahun melakukan skrining dan 90 persen anak perempuan sebelum usia 15 tahun mendapatkan vaksin HPV pada tahun 2030.
Hal ini disampaikan Siti dalam sesi konferensi pers “Reafirmasi Komitmen Eliminasi Kanker Serviks: Sinergi Upaya dan Sumber Daya untuk Skrining Kanker Serviks Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Ikatan Ekonom Kesehatan Indonesia (IEKI/InaHEA) dan The Asia-Pacific Women’s Cancer Coalition (APAC WCC) di The Westin Jakarta pada Kamis (24/4).
ADVERTISEMENT
“Semakin dini ditemukan, maka semakin tinggi angka kesembuhannya. Dengan kombinasi imunisasi vaksin dan skrining, kita bisa menjaga seluruh lapisan kelompok dalam mencapai eliminasi kanker serviks. Karena itu kita mengeluarkan RAN dari 2022 dengan target 90 persen anak sebelum 15 tahun sudah divaksin HPV,” ujar Siti.
Sejauh mana program eliminasi kanker serviks sudah berjalan?
Siti mengungkap inisiatif RAN Eliminasi Kanker Serviks terus ditingkatkan hingga saat ini. Langkah-langkah yang sudah diambil termasuk peningkatan vaksinasi, perluasan skrining, hingga dukungan pengobatan untuk pasien kanker serviks.
Komitmen dalam perluasan skrining menggunakan metode DNA HPV dan tes IVA juga terus dijalankan secara bertahap dengan menargetkan perempuan berusia 30–69 tahun di 26 kabupaten dan 15 provinsi. Tes ini mencakup pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan virus HPV di dalam tubuh seseorang yang aktif berhubungan seksual.
Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak hambatan yang dirasakan seperti aksesibilitas fasilitas layanan kesehatan hingga keterampilan tenaga medis itu sendiri. Padahal, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS PatKLIn), Prof. Dr. dr. Aryati sangat menyoroti pentingnya tes diagnostik yang akurat, andal, dan berkualitas untuk mendorong tingkat skrining kanker serviks di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Ketika penanganan dilakukan sedini mungkin, maka peluang hidup bisa mencapai 20 tahun ke depan. Beda lagi kalau baru ketahuan di stadium tiga atau empat, itu peluangnya akan sangat kecil,” kata Aryati
Oleh karena itu, Aryati berharap agar operasional testing yang dilakukan program RAN Eliminasi Kanker Serviks bisa berjalan lebih efisien dengan memastikan dapat menjangkau seluruh perempuan Indonesia di berbagai lapisan. Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat memanfaatkan fasilitas skrining HPV gratis yang kini bisa dilakukan di Puskesmas saat individu berulang tahun.
Kemenkes lakukan proyek percontohan di Jawa Timur
Kemenkes berkolaborasi dengan Roche Indonesia dan Jhpiego Indonesia telah melaksanakan sebuah proyek percontohan di Jawa Timur dengan menargetkan 5.500 perempun di Surabaya dan 1.300 perempuan di Sidoarjo pada 2025 ini. Menurut Country Director Jhpiego Indonesia, Maryjane Lacoste, mereka menggunakan model proyek yang mengacu pada populasi, sehingga dapat menggambarkan kegiatan skrining secara komprehensif dan menyentuh segala aspek.
ADVERTISEMENT
“Proyek percontohan ini berjalan mulai dari memastikan kesiapan puskesmas dan labkesmas, melatih dokter, bidan, dan perawat, menyiapkan modul komunikasi untuk mengajak perempuan melakukan skrining, dan memastikan pencatatan serta pelaporan hasil data secara akurat dan mudah,” imbuh Maryjane.
Inisiatif ini diharapkan dapat membantu kesiapan ekosistem kesehatan di Indonesia, sehingga target nasional eliminasi kanker serviks dapat tercapai dalam waktu yang sudah ditentukan.