Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Ladies, di China ada aturan yang sedang ramai diperbincangkan. Ini terkait dengan ketentuan cuti berbayar bagi pengantin baru.
ADVERTISEMENT
“Cuti pernikahan berbayar minimum di China adalah tiga hari, tetapi provinsi telah mampu menetapkan tunjangan mereka sendiri yang lebih banyak sejak Februari,” bunyi petikan sebuah publikasi Partai Komunis China.
Daerah yang sudah menetapkan aturan cuti berbayar selama 30 hari, antara lain provinsi Gansu dan Shanxi. Sementara itu, Shanghai memberi 10 hari cuti berbayar dan Sichuan menawarkan cuti berbayar selama 3 hari.
"Memperpanjang cuti menikah adalah salah satu cara efektif untuk menaikkan tingkat kesuburan," kata Yang Haiyang, Dekan Institut Penelitian Pengembangan Sosial Universitas Keuangan dan Ekonomi Southwestern, seperti dikutip dari People's Daily Health.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, disebutkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan angka lahir, terutama di beberapa provinsi dan kota dengan perkembangan ekonomi yang relatif lambat. Namun, aturan ini masih perlu didorong oleh kebijakan pendukung lainnya, termasuk subsidi perumahan dan cuti melahirkan bagi laki-laki.
Aturan ini juga dikaitkan dengan menurunnya populasi China untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Hal ini diprediksi akan terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Berdasarkan data, pada 2022, China mencatat tingkat kelahiran terendah, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang.
Sebagian besar penurunan adalah hasil dari kebijakan "satu anak" yang diberlakukan pada rentang tahun 1980 hingga 2015. Selain itu, angka kelahiran juga menurun karena adanya lonjakan biaya pendidikan yang membuat banyak orang di China hanya memiliki satu anak atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali.
ADVERTISEMENT