Penyintas Kanker Payudara Rilis Lini Pakaian yang Permudah Kemoterapi Pasien

19 Oktober 2022 19:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexia Baron, penyintas kanker payudara asal Inggris yang mendirikan lini pakaian accessible untuk pasien kanker, Porto & Bello. Dok. Instagram/@portoandbello
zoom-in-whitePerbesar
Alexia Baron, penyintas kanker payudara asal Inggris yang mendirikan lini pakaian accessible untuk pasien kanker, Porto & Bello. Dok. Instagram/@portoandbello
ADVERTISEMENT
Bagi Alexia Baron, diagnosis kanker payudara yang dia alami tidak berhasil mematahkan semangatnya. Usai melewati rentetan perawatan, perempuan asal London, Inggris ini memutuskan untuk meluncurkan lini pakaian Porto & Bello, yang bertujuan untuk mempermudah pasien kanker payudara lainnya dalam menjalani kemoterapi.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, Alexia didiagnosis kanker payudara pada Maret 2020, ketika usia kehamilannya menginjak 34 minggu. Tak lama setelah menerima diagnosis, Inggris harus melakukan lockdown akibat pandemi COVID-19. Menurut Metro UK, Alexia harus melahirkan anaknya dan menjalani kemoterapi sendirian, tanpa didampingi oleh sang suami, Josh, akibat lockdown.
Alexia telah menjalani mastektomi ganda (operasi pengangkatan payudara) dan 18 sesi kemoterapi yang berat. Rentetan perawatan inilah yang menjadi inspirasi Alexia untuk membantu para pengidap kanker payudara lainnya, yang mungkin mengalami kesulitan yang sama dengannya.
Perempuan berusia 31 tahun ini kesusahan mencari pakaian yang pas untuk dikenakan ketika menjalani kemoterapi. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi biasanya dipasangkan port, yaitu alat medis yang ditanam dalam kulit area dada dan disambungkan ke pembuluh darah besar di atas bagian kanan jantung.
ADVERTISEMENT
Port akan tetap bertahan dalam tubuh pasien kanker dalam jangka waktu tertentu, bahkan hingga bertahun-tahun. Alat ini berfungsi sebagai akses ke pembuluh darah pasien ketika menjalani kemoterapi. Saat pengobatan dilakukan, jarum suntik akan disuntikkan untuk mengakses port yang sudah ditanam.

Kesulitan saat kemoterapi jadi inspirasi untuk mendesain

Dikutip dari Metro UK, dalam pengobatannya, Alexia juga membutuhkan port yang akhirnya ditanam di dada kirinya. Artinya, untuk bisa menjalani perawatan, para tenaga medis membutuhkan akses dengan mudah ke bagian dadanya.
“Ketika saya memulai pengobatan, saya duduk dengan kaus yang diangkat dan tergantung di sekitar leher saya, dengan dada saya terbuka. Saya juga mengenakan cold cap di kepala saya, dan saya merasa sangat kedinginan,” cerita Alexia.
ADVERTISEMENT
Cold cap merupakan topi dingin khusus yang dikenakan oleh pasien ketika menjalani kemoterapi, untuk meminimalisir kerontokan rambut yang biasa dialami.
“Kami ke mana-mana mencari pakaian yang bisa membuat saya merasa lebih nyaman, tetapi kami tidak berhasil menemukannya,” lanjut dia.
Porto and Bello Foto: Dok. Porto and Bello
Pengalaman kurang mengenakkan itu membuat Alexia memutuskan untuk meluncurkan lini pakaian accessible bertajuk Porto & Bello. Ia mendesain pakaian berupa hoodie dan sweter raglan dengan ritsleting, saku, serta lubang khusus yang mempermudah akses menuju port kemoterapi. Hoodie dari Porto & Bello ini juga dilengkapi dengan ritsleting di bagian lengan baju yang mempermudah akses saat melakukan pengobatan yang membutuhkan infus.
Selain dilengkapi dengan akses ke titik penting, hoodie dan sweter ini terdiri dari dua lapis, sehingga pemakainya tetap merasa hangat.
ADVERTISEMENT
Ia juga meluncurkan celana jogger dengan warna senada, sehingga para pasien bisa tetap tampak stylish ketika tengah menjalani pengobatan. Pakaian tracksuit yang diluncurkan Porto & Bello hadir dalam tiga warna, yaitu pink, abu-abu, dan hitam.

Mendirikan Porto & Bello bersama suaminya

Alexia dan suaminya, Josh, bersama-sama mendirikan Porto & Bello. Nama brand ini diambil dari nama port yang ditanam dalam dada kiri Alexia. Dilansir Independent, Alexia menamai port-nya setelah seorang perawat memintanya untuk menamai alat medis tersebut.
“Saya ingat, perawat saya meminta saya untuk menamai port saya, dan akhirnya saya beri nama Portobello. Saya tahu nama itu terdengar aneh, tetapi penamaan port ini meringankan kecemasan yang dirasakan saat pengobatan,” ucap Alexia.
ADVERTISEMENT
Dilansir Metro UK, Josh mengaku terkejut dan hidupnya berubah drastis ketika sang istri didiagnosis mengidap kanker payudara. Namun, sama seperti Alexia, ia menolak untuk diam saja.
“Saya menghabiskan waktu saya mempelajari segala hal soal kanker dan diagnosis yang dialami istri saya, sehingga saya bisa menjadi perawat yang dibutuhkan istri dan anak-anak saya,” ucap Josh.
“Saya sangat bangga atas apa yang telah dicapai oleh istri saya. Ia ingin membuat perubahan di kehidupan orang-orang yang tengah berjuang seperti dirinya,” imbuh laki-laki berusia 31 tahun itu.
Alexia mengaku, ia terinspirasi untuk mendirikan lini pakaian ini karena ia ingin pasien kanker diperlakukan bukan sekadar pasien, tetapi sebagai seorang manusia biasa.
“Mereka harus dilihat sebagai manusia. Mereka seharusnya merasa nyaman ketika menjalani kegiatan setelah pengobatan, pergi kerja setelah pengobatan, menjemput anak-anak mereka, atau menumpangi bus tanpa merasa bahwa mereka adalah eksperimen sains,” tegas Alexia.
ADVERTISEMENT
Kini, mereka yang terbantu dengan Porto & Bello bukan hanya pasien kanker payudara. Pengobatan para penderita penyakit kronis lainnya seperti pengidap gangguan ginjal yang perlu melakukan cuci darah, sepsis, hingga penyakit Crohn juga dipermudah lewat lini busana ini.
Ladies, pada bulan kesadaran kanker payudara yang jatuh pada Oktober ini, mari kita lebih sadar dan awas dengan kondisi kesehatan diri sendiri dan orang tersayang. Jika menemukan gejala-gejala tertentu, segeralah berkonsultasi kepada dokter spesialis.