PeriksAIA: Upaya AIA Tingkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Kanker Payudara

4 November 2022 16:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran program “PeriksAIA” bersama  Mayapada Hospital, Columbia Hospital, serta Lovepink di Jakarta, Senin, (31/10). Foto: dok. AIA
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran program “PeriksAIA” bersama Mayapada Hospital, Columbia Hospital, serta Lovepink di Jakarta, Senin, (31/10). Foto: dok. AIA
Dalam rangka Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia yang diperingati setiap Oktober, AIA menjalankan program “PeriksAIA” yang memberikan 1.500 mamografi dan USG secara gratis kepada perempuan Indonesia, termasuk mereka yang dalam keterbatasan finansial.
Chief Marketing Officer AIA, Kathryn Parapak, mengatakan, PeriksAIA ini dilaksanakan demi menguatkan semangat hidup sehat masyarakat indonesia. Upaya ini juga sekaligus bertujuan mendukung pemerintah dalam pilar ‘deteksi dini’ untuk penanggulangan kanker payudara di Indonesia.
“Kami adalah purpose-driven company. Jadi kami punya tujuan membantu jutaan keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik. Hal ini kami realisasikan melalui aksi sosial berkelanjutan ‘AIA Sehat untuk Negeri’. Karenanya, AIA terus mendorong langkah preventif untuk membangun gaya hidup sehat, khususnya dalam rangka Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia,” ujar Kathryn.
Inisiatif ini dijalankan AIA sebagai upaya preventif kasus kanker payudara. Ya, pasalnya kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak. Melansir laman Kemenkes, total jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2020 saja mencapai 68.858 (16 persen) kasus dari total 39.914 kasus baru kanker di Indonesia. Parahnya lagi, jumlah mortalitasnya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Dukungan Berbagai Pihak dalam Program PeriksAIA

Dukungan berbagai pihak pada program PeriksAIA untuk berikan pemeriksaan mamografi dan USG. Foto: dok. AIA
Untuk bisa memberikan pemeriksaan mamografi dan USG secara gratis, AIA tidak sendirian. Perusahaan asuransi jiwa ini menggandeng dua mitra rumah sakit; Mayapada Hospital dan Columbia Hospital.
Dengan berkolaborasi bersama rumah sakit, proses pemeriksaan bisa terlaksana dengan hasil yang akurat, terutama dalam mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin dialami oleh perempuan Indonesia terkait kesehatan payudara mereka.
Nantinya pemeriksaan pun akan tersedia di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Kuningan, Bogor, Tangerang (Jabodetabek) dan Surabaya, serta Columbia Asia Hospital di Jakarta, dan Medan mulai dari 31 Oktober hingga Desember 2022.
Selain rumah sakit, AIA juga bekerja sama dengan Yayasan Daya Dara Indonesia (Lovepink)—organisasi penyintas kanker payudara—untuk mendistribusikan inisiatif PeriksAIA ini kepada perempuan dengan keterbatasan finansial.
Wakil Ketua Lovepink, Tri Oetami, menyatakan apresiasi mereka atas inisiatif yang dilakukan AIA ini. Tri Oetami pun mengatakan bahwa pemeriksaan mamografi dan USG payudara gratis ini sangat berarti dan merupakan kontribusi luar biasa. Dengan begitu, diharapkan semakin banyak perempuan yang terbebas dari kanker payudara.
“Targetnya masih jauh dan butuh banyak dukungan dari berbagai pihak seperti AIA. Sangat kami apresiasi karena Lovepink tidak bisa bergerak sendiri, tapi dukungan dana dan edukasi, bisa membantu kami untuk meneruskan ilmu tentang kanker payudara kepada masyarakat yang mungkin sangat awam. Dengan keikutsertaan AIA, secara bertahap tapi pasti kami akan mewujudkan impian Lovepink untuk dapat memberikan USG gratis kepada 10.000 perempuan dengan keterbatasan finansial di Indonesia,” ujarnya.

Pentingnya SADARI dan SADANIS untuk Cegah Kanker Payudara

dr. Bajuadji, Sp.B(K)Onk dan Kathryn Parapak dalam peluncuran PeriksAIA. Foto: dok. AIA
Dalam acara peluncuran program “PeriksAIA” pada Senin, (31/10), Tri Oetami juga memaparkan bahwa usia rata-rata anggota komunitas Lovepink yang mengalami kanker payudara adalah di bawah 35 tahun. Parahnya, mereka baru melakukan pemeriksaan dan terdiagnosis setelah ada di stadium 2 B ke atas, bahkan stadium 3 dan 4.
Ibarat “mengejar waktu”, menurut Tri Oetami, pola edukasi perlu terus digalakkan agar angka kasus kanker payudara di Indonesia bisa ditekan. Hal senada juga disampaikan oleh dr. Bajuadji, Sp.B(K)Onk, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Tangerang dan Mayapada Hospital Bogor BMC.
Ilustrasi tindak pencegahan dini kanker payudara. Foto: Shutterstock
dr. Bajuadji mengatakan bahwa sekitar 60 hingga 70 persen pasien yang datang dengan kanker payudara sudah ada di stadium lanjut, yaitu stadium 3 dan 4. Sehingga, angka kesembuhannya jauh lebih berkurang.
Setiap perempuan perlu melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setidaknya sebulan sekali. SADARI bisa dilakukan setidaknya kira-kira 7 sampai 10 hari setelah menstruasi. Pasalnya, pada saat itu payudara wanita lebih lunak sehingga bisa mendeteksi secara lebih akurat.
Pada SADARI, setiap perempuan harus bisa membaca adanya kelainan seperti benjolan di payudara, ketiak atau leher, serta tanda lain seperti keluarnya cairan di puting susu.
Selain itu ada pula pemeriksaan payudara klinis SADANIS yang perlu dilakukan oleh dokter yang kompeten, yaitu dengan cara mamografi dan USG payudara. SADANIS sendiri perlu dilakukan sedikitnya setahun sekali.
Karenanya, dr. Bajuadji mengatakan bahwa inisiatif PeriksAIA ini sangat membantu upaya deteksi dini secara klinis. Ia pun berharap agar inisiatif ini tidak dilakukan sekali, tapi bisa secara rutin setiap tahun untuk membantu masyarakat Indonesia yang membutuhkan.
“Kita penduduk Indonesia sangat banyak, dan 50 persennya perempuan. Jadi, mudah mudahan dengan rutin dilakukan USG payudara dan mamografi [untuk perempuan] dari Sabang sampai Merauke mudah-mudahan perempuan Indonesia bisa deteksi dini dan angka kesembuhannya lebih tinggi,” ungkap dr. Bajuadji.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan AIA