Perusahaan di China Beri "Cuti Tidak Bahagia" Demi Kesehatan Mental Karyawan

18 Juni 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan di China beri "cuti tidak bahagia" demi kesehatan mental karyawan. Foto: David Gyung/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan di China beri "cuti tidak bahagia" demi kesehatan mental karyawan. Foto: David Gyung/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cuti jadi salah satu kebijakan perusahaan yang menguntungkan karyawan. Mengambil cuti alias izin sementara dari kantor sering dimanfaatkan karyawan untuk rehat sejenak dari rutinitas pekerjaan yang tidak jarang menimbulkan stres.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, ada beberapa jenis cuti yang diberikan perusahaan kepada pekerja, seperti cuti tahunan, kematian keluarga, pernikahan, sakit, hingga cuti berbayar. Ada juga kebijakan khusus bagi pekerja perempuan, yaitu cuti menstruasi atau haid dengan durasi satu hari setiap bulannya.
Namun ada yang unik dengan kebijakan cuti di salah satu perusahaan di China. The Economic Times melansir, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ritel bernama Pang Dong Lai menerapkan kebijakan yang disebut unhappy leave alias cuti tidak bahagia.

Boleh cuti saat mental tidak stabil

Ilustrasi Cuti. Foto: Shutterstock/Lim Yong Hian
Kebijakan ini memberikan hak kepada karyawan yang sedang dalam kondisi mental dan emosional tidak stabil untuk tidak bekerja sementara dengan mengambil unhappy leave. Cuti tambahan ini bisa diambil hingga durasi 10 hari lho, Ladies.
ADVERTISEMENT
Unhappy leave ini juga secara resmi diumumkan oleh sang founder perusahaan, Yu Donglai pada April lalu kepada seluruh karyawan.
“Saya ingin setiap karyawan memiliki kebebasan. Setiap orang pasti pernah merasa tidak bahagia, jadi kalau tidak bahagia, jangan masuk kerja,” ujar Donglai seperti dikutip dari South China Morning Post.
Kabarnya peraturan ini dibuat dengan tujuan untuk menerapkan keseimbangan kehidupan pekerjaan dan personal karyawan. Lewat kebijakan ini, Donglai ingin karyawan bisa bisa menentukan kapan mereka bisa beristirahat dengan bebas serta mendapatkan waktu yang cukup untuk itu. Dia juga menegaskan bahwa karyawan boleh mengambil cuti itu kapan saja dan pihak manajemen tidak boleh menolak pengajuannya.

Kebijakan cuti selaras dengan tren kerja di China

Perempuan bekerja sedang stres. Foto: PBXStudio/Shutterstock
Kebijakan cuti tidak bahagia yang digagas perusahaan milik Donglai ini sejalan dengan tren jam kerja panjang yang umum di banyak perusahaan di China. Menurut laporan South China Morning Post tahun 2021, lebih dari 65 persen karyawan di China merasa lelah dan tidak bahagia di kantor.
ADVERTISEMENT
Gaji rendah, hubungan dengan rekan kerja yang rumit, hingga budaya kerja lembur yang hampir setiap hari dilaporkan menjadi sumber utama emosi negatif di tempat kerja. Fenomena ini yang kemudian membuat kebijakan baru di perusahaan Donglai mendapatkan respons positif dari banyak pekerja di sana.