Pesan Penting untuk Perempuan soal Cinta & Kemandirian dalam Film Story of Dinda

3 November 2021 18:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Story of Dinda: Second Change of Happiness. Foto: dok. Bioskop Online
zoom-in-whitePerbesar
Story of Dinda: Second Change of Happiness. Foto: dok. Bioskop Online
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, film Story of Dinda: Second Chance of Happiness baru saja dirilis di platform Bioskop Online pada Jumat (29/10). Apakah kamu sudah sempat menonton? Kalau belum, film yang merupakan bagian dari jagat Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) bisa jadi rekomendasi tontonan untuk akhir pekan.
ADVERTISEMENT
Selain kisahnya yang bikin penonton terbawa perasaan, Story of Dinda juga punya pesan mendalam bagi perempuan, terutama mereka yang sedang terjerat toxic relationship. Ada banyak pesan dan pelajaran menarik yang bisa diambil dari tokoh Dinda.
Film Story of Dinda: Second Chance of Happiness sendiri menceritakan tentang perempuan muda bernama Dinda (Aurelie Moeramans) yang berprofesi sebagai manajer sebuah band. Dinda juga merupakan kekasih dari Kale (Ardhito Pramono). Buat kamu yang belum tahu, Kale adalah karakter cowok misterius yang anti berkomitmen dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Karakter Kale ini sebelumnya juga sudah dibuatkan film terpisah bertajuk Story of Kale.
Sesuai dengan judulnya, Story of Dinda berfokus pada perjalanan kisah cinta Dinda. Dalam menjalin asmara, Dinda selalu terjebak dalam toxic relationship alias hubungan yang tidak sehat. Pada film Story of Kale, Dinda berpacaran dengan Argo (Arya Saloka) yang toxic dan abusif. Argo merupakan sosok yang suka memukul, membentak, dan melakukan kekerasan fisik dan mental pada Dinda.
ADVERTISEMENT
Lalu Dinda diselamatkan oleh Kale dan keduanya berujung menjalin hubungan. Seiring berjalannya waktu, ternyata sifat asli Kale terungkap. Ia suka posesif dan melarang Dinda main bersama sahabatnya. Kale juga temperamen atau mudah marah saat segala sesuatu tidak terjadi sesuai keinginannya. Kale juga tak mengizinkan Dinda dekat dengan pria lain meski hanya sebatas hubungan profesional.
Pada Story of Dinda, Dinda sudah merasa sangat tidak nyaman dengan sifat posesif Kale yang begitu mengganggu. Ia merasa tak bebas menjalani kegiatan sehari-hari karena selalu ditelepon dan dicari. Ia pun menyadari bahwa dirinya kembali terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Di waktu yang bersamaan, Dinda bertemu dengan Pram (Abimana Aryasatya). Pram adalah pria yang lebih dewasa, sudah menikah, dan hubungan pernikahannya sedang diterpa masalah. Sejak kenal dengan Pram, kehidupan Dinda perlahan mulai berubah.
ADVERTISEMENT

Berani keluar dari hubungan toksik

Dinda dan Pram menjalin hubungan yang cukup dekat. Keduanya saling bertukar cerita dan saling membantu memberikan solusi pada masalah hubungan masing-masing. Lambat laun, perasaan pun muncul. Hal ini ditandai dengan keinginan Pram mengajak Dinda untuk menjalani hidup baru yang lebih bahagia di luar negeri.
Namun Dinda tak langsung setuju. Ia menyadari bahwa selama ini dirinya tak pernah bisa menjadi miliknya sendiri. Setelah bebas dari hubungan abusif dari Argo, ia langsung berpacaran dengan Kale. Dan ternyata dua hubungan tersebut tak jauh berbeda, sama-sama membuat Dinda merasa tertekan dan kehilangan kebebasan.
Jadi meski ia putus dengan Kale, Dinda tak mau langsung masuk dalam hubungan baru. Ia ingin bisa menikmati hidupnya sendiri tanpa ada campur tangan laki-laki di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sebab selama menjalin hubungan dengan Argo dan Kale, Dinda selalu dirundung rasa cemas, gelisah, dan tidak nyaman karena perilaku posesif dan abusif dari pacarnya. Meski begitu, bukan hal yang mudah bagi Dinda untuk bisa keluar dari toxic relationship tersebut. Dinda selalu merasa ingin seperti ibunya, yang bisa sabar dan menerima ketika diperlakukan buruk oleh pasangannya. Sebab ibunya dulu juga korban kekerasan dalam rumah tangga yang memilih tetap bertahan.
Setelah mengenal Pram, Dinda jadi menyadari bahwa ia juga berhak menjalani hidup sesuai dengan keinginannya, tanpa diatur dan dicurigai oleh siapa pun. Perlahan, Dinda pun mulai bisa melepas jerat dari Kale. Meski harus dengan cara kurang baik, namun Dinda merasa lebih tenang karena ia bisa mengambil keputusan sendiri dan tak harus menuruti semua keinginan kekasihnya.
ADVERTISEMENT
Keberanian itu muncul karena Dinda didukung oleh Pram. Dalam berbagai kesempatan, Pram selalu bisa menunjukkan berbagai pilihan keputusan yang harusnya bisa diambil oleh Dinda. Tapi Pram selalu membebaskan Dinda untuk menentukan keputusannya sendiri sesuai dengan kata hati. Sehingga ia tidak cenderung menyerah dan jadi korban posesif dari Kale.
Pada akhirnya, Dinda menyadari bahwa ia ingin menjadi miliknya sendiri. Dinda ingin menjalani hidup yang bebas dengan keputusan-keputusan yang diambil tanpa ragu dan berani. Untuk itu, Dinda bertekad mengakhiri hubungan dengan Kale. Demi bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa merasa bahagia, ia bahkan berani berbohong dan rela melakukan segala cara agar bisa lepas dari toxic relationship bersama Kale.

Pesan penting untuk perempuan dalam film Story of Dinda: Second Chance of Happiness

Story of Dinda: Second Change of Happiness. Foto: dok. Bioskop Online
Nah, Ladies, pelajaran yang bisa diambil dari Dinda adalah penting bagi kita sebagai perempuan untuk menyadari bahwa kita sebagai individu sangatlah berharga. Kita harus berani mengambil tindakan saat terlibat dalam hubungan yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pastikan kamu juga memiliki orang-orang yang peduli dan tulus mendukung agar kamu bisa keluar dari jerat toxic relationship. Dalam hal ini, Dinda memiliki sahabatnya, Nina, dan Pram yang memang selalu meminta Dinda untuk berani memutuskan Kale.
Ladies juga perlu menyadari bahwa kita adalah satu-satunya orang yang bisa membuat diri kita sendiri bahagia. Sebab menggantungkan kebahagiaan pada orang lain hanya berujung kekecewaan. Hal ini terjadi karena apa yang menurut orang lain bahagia, belum tentu membahagiakan buat kita.
Keputusan Dinda untuk menjalani hidup bebas dan tak langsung terlibat dalam hubungan baru juga patut dicontoh, Ladies. Sebab kita memang membutuhkan waktu untuk sembuh dan memulihkan hati pasca terjebak dalam hubungan yang toksik. Cara ini bisa membantu kita untuk bisa berpikir lebih jernih dan memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk bahagia.
ADVERTISEMENT