Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Plan Indonesia & Miss Universe Ajak Perempuan Lawan Stigma Menstruasi
28 Mei 2022 20:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Acara ini dihadiri oleh Miss Universe 2021, Harnaaz Kaur Sandhu; Puteri Indonesia 2022; Laksmi Shari De Neefe, dan Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia. Dalam diskusi ini, Yayasan Plan Indonesia mengangkat isu terkait stigma dan mitos yang beredar di kalangan masyarakat terkait kebersihan menstruasi dan solusi mengatasi permasalahan ini.
Berdasarkan hasil Studi Kasus MKM yang dilakukan oleh Plan Indonesia dan SMERU Research Institute di tahun 2018, sebanyak 48 persen pelajar di DKI jakarta, NTT, dan NTB pernah mengalami perundungan dari pelajar laki-laki terkait menstruasi. Studi ini juga menemukan ada 79 persen anak perempuan yang tidak pernah mengganti pembalut di sekolah karena merasa tidak nyaman, tidak tersedia air bersih, tidak tersedia toilet yang cukup atau karena toilet tidak dipisah berdasarkan jenis kelamin.
"Ini menjadi masalah yang penting karena masih banyak sekali stigma dan bukan hanya terjadi di Indonesia. Baru-baru ini tahun 2022 ada laporan dari Belanda yang menunjukkan bahwa bukan cuma di negara berkembang seperti Indonesia, Nepal atau India, tapi juga negara maju sendiri pun pembahasan soal menstruasi masih menjadi tabu untuk dibicarakan. Ini kan sebenarnya masalah global dan harus diatasi secara bersama-sama," ujar Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dini berharap agar masyarakat lebih teredukasi tentang kebersihan menstruasi dan mencegah terjadinya period poverty. Period poverty merupakan kondisi di mana perempuan sulit mendapatkan produk menstruasi yang aman juga higienis dan sulit mengakses edukasi soal masalah kesehatan reproduksi.
Karena itu, Plan International bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk Miss Universe Organization (MUO) untuk menginisasi program yang bertujuan memajukan kesetaraan dalam isu menstruasi. Contohnya di awal tahun 2022, Miss Universe, Harnaaz Sandhu mengumumkan terbentuknya koalisi Global Menstrual Equity Coalition (GMEC) untuk mengakhiri period poverty secara global dimulai dari negara asalnya, India.
Harnaaz menjelaskan hingga saat ini tantangan terbesar yang dihadapi oleh GMEC adalah stigma dan mitos soal menstruasi yang masih mengakar di kalangan masyarakat. Kebersihan menstruasi juga masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan dan menyebabkan period poverty.
ADVERTISEMENT
“Period poverty telah menjadi masalah global. Di beberapa daerah banyak anak perempuan bahkan berhenti sekolah karena mereka tidak tahu bagaimana mengatur siklus menstruasi mereka di depan umum. Untuk mengatasinya kita harus melawan stigma seputar menstruasi dan membantu mendidik perempuan dan berikan menyediakan produk menstruasi," kata Harnaaz.
Untuk itu, Harnaaz mengajak masyarakat untuk menormalisasi isu menstruasi bisa dimulai dari lingkungan rumah dan juga keluarga sejak kecil. Dengan begitu, para perempuan akan merasa nyaman untuk berbicara soal menstruasi dan kesehatan reproduksi.
"Kami tidak bisa melakukan ini sendirian, laki-laki juga harus mendukung tujuan ini, kalau tidak, istri, saudara perempuan, ibu, dan teman mereka tidak akan berhasil," tukasnya.