Pramono Anung Tak Sesali Cuitan Lama Bernada Seksis, Sebut Cuma Guyonan

28 Agustus 2024 18:05 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bacagub Jakarta Pramono Anung memberikan keterngan kepada wartawan usai melakukan pendaftaran sebagai bacagub dan bacawagub Jakarta di Gedung KPU Daerah Jakarta, Rabu (28/8/2024). Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bacagub Jakarta Pramono Anung memberikan keterngan kepada wartawan usai melakukan pendaftaran sebagai bacagub dan bacawagub Jakarta di Gedung KPU Daerah Jakarta, Rabu (28/8/2024). Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Bakal calon gubernur DKI Jakarta sekaligus Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo buka suara soal twit lamanya di akun X (dulu Twitter) yang dikorek netizen seiring pencalonannya pada kontestasi Pilkada 2024. Cuitan Pramono di tahun 2010-2011 itu bernada seksis dan misoginis.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya mengenai twit bernada seksis itu, Pramono tidak menampik bahwa cuitan tersebut benar ditulis olehnya. Pramono bahkan mengatakan dirinya bertanggung jawab penuh atas cuitan-cuitan lamanya.
Namun ia mengaku tak menyesali pernah menuliskan twit-twit tersebut. Ia berkilah bahwa Twitter di tahun-tahun itu digunakan netizen untuk saling melempar candaan.
Pramono mengibaratkan Twitter di era 2010 serupa dengan TikTok di era sekarang yang sama-sama berisi konten candaan. Sehingga menurutnya tidak relevan untuk menilai cuitan lamanya di era saat ini. Sama seperti konten TikTok di era saat ini juga kemungkinan tidak akan relevan dilihat pada 15 tahun ke depan.
Menurutnya, konteks guyonan itu ia tekankan melalui penggunaan tagar 'nyantai ah' di setiap twit yang ia unggah.
ADVERTISEMENT
"Apa yang saya sampaikan di Twitter saya itu lebih pakai hashtag nyantai ah dan itu semuanya tentang bercandaan yang ramai dan saya yakin semua pada generasi itu melakukan hal yang sama. Jadi itulah yang terjadi pada saat itu," ujarnya.
Pasangan Cagub dan Cawagub Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno tiba di KPU Jakarta, Rabu (28/8/2024). Foto: Syawal Darisman/kumparan
Sekali lagi Pramono menekankan dirinya tak menyesali cuitan-cuitan berbau seksis tersebut. Sebab menurutnya cuitannya tidak merujuk pada hujatan atau kalimat yang merendahkan orang lain. Cuitannya juga diklaim tidak mengandung unsur pornografi.
"Karena saya tidak sama sekali pernah untuk menghujat orang, merendahkan orang, kemudian juga pornografi, nggak ada. Bahwa kemudian ada kata-kata yang sedikit guyonan memang ada. Dan saya itu bertanggung jawab pada hal itu," ujarnya.
Sejumlah cuitan Pramono yang dinilai seksis dan misoginis di antaranya:
ADVERTISEMENT
"Kesamaan LOKET dan TOKET.. Kalau pengen tahu sama2 DIINTIP.. #nyatai ah." pada 12 November 2010
"Cewek berbaju seksi itu aneh, dilihatin dibilang kita kurang ajar, kalau kita cuekin, dibilang kita homo #Nyantai ah..," pada 8 Oktober 2011.

Seksis dan Misogini adalah bentuk diskriminasi terhadap perempuan

Ilustrasi perempuan menenangkan korban pelecehan seksual. Foto: Hananeko_Studio/Shutterstock
Ladies, cuitan Pramono Anung di medio 2010 silam ramai dibahas netizen sebab dinilai seksis dan misoginis. Dikutip dari Komnas HAM, perilaku seksisme adalah bentuk diskriminasi berdasarkan gender berupa pemikiran yang percaya bahwa laki-laki itu lebih superior dibandingkan perempuan.
Sedangkan misogini adalah bentuk diskriminasi terhadap gender perempuan yang melibatkan kebencian. Keduanya bertentangan dengan prinsip HAM yaitu kesetaraan dan nondiskriminasi.
Mirisnya, perilaku seksis dan misogini ini masih berkembang subur di masyarakat dan sering kali terselubung dalam bentuk bahasa humor atau guyonan.
ADVERTISEMENT
Secara linguistik, humor seksis adalah bahasa untuk mendiskriminasi salah satu gender yang dianggap lebih rendah dari gender yang lain. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa perempuan lah yang kerap direndahkan dalam bahasa humor seksis.
Di sisi lain, bahasa merupakan suatu hal yang penting, Ladies. Bahasa dapat membentuk nilai-nilai masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa bahasa seksis adalah bagian dari sistem patriarki dan budaya misogini yang sesungguhnya merugikan perempuan.
Womankind WorldWide menuliskan bahwa jika kita sebagai masyarakat, menerima dan mengizinkan bahasa seksis, maka kita sama saja sedang mengirimkan pesan bahwa merendahkan perempuan adalah tindakan yang boleh saja dilakukan. Apabila hal itu dilanggengkan, dikhawatirkan tindakan pelecehan dan kekerasan verbal akan semakin dianggap wajar bagi sebagian orang.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, bahasa seksis dan misogini adalah tindak tutur yang sama sekali tidak dapat diterima, Ladies, termasuk saat seseorang berdalih itu hanya guyonan.