Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Sejarah Revlon, Brand Kosmetik Raksasa yang Baru Ajukan Permohonan Bangkrut
19 Juni 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Ladies, pada pekan ini, kabar mengejutkan datang dari salah satu brand kosmetik raksasa asal Amerika Serikat, Revlon . Revlon dikabarkan melayangkan permohonan bangkrut pada Rabu (15/6) malam waktu setempat usai terlilit utang hingga USD 31,3 miliar (setara dengan Rp 49 triliun dalam kurs saat ini).
ADVERTISEMENT
Permohonan bangkrut merupakan sebuah proses hukum yang dapat mengizinkan sebuah perusahaan untuk terus beroperasi, sembari mencari jalan untuk membayar utang-utang yang membebani. Mengutip CNN, permohonan bangkrut ini disebabkan oleh gangguan rantai pasok serta inflasi. Revlon pun akan menerima bantuan dana sebesar USD 575 juta untuk membantu berjalannya operasional sehari-hari.
Sebagai pencinta makeup dan skin care, Ladies mungkin sudah familiar dengan Revlon dan produk-produknya. Brand raksasa yang berdiri 90 tahun lalu ini terkenal dengan koleksi lipstik—terutama lipstik merah yang ikonis; kuteks atau pewarna kuku; lini parfum Charlie; hingga produk makeup untuk complexion seperti foundation.
Nah, Ladies mungkin penasaran dengan sejarah panjang brand kosmetik asal Amerika Serikat ini, mulai dari awal terbentuknya brand ini hingga melejitnya produk-produk Revlon. Untuk itu, simak penjelasan yang telah kumparanWOMAN rangkum dari The Guardian dan Daily Mail berikut ini, ya.
ADVERTISEMENT
Awal terbentuknya Revlon
Pada 1 Maret 1932, dua bersaudara Charles dan Joseph Revson, bersama dengan seorang ahli kimia bernama Charles Lachman untuk pertama kali mendirikan brand Revlon. Nama brand ini diambil dari nama belakang Revson, dengan huruf ‘S’ diganti dengan huruf ‘L’ yang diambil dari nama belakang Lachman.
Di tengah-tengah era Depresi Besar di Amerika Serikat, ketiga pendiri Revlon pun meluncurkan produk pertamanya, yaitu kuteks atau pewarna kuku dengan menggunakan bahan pigmen—berbeda dengan pewarna kuku lainnya yang memakai bahan lainnya. Kuteks warna merah milik Revlon saat itu seketika menjadi hit di kalangan masyarakat AS.
Menyusul kesuksesan kuteks merah mereka, Revlon meluncurkan koleksi kuteks dalam warna-warna lain dan mulai menjualnya di department store besar. Hanya dalam kurun waktu setahun, Revlon sukses menjadi perusahaan yang bernilai hingga puluhan juta dolar.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1940-an, Revlon menambah satu koleksi produk kosmetik baru: Lipstik. Koleksi lipstik Revlon ini terinspirasi dari seorang perempuan yang tidak mengenakan warna lipstik dan kuteks yang matching, sehingga mendorong Charles Revson untuk meluncurkan koleksi lipstik dengan konsep “matching lips and fingertips.”
Memasuki 1950-an, Revlon menjual produk-produknya yang laku keras itu ke seluruh dunia, termasuk Italia, Jepang, Prancis, Argentina, hingga Meksiko.
Mencapai puncak kesuksesan
Setelah menjual lipstik dan kuteks yang sukses besar, Revlon pun berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk kecantikan lainnya, mulai dari parfum, deodoran, sampo dan kondisioner, hingga berbagai koleksi makeup baru. Salah satu produk yang diluncurkan Revlon, yakni parfum Charlie pada 1973, seketika menjadi brand parfum nomor satu di dunia pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Nama Revlon kian melejit usai mereka menjadi brand kecantikan pertama di Amerika Serikat yang memiliki model kulit hitam. Naomi Sims menjadi model dalam iklan-iklan Revlon di tahun 1970.
Selanjutnya, Revlon pun meluncurkan koleksi makeup yang ditujukan khusus untuk perempuan-perempuan kulit hitam—perusahaan pertama di AS yang melakukan hal tersebut. Pada tahun 1979, Revlon menjadi perusahaan bernilai USD 1 miliar.
Memasuki 1980-an, Revlon semakin dikenal dengan kampanye-kampanye yang dibintangi oleh supermodel pada masanya, seperti Iman, Claudia Schiffer, Cindy Crawford, dan Christy Turlington. Selanjutnya, selebriti-selebriti papan atas lainnya turut menjadi wajah dari brand ini, seperti Halle Berry, Julianne Moore, Eva Mendes, Audrey Hepburn, dan Jaime King.
Hingga tahun 1990-an, Revlon masih tetap eksis—terbukti dengan perusahaannya berhasil memasuki pasar saham pada 1996 dan peluncuran lini lipstik Revlon ColorStay, lipstik yang disebut sebagai lipstik non-transfer pertama pada 1991.
ADVERTISEMENT
Kemunduran Revlon
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, kesuksesan besar Revlon perlahan disambut dengan kemunduran. Salah satu faktornya adalah kemunculan rival-rival bisnis besar seperti Estee Lauder dan Cover Girl yang mulai menyemarakkan dunia makeup di Amerika Serikat pada 1980-an.
Di masa kejayaannya, Revlon menjadi salah satu brand kosmetik pertama yang mengumumkan bahwa mereka tidak melakukan pengujian terhadap hewan. Ini tentunya disambut dengan respons positif. Namun, pada 2011, organisasi pelindungan hewan AS, PETA, mengungkap ternyata Revlon membayar laboratorium di China untuk melakukan pengujian kosmetiknya pada hewan.
Usai kabar tersebut mencuat, Daily Mail melaporkan bahwa Revlon mengumumkan penutupan pabrik-pabriknya di China, efektif mem-PHK hingga lebih dari 1.000 karyawan.
Upaya Revlon dalam meningkatkan penjualan sempat berhasil setelah mereka membeli perusahaan Elizabeth Arden dan Cutex pada 2016, tetapi keberhasilan tersebut hanya berlangsung sementara. Revlon kembali “digempur” oleh kemunculan brand-brand makeup besar lainnya di bawah nama selebriti ternama, seperti Kylie Cosmetics milik Kylie Jenner dan Fenty Beauty milik Rihanna.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 pun semakin memperburuk situasi. Pembatasan kegiatan dan pemakaian masker membuat kepopuleran makeup menurun, termasuk lipstik. Pada tahun 2020, Revlon berhasil menghindari pengajuan permohonan bangkrut setelah melakukan perjanjian dengan pihak yang diutangi.
Selain itu, kekacauan pada rantai pasok global seperti kekurangan bahan baku dan meningkatnya harga bahan baku, juga membuat Revlon kesulitan. Hingga akhirnya, Revlon memutuskan untuk melayangkan permohonan bangkrut (Chapter 11 bankruptcy protection) pada pertengahan Juni 2022.
Nah, Ladies, produk kosmetik Revlon manakah yang menjadi favorit kamu selama ini?